DOGMATIKA 2: MANUSIA, DOSA, MALAIKAT & IBLIS



PENGAJARAN TENTANG MANUSIA DAN DOSA

A.   Urutan dalam Penciptaan.

Kejadian 1 mengatakan bahwa manusia diciptakan pada hari ke-6, yang berarti diciptakan setelah segala sesuatu. Ini menunjukan betapa Tuhan telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan manusia sebelum diciptakan.

B.   Manusia sebagai “Gambar dan Rupa Allah”.

1.    Teori menyimpang
2.     

C.   Dosa Manusia: Definisi;

1.    Dosa adalah pelanggaran hukum Allah. Kata Yunai parabasis berarti “melewati, melanggar.” Kata ini dapat juga berarti pelanggar atau orang yang berdosa; kata ini biasanya dihubungkan dengan pelanggaran khusus terhadap hukum

ü Rom.3:23; 4:15; 5:14 =
ü Gal. 3:19 =
ü Ibr. 9:15 =
ü 1Yoh.3:4 =

2.    Dosa adalah kegagalan untuk selaras dengan standard Allah. Kata Yunani Hamartia disebutkan sebanyak 227 kali dalam kitab PB. Kata ini bisa diartikan “tidak mencapai sasaran.” Kata ini sama dengan khata dalam PL yang bisa berarti “mencapai sasaran lain yang tidak semestinya.” Jadi hal ini berarti bahwa semua orang telah meleset dari randa standard Allah dan terus gagal untuk mencapai standard itu. Ini menyangkut dosa melakukan dan dosa tidak melakukan. Kegagalan untuk melakukan yang benar juga dosa.

ü  Kel.20:20 =
ü  Hak.20:16 =
ü  Ams.8:36 =
ü  Mat.1:21 =
ü  Kis.2:38 =
ü  1Kor.15:3 =
ü  Rom. 14:23 =
ü  Yak.1:15 =
ü  1Ptr.2:22 =

3.    Dosa adalah suatu prinsip dalam diri manusia. Dosa bukan hanya suatu tindakan tetapi juga prinsip yang diam dalam diri manusia (William & Gingrich, A Greek Lexical,43).  Yesus menunjuk dosa sebagai suatu “kondisi atau karakteristik dari kualitas” (Yoh.9:41).

ü  Yoh.15:24 =
ü  Yoh.19;11 =
ü  Rom.7:14 =
ü  Gal.3:22 =
ü  Ibr.3:13 =

4.    Dosa adalah tindakan yang salah pada pandangan Allah dan manusia.

ü  Rom.1:8 = Segala kefasikan dan kelaliman manusia.

ü  Kel.20:1-11 = menunjuk pada kegagalan manusia untuk menaati Allah dan melakukan perintah-perintah yang berhubungan dengan Dia

5.    Dosa adalah pemberontakan kepada Allah. Dalam PL disebut pasha (1Raj. 12:19; Ams. 28:21; Yes. 1:2). Kata Yunani dalam PB ialah anomia, yang berarti “tanpa hukum” (Mat.24:12; 1Yoh. 3:4; 1Tim.1:9; 2Tes.2:8; Tit.2:14), dan dapat dijabarkan sebagai suatu “kerangka berpikir”.

D.   Asal Mula Dosa.

1.    Definisi. Asal mula dosa dapat didefinisikan sebagai “status berdosa dan kondisi di mana manusia dilahirkan” (Berkhof, ST, 244). Definisi asal mula dosa menyangkut tiga hal: (1). berasal dari akar original dari umat manusia (Adam). (2).hadir dalam kehidupan setiap individu dari sejak kelahirannya, (3).akar di dalam semua dosa actual yang mencemarkan kehidupan manusia.

2.    Berdasarkan Sumber.

a.    Iblis. Kita harus mengetahui tipu daya dan jebakan Iblis yang meliputi juga program dan cara kerjanya. Ingatlah bahwa ketika manusia berdosa (Adam), Iblislah yang menggoda manusia dengan memutarbalikan kebenaran dan menanamkan keraguan dalam hati manusia sehingga membuat manusia ragu akan firman Tuhan (Kej. 3).


b.    Dunia. Kehidupan yang serba duniawi ini selalu dipakai Iblis untuk menentang rencana Allah atas umatNya dan menggantikan dengan rencana-rencana Iblis yang jahat. Sebab itu, segala system yang ada di dunia ini merupakan suatu sumber dosa apabila seseorang menjadi serupa dengan dunia ini (Yoh.15:16-18).

c.    Hati. Segala sesuatu yang dilakukan seseorang pastilah bersumber dari hatinya (Mat. 15:19). Perbuatan jahat seseorang adalah pancaran dari hati yang telah dicemari dosa. Hanya Tuhan yang tau hati manusia.

d.    Tidak bersumber pada keterbatasan manusia. Ada filsuf yang beranggapan bahwa dosa bersumber pada keterbatasan manusia Leibniz dan Spinoza). Dosa hanya merupakan akibat yang dengan sendirinya timbul karena manusia itu terbatas. Ada yang berpandangan bahwa kejahatan moral itu merupakan latar belakang syarat yang perlu untuk kebaikan moral. Kita tidak bisa mengetahui mana yang baik secara moral bila tidak ada yang jahat secara moral.


E.   Sifat-sifat Dosa

1.    Universal
Matius 19”17 =
Lukas 11:13 =
Roma 3:23 =

2.    Kebejatan. Bejat ialah tidak adanya kebenaran yang semula dan kasih sayang yang kudus terhadap Allah, termasuk pencemaran sifat moral manusia dan kecenderungan untuk melakukan kejahatan (Thiessen). Ajaran tentang keselamatan yang diperuntukan bagi semua manusia menunjukkan bahwa kebejatan ini terdapat pada semua orang. Kebejatan secara negative tidak berarti setiap orang samasekali tidak memiliki sifat-sifat yang menyenangkan hati orang lain (Mat. 23:23; Mark. 10:21; Rm. 2:14).

3.    Kesalahan. Kesalahan timbul hanya melalui perbuatan pelanggaran yang dipilih sendiri, baik pada umat manusia yang diwakili oleh Adam maupun pada setiap pribadi sendiri-sendiri. Sebagai kesalahan, dosa itu merupakan permusuhan terhadap kehendak Allah. Kesalahan juga merupakan akibat yang obyektif, karena setiap dosa, apapun sifatnya, merupakan serangan terhadap Allah, sehingga layak ditimpa murka Allah.

4.    Bersifat prinsip ataupun tindakan. Perbuatan dosa bersumber pada suatu prinsip atau sifat yang berdosa. Umat manusia pada umumnya menganggap bahwa kefasikan dan kebajikan disebabkan watak dan keadaan, dan juga oleh perbuatan-perbuatan yang dilakukan dengan sadar dan sengaja. Hukum pidana lebih memperhatikan motif kejahatan daripada tindakan kejahatan. Dari mana asalnya kecenderungan untuk berbuat jahat ini tidak dipersoalkan; hadirnya kecenderungan  itulah yang dihukum, apakah itu diwarisi dari nenek moyang kita ataukah dikembangkan dalam pengalaman.

