Minggu, 27 November 2011

SUKSES JEMAAT, SUKSES PARA PELAYANANYA 1Tesalonika 3:1-13)

 
Sukses adalah pencapaian yang menyenangkan dalam setiap pelayanan rohani. Namun sukses yag dimaksud berbeda dengan kesuksesan duniawi atau yang dibayangkan sebagian besar manusia pada umunya. Sukses dalam hal rohani ialah terpenuhinya pencapaian pertumbuhan, baik jemaat maupun para pelayannya, yang mana mereka semua bangga atau puas dengan hal itu.
Paulus dalam ayat ini (1Tes. 3:1-5) jelas sekali mengutamakan sukses rohani jemaat terlebih dahulu baru ia menyadari pelayanannya sukses dengan berkata: “...Timotius datang kembali dari kamu dan membawa kabar yang menggembirakan...” (3:6a). Disini terlihat betapa sukacitanya Paulus ketika ia mendengar kabar yang sangat ia nanti-nantikan. Betapa tidak demikian, sebab dialah perintis pelayanan tersebut, sehingga penting baginya untuk memastikan pelayanan di Tesalonika berjalan baik dan jemaat bertumbuh dalam kerohanian. Tiga belas ayat dalam 1Tesalonika 3:1-13 terangkum dalam ayat 6 yang merupakan inti perenungan saya. Sehingga kita akan lebih fokus pada ayat 6.

Ada beberapa pilar untuk menopang “SUKSES JEMAAT DAN PARA PELAYANNYA”.

1.    Membangun iman yang Kokoh.
Frasa pertama dalam ayat 6 menyebutkan bahwa Paulus bergembira mendengar kabar tentang iman jemaat Tesalonika. Tentunya jika Paulus gembira maka kabar tentang iman jemaat Tesalonika tidak mengecewakan. Saya melihat disini Paulus merasa pelayanannya di Tesalonika tidaklah sia-sia. Pelayanan di kota tersebut sukses, dan pula itu menjadi suksesnya jemaat Tesalonika dalam iman mereka. Iman inilah yang terus dibangun, baik oleh Paulus maupun oleh rekan pelayan yang lain (ay.10).
Saya yakin Paulus adalah Hamba Tuhan yang bertanggung jawab, bukan hanya mendirikan jemaat, tetapi juga ketika dia sudah tidak lagi di sana, dia masih mencari tahu bahkan dia kuatir mengenai keadaan mereka sehingga dia berkata “kami tidak dapat tahan lagi” (1), “tidak dapat tahan lagi” (5). Frasa tersebut menunjukkan betapa Paulus, bukan sekedar terkenang akan orang-orang yang dia layani, tetapi emosi dan pikirannya terlibat.
Seringkali kita terkenang akan orang yang pernah kita layani, mengingat mereka, namun adakah kita seperti Paulus, yang bukan hanya terkenang, tetapi berpikir dan mengupayakan pertumbuhan iman mereka yang pernah ia layani sehingga dia mengutus Titius untuk melayani terlebih untuk mengukur bagaimana pertumbuhan iman jemaat Tesalonika. Hendaklah kita sebagai Tubuh Kristus yang pernah melayani sesama orang percaya, yang pernah terlibat pemenangan jiwa, yang pernah terlibat dalam pelayanan kategorial di gereja, atau apapun keterlibatan anda dalam Tubuh Kristus menyadari betapa pentingnya membangun iman yang kokoh di antara kita. Seperti Petrus  pernah berkata: “justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan, dan kepada pengetahuan penguasaan diri, dan kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, dan kepada kesalehan kasih akan saudara, dan kasih akan saudara kasi aka semua orang.” Iman perlu mengalami pertumbuhan, baik itu jemaat-jemaat dan pelayan-pelayan Tuhan.

2.    Membangun Kasih yang Murni.
Dalam ayat 6 ini juga Paulus menyebut satu kata “kasihmu” sebagai hal yang membuat ia bergembira. Kasih adalah ajaran yang populer dalam tulisan Paulus. Ketika Paulus menasihati supaya jemaat Tesalonika bertumbuh dalam kasih, ia sendiri menjadikan dirinya sebagai teladan dalam hal kasih (ay.12). untuk membangun kasih yang murni Paulus mulai dengan dirinya. Kita dapat melihat bagaimana kasih dan perhatian Paulus kepada jemaat. Tidak pernah ia menjadi beban bagi mereka. Tidak pernah ia menuntut sesuatu dari mereka yang ia layai. Paulus berjuang dan bekerja keras sendiri dengan tidak memusingkan kehidupannya sendiri. Ini semua ia lakukan karena ia sangat mengasihi jemaat yang ia layani.
Kasih ini mencakup dua hal umum:
  •   Kasih kepada sesama anggta Tubuh Kristus (ay. 12). Ini merupakan prioritas kasih orang percaya, seperti juga Paulus menasihati jemaat di Galatia untuk mengasihi terutama saudara seiman terlebih dahulu (Galatia 6:10). Ini harus menjadi perhatian orang percaya, mengingat tidak jarang dijumpai orang percaya kurang care kepada sesama orang percaya, tapi kepada orang tidak percaya lebih. Ini bukan mengajarkan tidak mengasihi sesama manusia, namun berbicara prioritas utama kasih kita.
  •   Kasih terhadap semua orang (ay.12). kasih kepada sesama manusia jangan pernah diabaikan. Sangatlah penting untuk mengasihi sesama siapa pun dia.

3.    Membangun Kenangan yang Manis.
Suatu kenangan merupakan ingat-ingatan tentang masa lalu yang menyenangkan maupun tidak. Kenangan atau ingatan peristiwa masa lalu dapat menjadi dorongan bagi orang percaya untuk membangun langkah-langkah pelayanan ke depan dengan lebih baik. Dalam ayat 6 ini Paulus mengatakan “kamu selalu menaruh kenang-kenangan yang baik akan kami”. Disini kita melihat bahwa suksesnya jemaat dan pelayannya terbangun ketika ada kenangan baik tentang pelayanan di masa lalu. Hal-hal kurang baik mungkin saja pernah terjadi dan masih terngiang dalam ingatan masing-masing anggota jemaat. Namun dalam hal ini Paulus TIDAK membangun kenangan yang pahit, dan mengingat-ingat hal buruk yang pernah terjadi dalam pelayanan di masa lalu.
Sering kita mendengar jemaat menolak pelayanan seorang pelayan karena ingat akan hal-hal buruk padanya di masa lampau. Jika itu terjadi ini akan menjadi penghambat bagi tercapainya sukses dalam jemaat.
Jadi janganlah kita membuat kenangan akan hal buruk dalam pelayanan, melainkan jadikan hal-hal baik sebagai kenangan yang indah yang menggembirakan ketika kita mengingat-ingatnya.


Refleksi:

SUKSES JEMAAT, SUKSES PARA PELAYANNYA. Ini dapat terwujud apabila semua komponen membangun iman yang kokoh, dan kasih yang murni, serta membangun kenangan akan hal-hal positip untuk memotivasi pergerakan pelayanan pada kekinian.
Tuhan Yesus memberkati.
(>YB<)

Μακάρι να ενισχύσει τις καρδιές σας, να είναι άμεμπτη και άγια ενώπιον του Θεού και Πατέρα μας, με την έλευση του Ιησού, τον Κύριό μας, με όλους τους αγίους

Tidak ada komentar:

DOKTRIN KRISTUS (KRISTOLOGI)

PANDANGAN KONTEMPORER TENTANG KRIST US A.       Ebionisme: “Yesus manusia biasa, diangkat menjadi Mesias karena kesalehan.” Go...