DOKTRIN KESELAMATAN (SOTERIOLOGI)



PEREDAAN MURKA : MEMANDANG ALLAH

Kata peredaan murka dalam bahasa Inggris, propitiation, berasal dari kata dalam bahasa Latin, yang berarti menjadikan senang, meredakan. Propitiation adalah suatu persembahan, tindakan, atau korban yang membuat kuasa yang memerintah bersifat baik terhadap si pembuat kesalahan.
Sinonim bagi kata propitiation:
1.      Atonement (penebusan, pendamaian) aslinya berarti reconciliation atau tindakan membawa mereka yang saling menjauh ke dalam kesepakatan, kini terutama digunakan sebagaimana dalam teologi, dengan pengertian suatu persembahan, korban, atau penderitaan yang memadai untuk mendapatkan pengampunan atau imbalan bagi suatu pelanggaran.
2.      Expiation  (penebusan) adalah kemampuan bertahan dan melewati hukuman penuh dari suatu kesalahan atau kejahatan.
3.      Satisfaction (pemuasan, pemenuhan tuntutan) berarti pemberian hukuman memadai sepenuhnya terhadap kesalahan yang dilakukan.
Propitiation meredakan si pemberi hukum; satisfaction memenuhi tuntutan hukum.
Dalam KJV kata propitiation muncul tiga kali saja:
1.    Roma 3:25
Pada ayat ini propitiation merupakan terjemahan dari kata dalam bahasa Yunani, hilasterion.
2.    1 Yohanes 2:2; 4:10 (TB: pendamaian)
Pada kedua ayat ini kata , merupakan terjemahan dari kata hilasmos.
Dalam Ibrani 9:5 kata hilasterion digunakan untuk menggambarkan tutup pendamaian yang menutupi tabut perjanjian dan yang di atasnya darah dipercikkan sekali setahun pada hari penebusan. Kata kerjanya, hilaskomai, muncul dua kali:
1.    Lukas 18:13 yang di dalamnya si pemungut cukai berdoa, “Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini,” 
2.    Ibrani 2:17: “untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.”
Untuk memahami peredaan murka dalam Alkitab kita harus memahami pelambangan kemah suci. Tutup pendamaian adalah tutup tabut perjanjian, terbuat dari emas murni, dengan dua kerub berdiri di kedua ujungnya dan melihat ke bawah, ke bagian atas tutup pendamaian.
Kata Ibrani untuk tutup pendamaian adalah kapporeth atau tutupan, dari akar kata yang sama yang dalam KJV diterjemahkan atonement (penebusan, pendamaian) di sepanjang Perjanjian Lama. Tutup pendamaian bukan sekadar tutup tabut perjanjian tapi juga menutupi isi tabut perjanjian, yakni Hukum Allah.
Kerubim pertama kali terlihat dalam Alkitab sebagai penjaga pohon kehidupan di taman Eden setelah Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa dan diusir dari sana. Emas biasanya digunakan sebagai lambang kebenaran Allah. Dapat dimaknai para penjaga kebenaran Allah melihat ke Hukum yang benar dari Allah tetapi hukum tersebut telah dilanggar umat Allah, Israel, yang mendatangkan konsekuensi hukuman Allah. Tetapi Allah dalam kemurahan-Nya kemudian turun tangan dan menyediakan suatu korban, yang darahnya apabila dipercikkan ke atas tutup emas tabut akan mengubah tutup itu menjadi tutup pendamaian. Sehingga, ketika kerubim melihat ke bawah kepada hukum yang dilanggar mereka melihat darah yang menyela, yang telah sepenuhnya memenuhi tuntutan kebenaran Allah. Allah telah diredakan murka-Nya dan kini bebas memberi rahmat-Nya kepada orang yang seyogianya dihukum. Karena itu Paulus menyerukan,
Dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus. Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus” (Roma 3:24-26).