5.    Tidak kekal. Gnostik = dosa itu selamanya sudah ada, kebaikan dan kejahatan bertentangan sejak dahulu kala, dan akan terus bertentangan. Pandangan tersebut melarikan manusia dari tanggungjawab moral atas dosa-dosanya. Dosa masuk ke dalam manusia terjadi ketika manusia jatuh dalama dosa (Kej.3). Namun setelah manusia (orang percaya) hidup di surga bersama Tuhan maka dosa tidak berkuasa dan tidak ada lagi.


F.    Akibat Dosa.

1.    Kematian Rohani

Kita tahu tubuh Adam tidak langsung mati pada saat itu. Ia masih hidup untuk beberapa ratus tahun lagi setelah ia melanggar perintah Tuhan. Di dalam Alkitab, kematian selalu berarti perpisahan. Kita semua tahu mengenai kematian jasmani. Dalam kematian jasmani roh berpisah dari tubuh, namun apakah yang dimaksud dengan kematian rohani? Kematian rohani adalah perpisahan Roh Tuhan dari roh manusia. Apabila kehidupan kita berpisah dari kehidupan Tuhan, atau hidup tanpa Allah itu berarti kita telah mati secara rohani. Inilah yang terjadi kepada Adam dan Hawa ketika mereka berdosa kepada Tuhan. Roh mereka berpisah dari Roh Tuhan. Mereka telah mati secara rohani. Hal pertama yang disadari oleh Adam dan Hawa ketika mereka berdosa adalah mereka telanjang. Kejadian 3:7 mengatakan, "... dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang, lalu mereka menyemat dauh pohon ara dan membuat cawat."

2.    Rasa Malu dan Bersalah

Setelah jatuh dalam dosa, Tuhan datang dan mencari Adam dan Hawa, namun mereka tidak ingin bertemu dengan Tuhan. Mereka diliputi rasa bersalah, malu dan takut. Mereka menyembunyikan diri di celah- celah pepohonan di taman itu. Namun tak ada seorangpun yang dapat menyembunyikan diri dari Tuhan. Tuhan yang kudus dan benar tidak dapat membiarkan dosa mereka. Ia tidak dapat berpura-pura seolah- olah tidak ada sesuatu yang terjadi. Tuhan memanggil Adam dan Hawa datang kepada-Nya. Kejadian 3:8-9

3.    Hawa Harus Melahirkan Keturunan Dengan Kesakitan.

Kej. 3:16 mengatakan: "Firman Tuhan kepada perempuan itu: "Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak, dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu...."

4.    Mencari Nafkah Dengan Susah Payah.

Sebagai akibat bumi dikutuk Tuhan, maka Adam harus mencari nafkah dengan susah payah. Kej. 3:17-19 mengatakan:"... maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu ...."


5.    Diusir dari Taman Eden

Selain berbagai hukuman tersebut di atas, mereka juga diusir oleh Tuhan dari taman Eden. Kej. 3:23 mengatakan: "Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil."

G.   Pengaruh Dosa.

1.    Dalam Hubungannya dengn Allah.
ü  Kita tidak layak untuk menghadap kepada Allah.
ü  Kita tidak sanggup melakukan kehendak Allah.
ü  Kita tidak benar di hadapan Allah.
ü  Kita tidak peka lagi terhadap firman Allah.

2.    Dalam Hubungannya dengan sesamanya.
ü  Dosa membawa konflik dan menghasilkan perpecahan besar di antara bangsa-bangsa.
ü  Dosa menyebabkan eksploitasi terhadap sesama.
ü  Dosa menyebabkan putusnya hubungan dengan sesama.
3.    Dalam Hubungannya dengan dirinya.

ü  Konflik batin (Rom.7:23)
ü  Penipuan diri sendiri (1Kor.4:3).
ü  Perasaan malu (Kej.3:7-8).
4.    Dalam Hubungannya dengan alam semesta.

ü  kehilangan keharmonisan dengan alam.

ü  eksploitasi alam.

5.    Dalam Hubungannya dengan waktu.

ü  manusia kehilangan kekekalan (Kej.2:17; 3:19).

ü  perjuangan materialism dan hedonism. Manusia terus berpegang pada dunia yang nyata bagi pancaindera sebagai usaha untuk mempunyai pegangan dalam dunia yang terus bergolak. Usaha ini juga nyata dari keinginan manusia untuk menciptakan tanda-tanda peringatan, bentuk-bentuk kenangan yang dapat memperpanjang kenangan kepada orang setelah dia tiada. Misalnya: membuat prasasti; menulis buku; mendirikan bangunan; membuat kekeuasaan politis.

ü  manusia hidup dalam kegelisahan. Kematian tidak ada bandingnya untuk menyadarkan manusia akan keadaannya yang tak berarti dan kelemahannya, dan menunjukkan kebodohan manusia yang angkuh. Jika seorang mencoba menghadapi kematian dengan hati teduh, ia tidak berhasil sepenuhnya mengatasi kegelisahan ini. Takut akan kematian menguasai manusia sampai akhirnya ia juga pergi.

H.   Dosa, Orang  Percaya dan Kelahiran Baru.

1.    Luput dari Hukuman kekal. Orang percaya tidak menderita hukuman kekal karena darah Kristus telah menebus mereka dari hukuman (Yoh.3:16; 1Kor.6:20).

2.    Lahir baru sebagai pola hidup orang percaya.

a.  Kelahiran baru bukanlah menyingkirkan, membuang atau menyulap natur lama manusia sehingga natur lama menjadi hilang atau tidak ada dan menggantikan dengan natur yang baru sehingga manusia tidak dapat berbuat dosa lagi.

b.  Kelahiran baru bukanlah perbaikan/reparasi natur jiwa lama manusia (pikiran, emosi, kehendak) sedikit demi sedikit menuju kepada kesempurnaan.

c.  Kelahiran baru terjadi seketika dan sekaligus (tidak bertahap/ sedikit demi sedikit dan hanya satu kali/tidak berulang kali).

d.  Natur jiwa lama manusia masih ada ketika seseorang dilahirkan baru. Prinsip kehidupan baru yang Allah tanamkan itulah yang akan mempengaruhi pikiran, emosi dan kehendak manusia.

e.  Terjadinya kelahiran baru merupakan karya rahasia Allah semata yang tersembunyi dari manusia, sesuatu yang kita tidak ketahui (Bdk. Yoh. 3:8). Kita hanya dapat melihat akibatnya saja.

