PENGAJARAN TENTANG MANUSIA DAN DOSA
A. Urutan dalam Penciptaan.
Kejadian 1 mengatakan bahwa manusia diciptakan pada hari
ke-6, yang berarti diciptakan setelah segala sesuatu. Ini menunjukan betapa
Tuhan telah mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan manusia sebelum
diciptakan.
B. Manusia sebagai “Gambar dan Rupa Allah”.
1. Teori menyimpang
2.
C. Dosa Manusia: Definisi;
1. Dosa
adalah pelanggaran hukum Allah. Kata Yunai parabasis
berarti “melewati, melanggar.” Kata ini dapat juga berarti pelanggar atau
orang yang berdosa; kata ini biasanya dihubungkan dengan pelanggaran khusus
terhadap hukum
ü Rom.3:23;
4:15; 5:14 =
ü Gal.
3:19 =
ü Ibr.
9:15 =
ü 1Yoh.3:4
=
2. Dosa
adalah kegagalan untuk selaras dengan standard Allah. Kata Yunani Hamartia disebutkan sebanyak 227 kali
dalam kitab PB. Kata ini bisa diartikan “tidak mencapai sasaran.” Kata ini sama
dengan khata dalam PL yang bisa
berarti “mencapai sasaran lain yang tidak semestinya.” Jadi hal ini berarti
bahwa semua orang telah meleset dari randa standard Allah dan terus gagal untuk
mencapai standard itu. Ini menyangkut dosa melakukan dan dosa tidak melakukan.
Kegagalan untuk melakukan yang benar juga dosa.
ü Kel.20:20
=
ü Hak.20:16
=
ü Ams.8:36
=
ü Mat.1:21
=
ü Kis.2:38
=
ü 1Kor.15:3
=
ü Rom.
14:23 =
ü Yak.1:15
=
ü 1Ptr.2:22
=
3. Dosa
adalah suatu prinsip dalam diri manusia. Dosa bukan hanya suatu tindakan tetapi
juga prinsip yang diam dalam diri manusia (William & Gingrich, A Greek Lexical,43). Yesus menunjuk dosa sebagai suatu “kondisi
atau karakteristik dari kualitas” (Yoh.9:41).
ü Yoh.15:24
=
ü Yoh.19;11
=
ü Rom.7:14
=
ü Gal.3:22
=
ü Ibr.3:13
=
4. Dosa
adalah tindakan yang salah pada pandangan Allah dan manusia.
ü Rom.1:8
= Segala kefasikan dan kelaliman manusia.
ü Kel.20:1-11
= menunjuk pada kegagalan manusia untuk menaati Allah dan melakukan perintah-perintah
yang berhubungan dengan Dia
5. Dosa
adalah pemberontakan kepada Allah. Dalam PL disebut pasha (1Raj. 12:19; Ams. 28:21; Yes. 1:2). Kata Yunani dalam PB
ialah anomia, yang berarti “tanpa
hukum” (Mat.24:12; 1Yoh. 3:4; 1Tim.1:9; 2Tes.2:8; Tit.2:14), dan dapat
dijabarkan sebagai suatu “kerangka berpikir”.
D. Asal
Mula Dosa.
1. Definisi.
Asal mula dosa dapat didefinisikan sebagai “status berdosa dan kondisi di mana
manusia dilahirkan” (Berkhof, ST, 244). Definisi asal mula dosa menyangkut tiga
hal: (1). berasal dari akar original dari umat manusia (Adam). (2).hadir dalam
kehidupan setiap individu dari sejak kelahirannya, (3).akar di dalam semua dosa
actual yang mencemarkan kehidupan manusia.
2. Berdasarkan
Sumber.
a. Iblis.
Kita harus mengetahui tipu daya dan jebakan Iblis yang meliputi juga program
dan cara kerjanya. Ingatlah bahwa ketika manusia berdosa (Adam), Iblislah yang
menggoda manusia dengan memutarbalikan kebenaran dan menanamkan keraguan dalam
hati manusia sehingga membuat manusia ragu akan firman Tuhan (Kej. 3).
b. Dunia.