Pada sepanjang dispensasi Perjanjian Lama hanya Imam Besar yang dapat betemu dengan Allah sebagai wakil bangsa itu, dan hanya sekali dalam setahun. Tetapi Kristus telah membuka jalan yang baru serta hidup ke ruang mahasuci melalui darah-Nya (lihat Ibrani 9:6-12; 10:19-22), sehingga penyembah perorangan dapat datang dengan penuh keberanian ke hadapan Allah untuk bertemu dengan-Nya (Ibrani 4:16).
Takhta kebenaran telah menjadi takhta kasih karunia; takhta keadilan telah diubah menjadi takhta rahmat (mercyseat, kata yang dipakai dalam KJV untuk tutup pendamaian). Dan Kristus telah diajukan sebagai Mercyseat, Takhta Rahmat itu. Dialah Hilasterion dan Hilasmos tersebut.
Agama manusia alamiah memandang Allah murka terhadap pendosa dan pendosa harus melakukan sesuatu untuk meredakan Allah. Alkitab mengetengahkan Allah yang sungguh berbeda. Kepada kita dikatakan bahwa ketika kita masih berdosa Allah telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita dan Kristus telah mati bagi kita (Roma 5:8).
Walaupun manusia telah menjauhkan dirinya dari Allah, dan Allah tidak dapat melihat dosa tanpa menghakiminya, Allah tidak memerlukan sesuatu untuk dilakukan kepada-Nya guna mendapatkan perkenanan-Nya. Ia sendiri memberi diri-Nya sebagai pemenuhan tuntutan atas dosa-dosa manusia, Ia malah meminta manusia untuk didamaikan dengan-Nya melalui karya yang telah dituntaskan Kristus, bukan hanya bagi dosa orang percaya, atau orang pilihan, tetapi juga bagi seluruh dunia (1 Yohanes 2:2).  1Yohanes 4:10, “Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” menguatkan pernyataan bahwa keselamatan, dengan peredaan murka merupakan salah satu unsurnya saja, adalah berasal dari Allah.
Doa si pemungut cukai dalam Lukas 18:13 telah banyak disalahpahami. Ayat ini menjadi kegemaran banyak penginjil yang meminta para petobat baru untuk berdoa, “Ya Allah, kasihanilah aku  orang berdosa ini, dan selamatkanlah aku, demi Kristus.”Kata kasihanilah adalah, kiranya diredakan murkanya. Dapatkah pendosa meminta kepada Allah untuk diredakan murka- Nya terhadapnya? Secara dispensasional, ini doa yang cocok bagi si pemungut cukai, yang membawa hewan korbannya dan berdoa kiranya Allah berkenan menerima persembahannya sebagai suatu pereda murka atas dosa-dosanya, tetapi kemudian Allah telah menyediakan pereda murka yang lengkap dan sempurna. Tidak perlu lagi sekarang ini meminta Allah untuk berbaik hati; Ia telah berbaik hati. Yang harus dilakukan pendosa hanyalah menerima hal yang telah Allah sediakan.


PENEBUSAN MEMANDANG DOSA

Tiga ajaran dasar Keselamatan adalah Penebusan, yang memandang dosa; Pendamaian, yang memandang manusia; dan Peredaan Murka, yang memandang Allah.

Penebusan dalam Perjanjian Lama
Disebutkan sebanyak 139 kali. Seringkali berkenaan dengan barang-barang. Bebrapa tulisan paling awal menganai penabusan  di Perjanjian Lama:
1.    Ayub 19:25                     : penebusnya (Allah)
2.    Keluaran  6:6; 15:13     : Allah menebus Israel keluar Mesir
3.    Bil 3:49                            : mengenai uang tebusan
4.    Yes 52:3                         : masa depan  penebusan Israel, mengingatkan kita pada 1Petrus 1 : 18-19
5.    Mzm 49:8-10                  : ketidak mungkinan sesorang menebus atau memberikan tebusan

Sanak Penebus sebagai lambang
Penebusan  klasik dalam  kitab Rut, tidak berkaitan dengan jiwa manusia tapi sebidang tanah. Naomi kehilangan suami dan anak-anak laki-lakinya lalu kembali ke Bethlehem. Rut seorang wanita Moab adalah menantunya, ikut bersama Naomi. Naomi punya sanak dari pihak suaminya (alm) yaitu Boas. Boas bertemu dengan Rut saat Rut memungut jelai yg terlewat dituai. Rut mengajukan supaya Boas menebus tanah bapak mertuanya (alm).  Bagian dari tawaran tersebut adalah siapapun yang menebusnya harus mengambil Rut menjadi istri. Boas bersedia melakukannya, jika orang lain, yang lebih dekat sebagai sanak, menolak melakukannya.
Bagian dari penawaran yang dilakukan adalah bahwa siapa pun yang menebus tanah tersebut harus mengambil Rut sebagai istrinya untuk menegakkan nama orang yang telah meninggal itu di atas harta peninggalannya.
Sanak terdekat tidak dapat melakukannya sehingga Boas menerima penawaran tersebut. Anak Rut dan Boas adalah Obed, yang merupakan kakek Raja Daud.