3.    Karya Tuhan dalam Kelahiran Baru.

a.  Tuhan Menempatkan Kita Dalam Keluarga Kristus
Semua orang yang belum dilahirkan baru, mereka berada di dalam Adam, mewarisi dosa Adam dan berada di bawah penghukuman. Ketika seseorang dilahirkan kembali, Tuhan mengeluarkannya dari kedudukannya sebagai keluarga Adam dan diangkat menjadi anak-Nya Yoh. 1:12, 13, masuk dalam keluarga Allah dimana Kristus sebagai Kepala.

b.  Tuhan Memberikan Roh yang Baru Kepada Kita.
Ia juga mengaruniakan kepada kita Roh-Nya untuk tinggal di dalam roh kita yang baru itu. Ini disebut kelahiran kembali. Satu hal yang perlu dijelaskan di sini adalah bahwa sifat lama kita tidak dimusnahkan atau disingkirkan ketika kita dilahirkan baru, melainkan Ia memberikan Roh-Nya kepada kita untuk dapat menang atasnya. Sifat lama kita tidak akan disingkirkan sampai Yesus datang untuk membawa kita bersama-Nya di Surga. Namun dengan berdiamnya Roh Kudus di dalam kita maka kita dapat mengatasi atau mengalahkan sifat manusia lama kita yang berdosa ini.

c.  Tuhan Mengaruniakan Kehidupan Yang Kekal Kepada Kita
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk dalam Kerajaan Allah." (Yoh. 3:5). Ayat ini memberikan jaminan bagi seseorang yang telah dilahirkan baru untuk dapat masuk dalam kerajaan Allah, artinya ialah hidup kekal bersama Allah dalam kerajaan Sorga

I.      Eskatologi Dosa.

1.    Dalam kaitannya dengan masalah internasional pada Tribulasi. Dosa akan menjadi penyebab peperangan pada masa kesukaran besar (Mat.24:6,7)

2.    Dalam kaitannya dengan masalah pribadi dosa akan membuat orang saling mengkhianati dan membenci (Mat.24:10,12).

3.    Dalam kaitannya dengan masalah rohani. Banyak pemimpin rohani palsu akan menipu banyak orang dengan tanda-tanda mujizat (Mat.24), dan Antikristus akan membawa agama palsu mencapai puncaknya ketika ia duduk di Bait Allah.




PENGAJARAN TENTANG MALAIKAT


a.    Asal mula Malaikat.

Malaikat adalah makhluk ciptaan yang memiliki permulaan. Seluruh Alkitab beranggapan bahwa malaikat itu ada, yaitu baik malaikat yang baik maupun malaikat yang jahat.

1.    Ayub 38:4-7;

2.    Mazmur 148:2-5;

3.    Yohanes 1:3;

4.    Kolose 1:16;

5.    Efesus 6:12;

Saat penciptaan malaikat tidak disebutkan dengan jelas dalam Alkitab, namun sangatlah mungkin bahwa malaikat diciptakan sebelum langit dan bumi diciptakan. Yang jelas malaikat sudah ada pada waktu Kejadian 3:1 yaitu ketika Iblis, makhluk malaikat, menampakkan diri.


b.    Beberapa Pengertian.

Berasal dari kata Ibrani malak “utusan”; ditujukan pada utusan manusia (1Raj. 19:2) atau utusan ilahi (Kej. 28:12). Arti dasar dari kata itu adalah “ia yang diutus.” Sebagai utusan ilahi, malaikat adalah “keberadaan surgawi yang ditugaskan oleh Allah untuk melaksanakan perintah-perintah tertentu” (Gerhard von Raad). Kata malak ditemukan 103 kali dalam PL. Kata Yunani angelos muncul 175 kali dalam PB; namun yang ditujukan kepada manusia hanya 6 kali. kata angelos sama dengan kata Ibrani malak; kata itu juga berarti “utusan…yang berbicara dan bertindak atas nama orang yang  mengutus dia.”

1.    Malaikat disebut Putra Allah (Ayb. 1:6; 38:7) pada tahap sebelum mereka jatuh, mereka adalah putra Allah yang diciptakan-Nya.

2.    Malaikat disebut Yang Kudus (Maz. 89:5,7) dalam arti bahwa mereka “dikhususkan atau dipisahkan” oleh Allah dan untuk Allah sebagai pelayan dari kekudusan-Nya.

3.    Malaikat disebut Tentara, yang dapat dimengerti sebagai tentara surgawi (Maz. 89:6,8; 1Sam. 17:45). Farsa-frasa itu digunakan untuk menjabarkan para malaikat-malaikat sebagai “tentara surgawi” (1Sam. 1:11), dan sebagai jutaan keberatan surgawi yang mengelilingi Allah disebut “tentara” dalam frasa “Tentara surgawi Tuhan” (Yes. 31:4).

c.    Eksistensi dan sifat Malaikat.

1.    Pada mulanya semua malaikat diciptakan kudus. Allah menyatakan bahwa ciptaan-Nya baik (Kej. 1:31). Dan memang, Allah tidak dapat menciptakan dosa. Bahkan setelah dosa masuk ke dalam dunia, malaikat-malaikat Allah yang baik, yang tidak memberontak kepada Allah, disebut kudus (Mrk. 8:38). Ini adalah malaikat-malaikat pilihan (1Tim. 5:21) yang sangat berbeda dengan malaikat jahat yang mengikuti Setan dalam pemberontakannya melawan Allah (Mat. 25:41).
Di samping diciptakan kudus, semua malaikat dikelilingi oleh kekudusan. Penciptaan mereka penuh kekudusan. Suasana tempat mereka tinggal dan melayani, sebelum Setan jatuh ke dalam dosa, adalah tanpa cacat dan noda dosa.

2.    Bersifat makhluk. Pada Malaikat, bukan Pencipta. Namun, mereka adalah suatu golongan makhluk yang terpisah dan berbeda, misalnya terpisah dan berbeda dari manusia (1Kor. 6:3; Ibr. 1:14). Sebagai makhluk, kekuasaan, pengetahuan, dan kegiatan mereka terbatas (1Ptr. 1:11-12; Why. 7:1). Seperti semua makhluk yang bertanggung jawab, pada malaikat pun akan tunduk kepada pengadilan (1Kor. 6:3; Mat. 25:41). Pemazmur berseru agar semua alam semesta memuji Allah atas ciptaan-Nya. Bersama dengan semua makhluk surgawi yang lain, malaikat ciptaan Allah dengan firman-Nya

ü  Maz. 148:2-5;

ü  Ayub 38:6-7;

ü  Kolose 1:16

3.    Malaikat adalah keberadaan yang bersifat roh. Meskipun malaikat dapat menyatakan diri mereka pada manusia dalam wujud tubuh manusia (Kej. 18:3) mereka tetap disebut “roh” (Ibr. 1:14), hal itu menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki tubuh seperti manusia. Jadi mereka tidak berfungsi seperti manusia dalam kaitan dengan perkawinan.

ü  Mrk. 12:25;

ü  malaikat juga tidak mati (Luk. 20:36).

ü  malaikat disebut “angin” atau ”roh” (Maz. 104:4; bdk. Ibr. 1:7);

ü  Roh yang melayani; Ibr. 1:14;

ü  Lukas 1:26;

ü  Yohanes 10:12;

ü  Ibrani 13:2;

Malaikat-malaikat, roh-roh jahat (yang dianggap bahwa mereka adalah malaikat-malaikat yang jatuh), dan Setan termasuk suatu golongan makhluk yang dapat dinamakan makhluk-makhluk halus. Para malaikat disebut roh-roh yang melayani (Ibr. 1:14). Roh-roh jahat disebut roh-roh yang najis dan jahat (Luk. 8:2; 11:24), dan Setan adalah roh yang sekarang bekerja di antara orang-orang durhaka (Ef. 2:2). Sebagai makhluk halus mereka bersifat roh tidak bertubuh.

4.    Malaikat merupakan suatu kelompok bukan suatu bangsa.
Dalam Alkitab malaikat disebut sebagai bala tentara, dan bukan sebagai bangsa (Maz. 148:2). Malaikat tidak pernah menikah atau dinikahkan, juga tidak pernah mati. Mereka disebut sebagai “anak-anak Allah” dalam PL (Ayub 1:6; 2:1; 38:7; bdk. Kej. 6:2,40), namun tidak pernah Alkitab menyebutkan tentang adanya anak-anak malaikat. Kata “malaikat” dalam Alkitab dipakai dalam bentuk maskulin. Pemakaian bentuk maskulin tidak berarti bahwa malaikat berjenis kelamin laki-laki. Karena malaikat ini merupakan suatu kelompok dan bukan suatu bangsa, maka mereka berbuat dosa secara perorangan. Mungkin karena hal ini Tuhan tidak menyediakan keselamatan untuk malaikat-malaikat yang jatuh.

ü  Lukas 24:4;

ü  Markus 16:5;

ü  Ibrani 2:16;

5.    Pengetahuan malaikat lebih tinggi dari manusia, namun malaikat tidak mahatahu.

ü  2Samuel 14:20;

ü  Matius 24:36;

ü  Lukas 4:34;

ü  1Timotius 5:21;

ü  1Petrus 1:11-12;


6.    Malaikat lebih kuat dari pada manusia, namun tidak mahakuasa.

ü  Pahlawan perkasa; Maz. 103:20;

ü  Memiliki kuasa; Mat. 28:2; Kis. 5:19; 12:7;

ü  2Tesalonika 1:7;

ü  Lebih perkasa dari manusia; 2Ptr. 2:11;

ü  Kekuatan terbatas; Why. 12:7;

ü  Meminta kekuatan Mikhael; Dan. 10:13; Yudas 9; Ayub 1:12; 2:6;


7.    Malaikat lebih luhur dari manusia, namun tidak mahahadir. Malaikat tidak berada di dua tempat sekaligus. Mereka mengembara di atas muka bumi.

ü  Zakharia 1:11;

ü  1Petrus 5:8;

ü  Daniel 9:21-23; 10:10-14;

ü  2Korintus 11:15;

ü  Ibrani 1:14;


8.    Malaikat memiliki urutan lebih tinggi dari manusia.
Umat manusia, termasuk Tuhan kita yang telah berinkarnasi, adalah “lebih rendah dari para malaikat” (Ibr. 2:7). Para malaikat tidak tunduk pada keterbatasan manusia, khususnya karena mereka tidak dapat mati (Luk. 20:36). Namun malaikat memiliki keterbatasan-keterbatasan dibandingkan dengan manusia, secara khusus dalam hubungan di masa depan. Para malaikat tidak diciptakan berdasarkan gambar Allah, karena itu, mereka tidak memiliki akhir kemuliaan yang dimiliki manusia yang telah ditebus oleh Kristus. Pada masa akhir, manusia yang telah ditebus akan ditinggikan di atas malaikatNya (1Kor. 6:3).

9.    Malaikat bersifat kekal tidak bertambah banyak. Tuhan tidak menurunkan malaikat-malaikat  bayi (Mat. 22:30), dan tidak akan mati (Luk. 20:36). Namun malaikat-malaikat yang jahat akan dihukum di tempat yang terpisah dari Allah (Mat. 25:41; Luk. 8:31).


d.    Pengelompokan Malaikat.

Sekalipun Alkitab tidak memberi tahu jumlah yang pasti, kita diberi tahu jumlah mereka yang banyak sekali. Malaikat-malaikat merupakan jumlah yang sangat besar, yang tidak dapat dihitung. Berapa banyaknya tidak dinyatakan secara pasti meskipun sementara orang mengusulkan bahwa jumlah malaikat di semesta alam ini sama dengan jumlah segenap manusia di sepanjang sejarah (mungkin dinyatakan secara tidak langsung dalam Matius 18:10). Jumlah malaikat tetap, tidak bertambah dan tidak berkurang.

1.    Daniel 7:10;

2.    Matius 26:53;

3.    Ibrani 12:22; beribu-ribu

4.    Wahyu 5:11;

Tentang organisasi malaikat, Alkitab tidak berbicara tentang “majelis” dan “dewan” malaikat (Maz. 89:6,8), tentang organisasi mereka untuk peperangan

d1. Dalam peperangan; Why. 12:7;

d2. Klasifikasi pemerintahan; Ef. 3:10;

d3. Efesus 6:12;

Tidak disangsikan bahwa Allah telah mengorganisasikan malaikat-malaikat pilihan dan Setan telah mengorganisasikan malaikat-malaikat yang jahat.

Penggolongan Malaikat:

1.    Penghulu Malaikat.
Dalam hal ini hanya Mikhael yang ditunju sebagai penghulu malaikat atau malaikat yang berkedudukan tinggi (Yud. 9; 1Tes. 4:16).
2.    Penguasa-penguasa pemerintahan dan Pemimpin terkemuka.
·         Efesus 6:12 menunjuk pada “tingkatan dari para malaikat yang jatuh”; pemerintah adalah “mereka yang berada di tingkatan pertama atau tinggi”; penguasa adalah “mereka yang diberi otoritas”; penghulu dunia yang gelap “mengekpresikan kuasa atau otoritas yang mereka terapkan atas dunia ini”; roh-roh jahat di udara menjabarkan roh-roh jahat, “mengekpresikan karakter dan natur mereka.
·         Daniel 10:13 menunjuk kepada “pangeran dari kerajaan Persia” yang melawan Mikhael. Ini bukan raja Persia, melainkan malaikat yang jatuh di bawah kuasa setan; ia adalah iblis “dari tingkat yang tinggi, ditugaskan oleh iblis, setan, kepada Persia sebagai wilayah khusus untuk aktivitasnya” (lihat Why. 12:7).
3.    Kerub. Ini adalah golongan malaikat lainnya. Kerub jelas memiliki derajat yang tinggi karena Setan adalah juga kerub (Yeh. 28:14,16). Kerub berfungsi sebagai pelindung kekudusan Allah, yang telah melindungi jalan yang menuju ke pohon kehidupan di taman eden (Kej. 3:24). Penggunaan kerub-kerub sebagai hiasan dalam Kemah Suci menunjukkan fungsi mereka membawa kereta beroda yang dilihat oleh Yehezkiel (Yeh. 1:4-5; 10:15-20). Empat makhluk hidup dalam Wahyu 4:6 disebut sama dengan kerub, meskipun ada sebagian orang merasa bahwa makhluk-makhluk ini melambangkan sifat-sifat khas Allah. Gambaran kerub juga menjadi bagian dari Bait Suci Kerajaan Seribu Tahun (Yeh. 41:18-20).
4.    Serafim. Kata Serafim berarti “yang dibakar”, digambarkan mengelilingi takhta Allah dalam Yesaya 6:2. Setiap serafim dijelaskan memiliki empat saya. Tiga rakaian seruan mereka “suci, suci, suci” (Yes. 6:3), berarti “mengakui Allah sebagai sangat sempurna dalam kekudusan-Nya. Karena itu, mereka memuji dan menyerukan kesempurnaan kekudusan Allah. Serafim juga mengekpresikan bahwa manusia harus disucikan dari dosa moral sebelum ia dapat berdiri di hadapan Allah dan melayani Dia.

Malaikat-malaikat khusus:

1.    Gabriel (Dan. 9:21; Luk. 1:26). Namanya berarti “manusia Allah” atau “Allah adalah kuat”. Gabriel sepertinya utusan khusus Allah dari program kerajaan-Nya di mana dalam setiap pemunculannya sebanyak empat kali dalam catatan Alkitab.
·         Daniel 9:21-27; Gabriel menjelaskan peristiwa dari tujuhpuluh minggu untuk Israel.
·         Lukas 1:26-27; Gabriel mengatakan kepada Maria bahwa seorang yang akan dilahirkan melalui dia akan menjadi besar dan memerintah di atas takhta Daud.
·         Daniel 8:15-16; Gabriel menjelaskan tentang penerus kerajaan-kerajaan Media Persia dan Yunani, demikian pula akhir dari kematian Alexander Agung.
·         Lukas 1:11-20; Gabriel mewartakan kelahiran Yohanes Pembaptis kepada Zakharia.

2.    Malaikat-malaikat yang diberi tanggung jawab khusus.
Malaikat-malaikat tertentu disebutkan dalam hubungannya dengan tugas khusus yang mereka lakukan.
·         Wahyu 14:18; malaikat yang berkuasa atas api.
·         Wahyu 16:5; malaikat yang berkuasa atas air.
·         Wahyu 9:11; malaikat jurang maut.
·         Wahyu 20:1-2; malaikat yang mengikat setan.

3.    Malaikat-malaikat yang berhubungan dengan hukuman-hukuman yang akan datang.
·         Wahyu 8-9;
·         Wahyu 16;
4.    Malaikat-malaikat Ketujuh jemaat dalam Wahyu 2-3.
Setiap surat ditujukan kepada setiap “malaikat” dari ketujuh jemaat, dan malaikat-malaikat itu terlihat di tangan kanan Kristus yang telah bangkit (Why.1:16-20). Tidak dapat dipastikan apakah mereka itu sungguh malaikat atau orang yang menjadi pemimpin jemaat-jemaat itu.
Meskipun kata “malaikat” jelas berarti pesuruh,kata itu dapat menunjukkan kepada suatu makhluk yang melebihi manusia, yaitu menunjuk kepada malaikat pelindung untuk setiap jemaat. Kata itu mungkin menunjuk kepada orang yang berfungsi sebagai pesuruh, yaitu menunjuk kepada orang yang menjadi pemimpin (pendeta) setiap jemaat.

5.    Malaikat Yahweh.
Malaikat Yahweh adalah Christophany, yaitu perwujudan Kristus sebelum Ia menjelma menjadi manusia. Malaikat berbicara sebagai Allah, menyamakan diriNya dengan Allah, dan menggunakan hak istimewa Allah. Pengejawantahan itu berakhir sesudah Kristus menjelma menjadi manusia. Hal ini menguatkan kesimpulan bahwa Malaikat itu adalah Kristus sebelum menjelma menjadi manusia.
·         Kej. 16:7-112;
·         Kej. 21:17-18;
·         Kel. 3:2;
·         Hak. 2:1-4;
·         Hak. 13:3-22;
·         2Sam. 24:16;
·         Zak. 1:12;
·         Zak. 12:8;

Pemikiran praktis:
Para malaikat diorganisasi; roh-roh jahat diorganisasi; namun orang-orang Kristen, baik secara perseorangan maupun dalam kelompok-kelompok, sering merasa bahwa mereka tidak perlu diorganisasi. Ini benar terutama dalam hal melawan kejahatan. Kadang-kadang orang percaya merasa bahwa mereka dapat berusaha sendiri-sendiri dan mengharapkan kemenangan tanpa terlebih dahulu membuat persiapan yang tertib dan terorganisir.

e.    Pelayanan Malaikat.

1.    Pelayanan kepada Allah
Kerub mempunyai pelayanan kepada Allah dalam mempertahankan kekudusan Allah.
Serafim memiliki pelayanan Allah dalam mengelilingi takhta Allah di mana mereka melayani kekudusan Allah.