Berdasarkan cerita tersebut, syarat penebus :
1.    Harus sanak
Kristus menjadi sanak manusia melalui inkarnasi
2.    Harus cukup kaya untuk membayar penebusan
Penebusan oleh kristus : telah dibayar dengan darah-Nya yang mahal
3.    Sanak terdekat mendapat prioritas untuk menebus sanak lainnya jika ia sanggup menebus
Sanak terdekat merupakan lambang bagi Hukum (Taurat) yang punya klaim prioritas bagi pendosa, tapi tidak dapat menebus
4.    Orang yang sanggup menebus harus mau  melakukan tindakan menebus

Tuhan Yesus memenuhi keempat persyaratan tersebut. Kisah tersebut menjadi lambang karena tempat kejadiannya di Bethlehem dan puncak ceritanya adalah Raja Daud.

Kata-kata penebusan dalam Perjanjian Baru
1.    Agorazo: tempat berjual beli (pasar) dan membeli di pasar.
Kata tersebut digunakan bagi penebusan rohaniah dalam ayat-ayat berikut:
a. 1 Korintus 6:20; 7:23: “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.”
b. 2 Petrus 2:1: “menyangkal Penguasa yang telah menebus mereka.”
c.  Wahyu 5:9: “Engkau telah disembelih dan dengan darah-Mu Engkau telah membeli mereka bagi Allah ....”
d. Wahyu 14:3, 4: “seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu .... Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.”
2.    Exagorazo: Kata ini bukan hanya berarti membayar harganya, tetapi juga menebus, membeli dari pasar, mengambil alih dari kuasa pihak lain.
Digunakan dua kali berkenaan dengan Kristus menebus atau  melepaskan manusia dari kuasa Hukum yang berkenaan dengan Musa.
a.   Galatia 3:13: “Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: ‘Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib.’”
b.  Galatia 4:5: “Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.”
3.    Lutro: membebaskan melalui pembayaran tebusan .
Kata kerjanya muncul tiga kali.
a.  Lukas 24:21: “Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk membebaskan bangsa Israel.”
b.  Titus 2:14: “Yang telah menyerahkan diri-Nya bagi kita untuk membebaskan  kita dari segala kejahatan dan untuk menguduskan bagi diri-Nya suatu umat, kepunyaan-Nya sendiri, yang rajin berbuat baik.”
c.   1 Petrus 1:18, 19: “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus.”
Kata benda lutron digunakan dua kali, Matius 20:28 dan Markus 10:45, “untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”
Kata benda lutrosis digunakan tiga kali:
a.    Lukas 1:68: “Terpujilah Tuhan, Allah Israel, sebab Ia melawat umat-Nya dan  membawa kelepasan baginya.”
b.    Lukas 2:38: “datanglah ia ke situ ... dan berbicara tentang Anak itu kepada semua orang yang menantikan kelepasan untuk Yerusalem.”
c.    Ibrani 9:12: “dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus ... dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal (bandingkan frasa terakhir dengan KJV, obtained eternal redemption for us, menghasilkan kelepasan kekal bagi kita).
4.    Apolutrosis:  kelepasan yang terjadi karena pembayaran tebusan, digunakan sembilan kali berkenaan dengan penebusan dari dosa.
a.   Lukas 21:28: “Apabila semuanya itu mulai terjadi, bangkitlah dan angkatlah mukamu, sebab penyelamatanmu sudah dekat.”
b.  Roma 3:24: “dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”
c.   Roma 8:23: “menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.”
d.  1 Korintus 1:30: “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam KristusYesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan dan menebus kita.”
e.  Efesus 1:7: “Sebab di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan dosa, menurut kekayaan kasih karunia-Nya.”
f.    Efesus 1:14: “sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah.”
g.  Efesus 4:30: “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.”
h.  Kolose 1:14: “di dalam Dia kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.”
i.    Ibrani 9:15: “Karena itu Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru, supaya mereka yang telah terpanggil dapat menerima bagian kekal yang dijanjikan, sebab Ia telah mati untuk menebuspelanggaran-pelanggaran yang telah dilakukan selama perjanjian yang pertama.”
Dapat disimpulkan bahwa Alkitab mengetengahkan keadaan manusia yang pada dasarnya telah berada di bawah kuasa dosa, dan dari keadaan tersebut ia sendiri tidak berdaya membebaskan dirinya. Untuk membebaskan manusia,suatu tebusan harus dibayar.
Paulus dalam Roma 7:14 mengatakan bahwa dia bersifat daging dan terjual di bawah kuasa dosa. Namun telah dibebaskan dari perbudakan tersebut melalui penebusan yang telah Kristus sediakan.

Kepada siapa tebusan dibayar?
1.    Ada anggapan bahwa kristus membayar tebusan kepada iblis, dengan alasan bahwa manusia diperhambakan kepada iblis, namun tidak ada transaksi demikian dslsm Alkitab, tidak ada perundingan Kristus dengan iblis dan  tidak ada yang dapat dituntut iblis dari manusia.
2.    Kristus tidak membayar tebusan kepada dosa, karena manusia memiliki natur berdosa sehingga melukai Hukum Allah.
3.    Paulus mengatakan bahwa kita telah ditebus dari kutuk hukum Taurat (Galatia 3:13).
“Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat. Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita” (1Korintus 15:56, 57).

Prinsip Paulus, hukum berkuasa atas seseorang selama orang itu hidup dan bahwa kematian adalah satu-satunya hal yang dapat membebaskan manusia dari hukum. Tetapi bagaimana kita mati? Paulus berkata, “Sebab itu, saudara-saudaraku, kamu juga telah mati bagi hukum Taurat oleh tubuh Kristus” (Roma 7:4). Orang percaya telah mati ketika tubuh Kristus tergantung di kayu salib. Untuk apa kita mati? Roma 7:4, “supaya kamu menjadi milik orang lain, yaitu milik Dia, yang telah dibangkitkan dari antara orang mati, agar kita berbuah bagi Allah.”Dengan semua ini Hukum Allah tetap berdiri dengan segala kebenarannya, tetapi hubungan Paulus dengan hukum tersebut telah berubah. Paulus tidak lagi berada dibawah kuasa dan kutuk hukum itu.

Galatia 5:1 menyebutkan, “Supaya kita sungguh- sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan” dan Galatia 5:13 “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka”. Tetapi Paulus mengatakan dirinya sebagai hamba Yesus Kristus. Perlambang mengenai hamba yang merdeka ada dalam Keluaran 21:1-11. “Kristus tidak mau menahan dalam perhambaan, hamba-hamba yang tidak berkemauan penuh”. Menjadi hamba kristus adalah pilihan berdaasarkan kasih kepada Kristus.

ASPEK  MASA DEPAN PENEBUSAN
Tebusan sudah dibayar lunas dan orang percaya sekarang ini telah mengalami penebusan. Termasuk juga ciptaan itu sendiri. Dalam Roma 8 disebutkan “Karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama  mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin. Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.”

Masa depan penebusan disebut pengangkatan sebagai anak, disebut “hari penyelamatan” dalam  Efesus 4:30, dan dalam Efesus 1:13, 14,  kepada kita dikatakan orang percaya telah dimeteraikan dengan Roh Kudus sebagai tanda milik-Nya, sampai pada penebusan terhadap milik yang telah dibeli tersebut.
Hari penebusan itu, bagi orang percaya dalam Tubuh Kristus akan terjadi pada saat pengangkatan,  yakni ketika Kristus datang dari surga untuk mengangkat anggota-anggota Tubuh-Nya bertemu dengan-Nya di angkasa.

Dalam dispensasi lain, Lukas 21:28 menyebutkan penebusan  pada masa mendatang terjadi setelah masa orang bukan Yahudi berlalu, pada akhir masa Tribulasi, ketika Kristus datang ke dunia untuk mendirikan Kerajaan Milenial-Nya. Petrus menyebutnya sebagai “waktu pemulihan segala sesuatu, seperti yang difirmankan Allah dengan perantaraan nabi-nabi-Nya yang kudus di zaman dahulu” (Kisah Para Rasul 3:21). Milenium akan merupakan kelepasan besar dari kungkungan kerusakan sekarang. Setelah pemerintahan seribu tahun Kristus dan pemberontakan terakhir Iblis (Wahyu 20:7-10), Kristus akan menaklukkan musuh terakhir untuk dibinasakan, yakni maut atau kematian (1 Korintus 15:26), dan seluruh ciptaan pada akhirnya akan terbebas dari akibat dosa; dan penebusan, dalam keseluruhan pengertian kata tersebut, akan terpenuhi.















PEMETERAIAN, PENGANGKATAN SEBAGAI ANAK,
PENGURAPAN, DAN PENGUDUSAN

Roh Kudus adalah Pihak ke-Allahan yang aktif yang melahirkan kembali dan memberi hidup kekal kepada orang percaya serta melalui layanan baptisan-Nya Ia membuat orang percaya sebagai anggota Tubuh Kristus.  Keselamatan tidak sekadar pengampunan dosa, tetapi merupakan karya Ilahi yang kompleks yang melaluinya banyak hal terlaksana. Masing-masing karya Ilahi tersebut, akan menambah jaminan dan kepastian bahwa orang percaya memiliki kedudukan yang baru dan kekal di dalam Kristus.