2.    Pelayanan kepada Kristus

a.    Pada Kelahiran Kristus.
ü  Nubuat. Malaikat memprediksi kelahiran-Nya (Luk. 1:26-38). Gabriel datang pada Maria menjelaskan bahwa anak yang dikandungnya akan disebut “Putra dari Yang Mahatinggi”, yang akan memerintah di takhta Daud, ayah-Nya, dan akan memiliki kerajaan kekal.
ü  Berita. Malaikat memberitakan kelahiran Kristus kepada para gembala dan kemudian disertai puji-pujian oleh sejumlah besar malaikat (Luk.2:8-15).
b.    Selama pelayanan Kristus
ü  Peringatan. Malaikat melindungi Kristus pada masa kecil. Yusuf dan Maria diperingatkan oleh malaikat supaya melarikan diri ke Mesir untuk menghindari kemarahan Herodes (Mat.2:13-15). Dan seorang malaikat juga memberi petunjuk kapan saat yang aman untuk kembali ke tanah Israel (Mat.2:20).
ü  Pelayanan. Setelah Yesus dicobai, malaikat melayani Dia (Mat.4:11). Pelayanan itu kemungkinan besar termasuk di dalamnya dorongan setelah empat puluh hari pencobaan yang melelahkan, sebagaimana yang dilakukan malaikat pada Elia (1Raj. 19:5-7). Malaikat juga melayani Yesus ketika Dia mengalami ketegangan di Taman Getsemani (Luk, 22:43). Malaikat menguatkan Dia pada saat Ia bergumul dalam doa tentang penyalibanNya.
ü  Pembelaan. Yesus meyakinkan semua orang bahwa satu legiun malaikat siap datang untuk membela Dia apabila mereka dipanggil (Mat.26:53).
c.    Sesudah kebangkitan Kristus.
ü  Seorang malaikat menggulingkan batu dari kubur (Mat. 28:1-2).
ü  Para malaikat memberitakan kebangkitan Kristus (Mat. 28:5-7; Mrk. 16:6-7; Luk. 24:4-7). Para malaikat mengundang para wanita untuk masuk ke kuburan yang kosong untuk melihat kain pembalut yang kosong, sehingga mereka bisa yakin akan kebangkitan-Nya dan mewartakannya kepada dunia.
ü  Para malaikat hadir pada kenaikan-Nya (Kis.1:10). Sebagaimana para malaikat mengelilingi takhta Bapa, demikian pula para malaikat menghadiri kenaikan yang penuh kemenangan dari Putra Allah ke dalam kemuliaan dan mengingatkan orang-orang yang memandang ke atas akan kembalinya Yesus dengan penuh kemenangan pula di masa yang akan datang.

d.    Pada KKKK

ü  Pengangkatan.  Akan terdengar suara penghulu malaikat pada saat pengangkatan gereja (1Tes. 4:16).
ü  Malaikat-malaikat akan menyertai Kristus pada kedatangan-Nya yang kedua kali (Mat. 25:31; 2Tes. 1:7).
ü  Malaikat-malaikat akan memisahkan gandum dari ilalang saat kedatangan Kristus kedua (Mat. 13:39-40).

3.    Melayani orang percaya.

Para malaikat disebut “roh-roh yang melayani” dalam Ibrani 1:14. Kata melayani (leitourgika) tidak meliputi ide perbudakan saja, tetapi suatu fungsi jabatan. Mereka telah ditugaskan dan diutus dengan tanggungjawab untuk menolong prang percaya.
·         Perlindungan dalam hal fisik. Malaikat memproteksi Daud pada waktu ia dipaksa untuk lari ke Filistin (Maz. 34:8). Para malaikat mengagalkan rencana dari musuh-musuh umat Allah (Maz. 35:4-5). Para malaikat melindungi orang-orang yang berlindung pada Allah dari kecelakaan fisik (Maz. 91:11-13).  Malaikat membebaskan para rasul dari penjara (Kis. 5:19; 12:7-11). Malaikat juga akan melindungi 144.000 orang pada masa Tribulasi (Why. 7:1-14).
·         Pemeliharaan secara fisik. Malaikat membawa makanan bagi Elia pada waktu lemah dari perjalanan yang jauh (1Raj. 19:5-7).
·         Dorongan. Selama badai di laut, malaikat mendorong Paulus, mengingatkan dia, bahwa ia akan tiba dengan selamat di Roma untuk bersaksi bagi Kristus (Kis. 27:23-25).
·         Petunjuk kepada keselamatan. Malaikat menolong dalam memenangkan orang bagi Kristus (Kis. 8:26; 10:3).
·         Jawaban doa. Malaikat membawa jawaban-jawaban atas doa orang percaya (Kis. 12:5-10).
·         Kehadiran pada saat kematian. Malaikat memelihara orang-orang benar pada saat kematiannya (Luk. 16:22).

4.    Relasi dengan orang yang tidak percaya.

·         Malaikat memberitahukan hukuman-hukuman yang akan datang (Kej. 19:13; Why. 14:6-7; 19:17-18).
·         Malikat memberikan hukuman kepada orang-orang berdosa (Kis. 12:23; Why. 16:1).
·         Malaikat akan memisahkan orang-orang fasik dan orang-orang  benar (Mat. 13:39-40).
·         Para malaikat akan meniup terompet penghakiman selama Tribulasi (Why. 8:2-12; 9:1,13; 11:15)
·         Para malaikat akan mencurahkan cawan penghakiman atas bumi (Why. 16:2-17)

5.    Pelayanan-pelayanan khusus.

·         Malaikat membawa jawaban-jawaban doa (Kis. 12:5-10)
·         Malaikat menolong memenangkan orang-orang bagi Kristus (Kis. 8:26; 10:3).
·         Malaikat memperhatikan keadaan, pekerjaan dan penderitaan orang Kristen (1Kor. 4:9; 11:10; Ef. 3:10; 1Ptr. 1:12).
·         Malaikat memberikan dorongan dan membesarkan hati orang Kristen pada waktu menghadapi bahaya (Kis. 27:23-24).
·         Malaikat memelihara orang-orang benar pada saat kematian (Luk. 16:22).


f.     Kejatuhan Malaikat.

1.    Fakta kejatuhan malaikat.

Hal yang tidak bisa dipungkiri ialah adanya kejahatan di bumi ini. Malaikat-malaikat yang jahat telah melakukan kejahatan di bumi ini.

2.    Waktu kejatuhan malaikat

Tidak ada data dalam Alkitab kapan malaikat jatuh, karena Iblis telah masuk ke dalam taman Eden dalam Kejadian 3 dan menggoda Hawa untuk berbuat dosa.

3.    Penyebab kejatuhan malaikat.

Penyebabnya ialah kesombongan dan tinggi hati, seperti dalam Yehezkiel 28:16.  Tingkatan yang luar biasa dalam posisi malaikat memimpin dia pada kesombongan. Yesaya 14:12-14 menjabarkan dosanya yang menuju kejatuhannya. Lima “Aku hendak” dalam Yehezkiel 28:17 menekankan dosanya. Ia menginginkan untuk memasuki hadirat Allah dan mendirikan takhtanya di atas takhta Allah di atas malaikat yang lain. Ia ingin menjadi seperti “Yang Maha Tinggi”. Berikut penjabaran Yehezkiel 28;
·         Aku hendak naik ke langit. Karena kedudukannya sebagai penjaga kekudusan Allah, ia memang punya hak untuk masuk ke langit. Tetapi ucapannya ini menyatakan keinginannya untuk menguasai dan tetap tinggal di langit dalam keadaan yang setara dengan Allah.

·         Aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah. Ungkapan ini berarti bahwa setan ingin memerintah atau menguasai semua malaikat. Kata “bintang-bintang” menunjukkan pada istilah malaikat di langit.

·         Aku hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Ini menerangkan bagaimana setan berambisi untuk menguasai alam semesta sebagaimana yang biasa dilakukan oleh kumpulan dewa-dewa orang Babel.