PEMETERAIAN
·    Meterai atau segel dimaksudkan untuk perlindungan, jaminan, dan pemeliharaan.
·    Kata meterai digunakan dalam sejumlah hal berbeda dalam Alkitab, seperti : gulungan kitab bermeterai tujuh dalam kitab Wahyu, atau sunat sebagai meterai kesungguhan kebenaran iman Abraham.
·    Hanya ada tiga tempat dalam Alkitab yang menunjuk kepada pemeteraian sebagai pekerjaan Roh Kudus :
1)    “Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu
di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita” (2 Korintus 1:21, 22).
2)    “Di dalam Dia kamu juga karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya” (Efesus 1:13, 14).
3)    “Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan” (Efesus 4:30).
·    Pemeteraian oleh Roh Kudus terjadi saat percaya, bukan setelah percaya seperti ditunjukkan KJV dalam Efesus 1:13 (KJV: in whom also after that ye believed, ye were sealed with that holy Spirit of promise, di dalam dia juga setelah kamu percaya, kamu dimeteraikan dengan roh Kudus yang dijanjikan). Aorist Participle dari percaya di sini menandai tertentunya dan telah selesainya tindakan percaya tersebut (TB: ketika kamu percaya, dimeteraikan). Saat percayalah Roh Kudus melaksanakan pekerjaan tersebut.
·    Leon Tucker memberi analisis rangkap tujuh mengenai kebenaran ini:
1. Tempat Pemeteraian,—dalam Kristus, di dalam Dia.
2. Pribadi yang Memeteraikan,—Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.
3. Pribadi yang Dimeteraikan,—di dalam Dia kamu dimeteraikan.
4. Maksud Pemeteraian,—jaminan bagian kita.
5. Milik yang Dimeteraikan—kita milik Allah (KJV: the purchased possession, milik yang telah dibeli)
6. Jaminan Pemeteraian—menjelang hari penyelamatan (KJV: unto the day of redemption, sampai hari penebusan).
7. Pujian Pemeteraian—kemuliaan-Nya.
·    Cobern, sang ahli arkeologi, menyatakan, “Dimeteraikan (sphragizo ; Roma 15:28), dalam papirus berarti dilindungi kerajaan dan dikuasai untuk digunakan kerajaan.”
·    Pemeteraian Allah atas orang percaya adalah tanda kepemilikan Allah. Seperti telah dikatakan Paulus :
1)   “kamu bukan milik kamu sendiri, sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar” (1 Korintus 6:19, 20).
2)  kita “suatu umat kepunyaan-Nya sendiri” (Titus 2:14, KJV: a peculiar people, suatu umat khusus)
·    Pemeteraian adalah jaminan bagian kita. Allah telah memberi Roh Kudus-Nya kepada orang-orang percaya sebagai jaminan dan pertanggungan bahwa suatu hari kelak Ia akan menyelesaikan pekerjaan yang telah dimulai-Nya dan akan menebus pribadi orang percaya secara utuh, tubuh, jiwa, dan roh. Hari yang akan datang itu disebut hari pengangkatan sebagai anak atau hari penebusan (bandingkan Roma 8:23).
·    Pemeteraian Allah dilakukan atas orang percaya sampai pada hari penebusan, yang berarti bahwa tidak ada kuasa mana pun di jagat raya yang akan sanggup melepaskan meterai atau mengambil kepunyaan tersebut dari Allah.


PENGANGKATAN SEBAGAI ANAK
Dalam bahasa Inggris, kata adoption (adopsi) berarti “sonship” (status sebagai anak). Gambaran Alkitab tentang adopsi lebih kepada penempatan seorang anak yang merupakan bagian keluarga pada kedudukan hak istimewa dan wewenangnya ketika ia mencapai masa dewasa. Kebiasaan ini tercermin dari kisah anak yang hilang, yang kepadanya sang ayah membagi harta yang menjadi hak anak itu (Lukas 15:12).
·    Paulus manunjukkan bahwa Israel di bawah Taurat sama dengan seorang anak yang belum akil balig, yang dalam masa tersebut tidak berbeda dengan seorang hamba (Galatia 4:1-5). Setelah genap waktunya, dan Anak Allah telah datang membebaskan mereka yang berada di bawah Taurat, umat Allah dijadikan anak-anak-Nya, yakni mereka menerima adopsi atau pengangkatan sebagai anak.
·    Paulus menyatakan bahwa adopsi, bersama hak-hak istimewa lainnya, adalah milik Israel (Roma 9:4).
·    Status sebagai anak tidak diterapkan kepada Israel saja. Paulus menunjukkan dalam dispensasi sekarang semua orang percaya telah menerima adopsi atau status sebagai anak. Hal tersebut juga menggambarkan kebenaran umum dalam Roma 15:27, yakni bahwa sekarang ini orang bukan Yahudi telah dijadikan pengambil bagian dalam harta rohani orang Yahudi.
·    Pengaruh praktis dalam kehidupan Kristen : bahwa kita tidak pantas disebut anak-anak-Nya, dan tentu saja kita memang tidak pantas, namun melalui Kristus Allah telah memberikan kepada kita segala hak istimewa sepenuhnya sebagai anak, dan mengharapkan kita bertindak sebagai anak-anak Allah.
·    Kita telah menerima pengangkatan sebagai anak-Nya, dalam pengertian lain kita juga sedang menantikan pengangkatan sebagai anak, seperti ditunjukkan dalam Roma 8:23. Saat tibanya waktu adopsi itu, Allah menyempurnakan setiap orang percaya baik tubuh, jiwa, dan roh, dan akan menampilkan mereka di mata dunia sebagai anak-anak-Nya.
à Kolose 3:4, “Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan,”
à Efesus 2:7, “Supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.”


PENGURAPAN
Perjanjian Baru bahasa Yunani menggunakan tiga kata utama untuk pengurapan :
ü  Aleipho adalah kata yang umum untuk pengurapan tubuh dengan minyak.
ü  Murizo digunakan untuk pengurapan tubuh yang akan dikuburkan.
ü  Chrio dan kata bendanya Chrisma terbatas digunakan untuk pengurapan-pengurapan suci dan simbolik.
ü  Nama Kristus sendiri berarti Yang Diurapi.
Dalam Perjanjian Lama, pengurapan disebutkan sebanyak 140 kali berkaitan dengan para raja, imam, nabi, dan objek-objek suci. Daud disebut sebagai yang diurapi Tuhan sebanyak 12 kali dalam 1 Samuel saja.
Dalam versi Septuaginta-nya tertulis christos milik Tuhan atau kristus.
Dalam bahasa Ibrani kata tersebut adalah mashiach, mesias.
·    Pengurapan fisik raja atau imam menjadi lambang bagi pemisahan orang yang diurapi oleh Allah ke dalam jabatan khusus, serta pemberian kuasa dan wewenang kepadanya.
·    Walaupun raja di Israel disebut kristus atau mesias Tuhan, para nabi menyampaikan janji mengenai Orang tertentu yang masih akan datang yang akan menjadi Mesias ITU, Kristus ITU.
ü  Pertanyaan Herodes, “di mana Mesias akan dilahirkan” (Matius 2:4).
ü  “Tetapi karena orang banyak sedang menanti dan berharap, dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias” (Lukas 3:15).
ü  Yesus bertanya kepada orang-orang Farisi, “Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia? Kata mereka kepada-Nya: Anak Daud” (Matius 22:42).
ü  Paulus pergi ke sinagoge dan berbicara dengan orang Yahudi, ia menerangkan dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati” (Kisah Para Rasul 17:2, 3), setelah itu ia memperkenalkan Yesus sebagai Mesias yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama.
·    Lalu bagaimana Yesus menjadi Yang Diurapi, Kristus dari Allah? Petrus menyatakan, “Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan Roh Kudus dan kuat kuasa” (Kisah Para Rasul 10:38). Mi-nyak urapan dalam Perjanjian Lama adalah lambang untuk Roh Kudus. Yesus bukan diurapi dengan minyak, yakni lambangnya, tetapi dengan Roh Kudus, kenyataannya.
·    Roh Kudus yang diberikan ke dalam diri orang percaya disebut pengurapan:
ü Paulus menyatakan, “Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi” (2 Korintus 1:21).
ü Yohanes berkata, “Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya .... Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan yang telah kamu terima dari pada-Nya. Karena itu tidak perlu kamu diajar oleh orang lain. Tetapi sebagaimana pengurapan-Nya mengajar kamu tentang segala sesuatu dan pengajaran-Nya itu benar, tidak dusta dan sebagaimana Ia dahulu telah mengajar kamu, demikianlah hendaknya kamu tetap tinggal di dalam Dia” (1 Yohanes 2:20, 27).
Walaupun ada perbedaan tak terhingga antara Pribadi Kristus, anak kekal Allah, dengan diri kita, namun kita sebagai orang percaya juga disebut “anak-anak Allah” dan “kristus-kristus” (orang-orang yang diurapi).