·         Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan. Awan-awan seringkali dihubungkan dengan kehadiran Allah. Setan menginginkan kemuliaan yang dimiliki Allah (Lihat, Kel. 16:10; Why. 19:1)

·         Aku hendak menyamai Yang Maha Tinggi. Dalam hal ini setan ingin menjadi seperti atau menyamai Tuhan. Nama Elyon untuk Allah menekankan pada kekuatan dan kedaulatan Allah (Kej. 14:18). Setan ingin berkuasa seperti Allah. Setan ingin menjalankan otoritas dan kekuasaan di dalam dunia ini yang sebenarnya hanya menjadi milik Allah. Dosanya merupakan penentangan langsung terhadap kuasa dan otoritas Allah.

4.    Dampak kejatuhan malaikat.

·         Perubahan besar terjadi dalam hati Lucifer pada saat ia berdosa. Sebelumnya Lucifer mengasihi dan mentaati Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai Raja di dalam hatinya. Namun Lucifer telah berubah. Ia sekarang hanya mengasihi dirinya sendiri. Ia tidak ingin Tuhan bertakhta dalam hatinya. Sebaliknya, ia meletakkan "dirinya sendiri" menduduki takhta hatinya. Dosa kesombongan yang mulai di dalam hati Lucifer telah mengantarnya kepada sikap mengasihi diri sendiri. Sikap mengasihi diri sendiri ini telah mengantarnya kepada mementingkan keinginan diri sendiri yang akhirnya telah membawanya kepada pemberontakan terhadap Penciptanya.

·         Dicampakkan oleh Tuhan. Lucifer merasa tidak puas lagi sebagai malaikat yang tertinggi berada di bawah kekuasaan Tuhan. Ia menginginkan kedudukan yang lebih tinggi, yakni ia ingin menjadi Tuhan! Namun Tuhan mengetahui apa yang ada dalam hati Lucifer itu sehingga ia dicampakkan dari kedudukannya yang tinggi itu. Namanya kemudian diganti dari Lucifer (putra Fajar) menjadi "Setan" yang berarti "musuh". Demikianlah awalnya Setan memulai perlawanannya kepada Tuhan dan menyebarkan segala jenis dosa dan kejahatan di dunia ini.

·         Akan diremukkan (Kej. 3:15). Allah memberitahu setan bahwa ia akan memiliki kemenangan kecil (“engkau akan meremukkan tumitnya”). Tetapi Kristus akan memiliki kemenangan besar melalui salib.





PENGAJARAN TENTANG SETAN

B.   Keberadaan Setan

·         Setan bukan personifikasi dari kejahatan.
·         Kenyataan tentang Setan tidak dapat disangkal, sebagaimana dinyatakan oleh Kitab Suci.
·         Tujuh Kitab PL mengajarkan mengenai kenyataan adanya Setan (Kej., 1Taw., Ayub, Maz., Yes., Yeh., Zak.).
·         Pengajaran Kristus menegaskan kenyataan dan kegiatan Setan. Yesus berbicara tentang Setan sebanyak 25 kali dari 29 kali pembicaraan tentang Setan dalam Injil.
·          Penulis-penulis PB menyadari realitas dan kegiatan Setan.


C.   Kedudukan Setan sebelum jatuh (Yeh. 28:12-15).

1.    Setan memiliki kesempurnaan yang tak ada bandingnya (ay. 13). Dia berdiri tegak di titik puncak ciptaan Allah, penuh hikmat dan keindahan sempurna.
2.    Setan memiliki tempat tinggal yang tak ada bandingnya (ay. 13). Ini menunjuk kepada Taman Eden surgawi, atau pada Eden di bumi.
3.    Setan memiliki pakaian yang tak ada bandingnya (ay. 13). Gambaran  yang mempesona tentang pakaian atau jubahnya menunjukkan sesuatu mengenai kemuliaan yang diberikan kepadanya.
4.    Setan memiliki fungsi yang tak ada bandingnya (ay. 14). Dia termasuk makhluk malaikat yang disebut kerubim, yang menjaga kekudusan Allah (Kej.3:24).

D.   Sifat dan Watak Setan.

1.    Setan adalah ciptaan

·         Yeh. 28:15;  Setan diciptakan

·         Setan tidak mahakuasa, mahahadir, mahatahu.

·         Setan memiliki keterbatasan, sebagai ciptaan.

·         Bertanggungjawab terhadap Penciptanya.


2.    Setan adalah makhluk Roh.

Setan termasuk golongan malaikat-malaikat yang disebut kerubim (Yeh. 28:14). Ia adalah malaikat ciptaan yang tertinggi (ay. 12). Inilah alasan mengapa Mikhael, penghulu malaikat, tidak berbantah-bantah dengan Setan mengenai mayat Musa (Yud. 9). Setan disebut sebagai penghulu dari semua malaikat yang jahat. Bahkan di dalam keadaannya sekarang, sebagai malaikat yang telah jatuh, dia tetap memiliki kuasa yang besar (meski berada di bawah ijin Allah). Sehingga dia disebut sebagai ilah dari dunia ini dan penguasa dari kuasa-kuasa di udara (2Kor. 4:4; Ef. 2:2).


E.   Identitas Pribadi Setan.

·         Ciri kepribadiannya

1.    Cerdik (2Kor. 11:3).

2.    Memiliki emosi (Why. 12:17; Luk. 22:31).

3.    Mempunyai kehendak (Yes. 14:12-14; 2Tim. 2:26).

·         Bukti menunjukkan kepribadiannya.

1.    Kejadian 3:1-7;

2.    Ayub 1;

3.    Matius 4:1-12;

4.    Markus 5:9;

5.    Lukas 8:30;


·         Tanggung jawab moral setan.

Matius 25:41;
Jika Setan hanya sekedar personifikasi sebagaimana yang telah dipikirkan banyak orang untuk mengungkapkan idea tau pandangan mereka mengenai kejahatan, maka personifikasi seperti ini jelas tidak bisa dimintai pertanggungjawaban moral atas perbuatan-perbuatannya, karena dalam kenyataannya, tidak ada makhluk yang bisa diminta pertanggungjawaban. Tetapi setan dituntut pertanggungjawabannya oleh Tuhan, dan ini memperingatkan kita bahwa menyangkal kenyataan adanya setan menuntut juga penyangkalan terhadap kebenaran kata-kata Kristus.

Ayub 1:7;
Setan adalah pribadi yang memiliki tanggungjawab moral, bertanggungjawab kepada Allah. Ia tidak memiliki kebebasan yang tidak terbatas tetapi takluk dan dibatasi oleh Allah.

·         Nama-nama Setan

1.    Satan (Ibrani), terdapat 52 kali, diterjemahkan Setan, yang berarti musuh atau lawan (Zak. 3:1; Mat. 4:10; Why. 12:9; 20:2).