PENGUDUSAN
Kata dalam Alkitab
Kata kerjanya hagiazo dalam KJV diterjemahkan sanctify (menguduskan), hallow (suci atau kudus), dan let be holy (kiranya dikuduskan). Kata bendanya, hagiasmos, diterjemahkan KJV holiness (kekudusan) dan sanctification (pengudusan). Kata sifat bentuk netralnya, hagion, diterjemahkan KJV sanctuary (tempat kudus), Holiest of all (Mahakudus), holiest (terkudus), dan holy place (tempat kudus). Kata sifatnya, hagios, diterjemahkan KJV holy (kudus) dan saints (orang-orang kudus).

Arti Pengudusan
·    Arti dasar pengudusan adalah pemisahan bagi Allah, pemisahan dari yang jahat, kondisi yang diakibatkan, atau tingkah laku yang sesuai dengan mereka yang telah dipisahkan.
·    KJV (Roma 1:7; 1Korintus 1:2) memberi kesan bahwa orang-orang percaya belumlah orang-orang kudus dengan menerjemahkan “called to be saints” (dipanggil untuk menjadi orang-orang kudus). Seharusnya berbunyi, “called saints” (dipanggil orang-orang kudus; TB: “dipanggil dan dijadikan orang -orang kudus,” dan “dipanggil menjadi orang-orang kudus”).
·    Dalam Alkitab, sebutan orang kudus adalah nama yang diberikan Allah bagi umat-Nya, sedangkan Kristen adalah nama yang diberikan manusia bagi orang percaya: “Di Antiokhia lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen” (Kisah Para Rasul 11:26).
·    Pengudusan bukan harus berarti tanpa dosa.
ü Paulus menujukan suratnya kepada orang-orang Korintus sebagai orang-orang kudus, namun jika seseorang membaca surat itu ia akan terkejut melihat betapa berdosanya orang-orang kudus tersebut. 
ü kata tersebut sering digunakan dalam Perjanjian Lama untuk benda tak bernyawa yang tidak dapat berbuat dosa.
·    Pengudusan tidak harus menyiratkan keadaan sudah selesai. Umat Israel perlu dikuduskan berulang-ulang kali.
·    Pengudusan tidak harus menyiratkan perbaikan kelakuan, karena Allah dikatakan dikuduskan dan disucikan, dan Ia senantiasa tak berubah.

Aspek Berbeda Pengudusan
1.  Pengudusan dalam hal Kedudukan.
·      Merupakan pekerjaan objektif Allah, bukan pengalaman subjektif orang percaya.
·      Pengudusan bukan berarti orang percaya harus suci dalam semua yang dilakukannya. Orang percaya adalah orang kudus karena telah dipisahkan dengan cara ditempatkan di dalam Kristus. Kedudukannya tersebut adalah kedudukan yang sempurna di hadapan Allah.
ü Kristus telah menjadi pengudusan bagi kita (1 Korintus 1:30, bandingkan KJV).
ü “Kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus” (Ibrani 10:10).
·      Dalam gereja Roma Katolik terdapat orang-orang, baik pria mau pun wanita, yang dijadikan orang suci oleh gereja hanya setelah mereka mati dan dianggap bahwa setelah kematian tersebut mereka telah menampakkan diri dan telah melakukan semacam mukjizat. Padahal dalam Alkitab Katolik semua orang Kristen disebut orang kudus lusinan kali.
2.  Pengudusan dalam hal Pengalaman.
·      Ini yang merupakan aspek subjektif pengudusan. Aspek ini berhubungan dengan tingkah laku.
·      Paulus berkata, “Karena inilah kehendak Allah: pengudusan(Inggris: sanctification)mu yaitu supaya kamu menjauhi percabulan, supaya kamu masing-masing mengambil seorang perempuan menjadi isterimu sendiri dan hidup di dalam pengudusan dan penghormatan” (1 Tesalonika 4:3,4).
·      Dalam Perjanjian Baru KJV kata sanctification hanya muncul dalam tiga ayat :
ü  1 Korintus 1:30 telah dikutip di atas.
ü  II Tesalonika 2:13 (TB: menguduskan) berbicara mengenai pengudusan oleh Roh, yang berkaitan dengan pekerjaan pendahuluan Roh dalam membawa keselamatan kepada setiap orang percaya.
ü  I Petrus 1:2 (TB: dikuduskan) serupa dengan ayat sebelumnya, menunjukkan bagaimana orang yang dipilih memperoleh keselamatan.
·      Dalam KJV kata yang sama diterjemahkan holiness (kekudusan) dalam Roma 6:19, 22; 1 Tesalonika 4:7; 1 Timotius 2:15; dan Ibrani 12:14
3.  Pengudusan Akhir.
Walaupun kata pengudusan tidak digunakan dalam Alkitab untuk keadaan akhir, keadaan sempurna orang percaya dalam kekekalan, gambaran tersebut terdapat dalam banyak ayat yang berbicara tentang kita yang “menjadi sama seperti Dia” atau “serupa dengan gambaran anak-Nya,” ataupun “tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya.”

Sarana Pengudusan
1. Pengudusan dikatakan dilakukan Allah.
Bapa menguduskan (1Tesalonika 5:23). Anak menguduskan (Efesus 5:26); Ibrani 2:11; 13:12). Roh menguduskan (Roma 15:16; 2 Tesalonika 2:13).
2. Pengudusan terjadi melalui persekutuan dengan Kristus:
 “...dikuduskan dalam Kristus Yesus” (1 Korintus 1:2).
3. Pengudusan terjadi melalui Firman Allah.
 “Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran” (Yohanes 17:17).
4.  Pengudusan terjadi melalui kematian Kristus dan penumpahan darah-Nya.
ü “Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus” (Ibrani 10:10).
ü “Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri”(Ibrani 13:12).
5.    Pengudusan terjadi melalui iman.
 “Supaya mereka oleh iman mereka kepada-Ku memperoleh pengampunan dosa dan mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang yang dikuduskan” (Kisah Para Rasul 26:18).
6.  Orang percaya dapat menguduskan orang yang tidak percaya.
“Karena suamji yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya (yang beriman) dan isteri yang tidak beriman itu dikuduskan oleh suaminya” (1 Korintus 7:14). Ini bukan berarti bahwa orang tidak percaya tersebut diselamatkan, walaupun hal itu dapat berujung pada keselamatannya. Artinya hanya sekadar bahwa ia telah tergabung ke dalam lingkunganKristen, khususnya dalam menjadi “satu daging” dengan istrinya (Efesus 5:31).
7.  Orang percaya dapat saja menguduskan diri mereka sendiri.
ü “Saudara-saudaraku yang kekasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah” (2 Korintus 7:1).
ü Pengudusan diri demikian dihasilkan dari penyerahan diri kepada Allah (Roma 6:13, 19; 12:1, 2), dari memandang diri telah mati bagi dosa (Roma 6:11), dari hidup di dalam terang (1 Yohanes 1:7); dan dari pertumbuhan dalam anugerah (2 Petrus 3:18; 2 Korintus 3:18).

Pandangan Keliru tentang Pengudusan
1. Eradikasionisme.
·      Adalah mungkin untuk membunuh atau membasmi (mengeradikasi) natur dosa sepenuhnya, sehingga seseorang sejak saat itu menjadi sepenuhnya suci dan bersih dari dosa.
·      Ini terkadang disebut “pekerjaan kedua dari anugerah.”
·      Eradikasi dikaitkan dengan penerimaan baptisan Roh, dan biasanya dihubungkan dengan berbicara dengan bahasa lidah.
·      Didasarkan pada beberapa ayat Alkitab: “Yesus mengatakan kepada murid-murid-Nya untuk tinggal atau menanti di Yerusalem sampai mereka diperlengkapi dengan kuasa dari tempat tinggi (Lukas 24:49).
·      Menanti dianggap perlu untuk menerima pengalaman seperti pada hari Pentakosta hanya karena Pentakosta merupakan hari adven (kedatangan Roh Kudus ke dunia)
·      Ibrani 12:14 sering dikutip’ “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan,” tanpa menyadari bahwa satu-satunya kekudusan yang diterima di hadapan Allah adalah yang kita miliki didalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus.
6. Antinomianisme.
·      adalah mereka yang melihat hanya pada ayat-ayat Alkitab yang berbicara tentang kedudukan sempurna kita di dalam Kristus,
·      mereka berargumen bahwa mereka telah disempurnakan sehingga tidak perlu lagi untuk bertumbuh dalam kekudusan.
·      kebebasan di dalam Kristus dianggap memberikan hak untuk melakukan apa pun yang dalam kecenderungan hatinya ingin dilakukan.
·      Thiessen mengutip seseorang yang berkata, “ ‘Kesempurnaan tanpa dosa’ adalah ajaran yang tidak Alkitabiah, begitu juga dengan ‘ketidaksempurnaan penuh dosa.’ ”

>>yb<<
 

Tidak ada komentar:

DOKTRIN KRISTUS (KRISTOLOGI)

PANDANGAN KONTEMPORER TENTANG KRIST US A.       Ebionisme: “Yesus manusia biasa, diangkat menjadi Mesias karena kesalehan.” Go...