2.    Diabolos (Yunani); Iblis dalam bahasa Indonesia. Dipakai 35 kali dalam Alkitab, yang berarti pemfitnah (Mat. 4:1; Ef. 4:27; Why. 20:2).

3.    Si jahat (Yoh. 17:15; 1Yoh. 5:18-19)). Istilah ini menekankan realitas tindakan jahatnya yang memenuhi seluruh dunia dengan kekuasaannya. Namun demikian pada dasarnya orang percaya tidak dapat dirasuk oleh Setan.

4.    Seekor Ular (Kej. 3:1; 2Kor. 11:3; Why. 12:9). Pelukisan watak ini dalam PB dan PL, menunjukkan tipu muslihat dan kelicikkannya.
5.    Seekor Naga merah (Why. 12:3,7,9). Ini menegaskan realitas sifatnya yang buas dan kejam, terutama sekali di dalam konflik. Ia kejam dan buas dalam serangannya terhadap orang percaya.

6.    Pemfitnah (Why. 12:10). Setan selalu memfitnah orang-orang percaya atas dosa-dosa yang dilakukan mereka.

7.    Penguasa dunia ini (Yoh. 12:31).

8.    Ilah zaman ini (2Kor. 4:4).

9.    Penguasa kerajaan angkasa (Ef. 2:2). Atau disebut “Roh yang bekerja di antara orang durhaka” (ay.2).

10. Penyesat dunia (Why. 12:9).

11. Belial (2Kor. 6:15). Kata ini berarti kesia-siaan  atau kejahatan dan secara tepat sekali menjelaskan katakter Setan.

12. Beelzebul (Luk. 11:15). Ini menunjukkan Setan sebagai kepala dari roh-roh jahat. Pada waktu musuh-musuh Yesus menuduh bahwa Dia dikuasai oleh Beelzebul, mereka menjadikan diri mereka bersalah karena melakukan penghujatan yang paling parah.

Berbagai nama dan sebutan untuk Setan tidak hanya menegaskan kenyataan akan keberadaannya, tetapi juga menyatakan kerakternya yang memiliki banyak muka atau penampilan dan berbagai aspek dari pekerjaannya.

F.    Pekerjaan setan.

1.    Merampas Injil
Matius 13:19 mengatakan: "Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu ...." Dari ayat ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa Iblis bekerja dengan cara mengambil Injil yang sedang ditaburkan kepada seseorang.

2.    Membutakan Pikiran Orang tentang Injil.
Iblis tidak pernah berhenti berusaha supaya orang tidak diselamatkan dan tinggal tetap dalam kerajaan kegelapannya. Mungkin kita bertanya mengapa walaupun seseorang telah dijelaskan sedemikian rupa tentang firman Allah, ia masih tetap tidak percaya, bahkan menolaknya? Tahukah Anda bahwa pekerjaan Iblis adalah membutakan pikiran manusia sehingga mereka tidak mengerti Injil? II Korintus 4:4 menjelaskan hal ini: "........Orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini (Setan), sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Tuhan Yesus....."

3.    Memutarbalikkan Firman Tuhan
Setan adalah makhluk yang cerdik sekaligus licik. Ketika mencobai Hawa, ia mengatakan; "Tentulah Allah berfirman: 'Semua pohon dalam taman ini jangan kau makan buahnya, bukan?'" Kej. 3:1. Padahal Allah mengatakan kepada Adam: "Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya ...." Kej. 2:16-17. Dari peristiwa ini, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Setan adalah sang pemutar balik firman Tuhan.

4.    Memfitnah atau Mendakwa (Why. 12:10).
Setan melakukan hal ini dengan tidak henti-hentinya, siang dan malam. Dia mendakwa kita atas dosa-dosa yang kita lakukan. Dan tentu saja dia punya kasus dari orang-orang percaya yang tidak dapat dibantah.
Akan tetapi Tuhan kita, Pembela kita, membela kita atas dasar satu-satunya bahwa semua dosa kita sudah dibayar melalui kematianNya (1Yoh. 2:1-2).

5.    Menggoda
Seperti halnya setan telah mencobai Yesus (Matius 4), dia juga mencobai manusia. Tujuan dari godaan setan itu ialah supaya kita melakukan kejahatan dan memberontak kepada Allah. kadangkala Allah memakai setan dalam menguji kita untuk membuktikan apakah kita dapat menolak atau melawan ujian-ujianNya. Ujian bisa mendatangkan tiga tujuan yang bermanfaat dalam kehidupan kita:
b.  Untuk membuktikan kemurnian iman kita (1Petrus 1:6-7)
c.   Untuk mengajarkan sesuatu kepada kita (1Petrus 4:12-13; Ibr.5:8)
d.  Untuk meningkatkan kasih kita terhadap Allah (Yakobus 1:12)


G.   Penghakiman Setan.

1.    Setan dinyatakan tanpa kuasa melalui salib. Kristus mengambil tempat manusia, dan melalui kematianNya, Ia mengalahkan Setan, menyatakan bahwa ia tidak berdaya dalam kehidupan orang percaya.

2.    Setan akan dilemparkan keluar dari langit selama Tribulasi. Pelemparan keluar dari surga (Why. 12:13) adalah suatu tindakan penghakiman dan kemungkinan besar menunjuk pada gugusan bintang-bintang, juga dikenal sebagai langit kedua (bukan hadirat Allah).

3.    Setan akan diikat dalam jurang yang dalam selama 1000 tahun dan dipenjarakan di dalam jurang yang tak berdasar, tidak lagi dapat menipu siapa pun di atas bumi selama masa Millenium (Why. 20:2,3).

4.    Setan akan dilemparkan ke lautan api. Di akhir Millenium, Setan dibebaskan, di mana ia menipu banyak orang, memimpin pada suatu pemberontakan melawan Allah, dikalahkan dan akhirnya dilemparkan ke dalam lautan api selama-lamanya (Why. 20:7-10).

H.   Cara Mengindari Tipudaya Setan

Kita telah melihat bahwa Setan adalah pembohong besar. Kita juga telah melihat akibat dahsyat yang akan menimpa mereka yang telah diperdayakan oleh Setan. Bagaimanakah kita dapat terhindar dari segala tipu daya Setan itu? Kita dapat terhindar dengan mengenal dan memahami kebenaran-kebenaran yang terdapat di dalam Firman Tuhan.

1.  Yohanes 8:32  =
2.  Galatia 1:8  =
3.  Efesus 6:10-20 =
4.  1Petrus 5:6-11

Tidak ada komentar:

DOKTRIN KRISTUS (KRISTOLOGI)

PANDANGAN KONTEMPORER TENTANG KRIST US A.       Ebionisme: “Yesus manusia biasa, diangkat menjadi Mesias karena kesalehan.” Go...