Kehidupan yang serba duniawi ini selalu dipakai Iblis untuk menentang rencana
Allah atas umatNya dan menggantikan dengan rencana-rencana Iblis yang jahat.
Sebab itu, segala system yang ada di dunia ini merupakan suatu sumber dosa
apabila seseorang menjadi serupa dengan dunia ini (Yoh.15:16-18).
c. Hati.
Segala sesuatu yang dilakukan seseorang pastilah bersumber dari hatinya (Mat.
15:19). Perbuatan jahat seseorang adalah pancaran dari hati yang telah dicemari
dosa. Hanya Tuhan yang tau hati manusia.
d. Tidak
bersumber pada keterbatasan manusia. Ada filsuf yang beranggapan bahwa dosa
bersumber pada keterbatasan manusia Leibniz dan Spinoza). Dosa hanya merupakan
akibat yang dengan sendirinya timbul karena manusia itu terbatas. Ada yang
berpandangan bahwa kejahatan moral itu merupakan latar belakang syarat yang
perlu untuk kebaikan moral. Kita tidak bisa mengetahui mana yang baik secara
moral bila tidak ada yang jahat secara moral.
E. Sifat-sifat
Dosa
1. Universal
Matius 19”17 =
Lukas 11:13 =
Roma 3:23 =
2. Kebejatan.
Bejat ialah tidak adanya kebenaran yang semula dan kasih sayang yang kudus
terhadap Allah, termasuk pencemaran sifat moral manusia dan kecenderungan untuk
melakukan kejahatan (Thiessen). Ajaran tentang keselamatan yang diperuntukan
bagi semua manusia menunjukkan bahwa kebejatan ini terdapat pada semua orang.
Kebejatan secara negative tidak berarti setiap orang samasekali tidak memiliki
sifat-sifat yang menyenangkan hati orang lain (Mat. 23:23; Mark. 10:21; Rm.
2:14).
3. Kesalahan.
Kesalahan timbul hanya melalui perbuatan pelanggaran yang dipilih sendiri, baik
pada umat manusia yang diwakili oleh Adam maupun pada setiap pribadi
sendiri-sendiri. Sebagai kesalahan, dosa itu merupakan permusuhan terhadap
kehendak Allah. Kesalahan juga merupakan akibat yang obyektif, karena setiap
dosa, apapun sifatnya, merupakan serangan terhadap Allah, sehingga layak
ditimpa murka Allah.
4. Bersifat
prinsip ataupun tindakan. Perbuatan dosa bersumber pada suatu prinsip atau
sifat yang berdosa. Umat manusia pada umumnya menganggap bahwa kefasikan dan
kebajikan disebabkan watak dan keadaan, dan juga oleh perbuatan-perbuatan yang
dilakukan dengan sadar dan sengaja. Hukum pidana lebih memperhatikan motif
kejahatan daripada tindakan kejahatan. Dari mana asalnya kecenderungan untuk
berbuat jahat ini tidak dipersoalkan; hadirnya kecenderungan itulah yang dihukum, apakah itu diwarisi dari
nenek moyang kita ataukah dikembangkan dalam pengalaman.
5. Tidak
kekal. Gnostik = dosa itu selamanya sudah ada, kebaikan dan kejahatan bertentangan
sejak dahulu kala, dan akan terus bertentangan. Pandangan tersebut melarikan
manusia dari tanggungjawab moral atas dosa-dosanya. Dosa masuk ke dalam manusia
terjadi ketika manusia jatuh dalama dosa (Kej.3). Namun setelah manusia (orang
percaya) hidup di surga bersama Tuhan maka dosa tidak berkuasa dan tidak ada
lagi.
F. Akibat
Dosa.
1. Kematian Rohani
Kita tahu tubuh Adam tidak langsung mati pada saat itu. Ia masih
hidup untuk beberapa ratus tahun lagi setelah ia melanggar perintah Tuhan. Di
dalam Alkitab, kematian selalu berarti perpisahan. Kita semua tahu mengenai
kematian jasmani. Dalam kematian jasmani roh berpisah dari tubuh, namun apakah
yang dimaksud dengan kematian rohani? Kematian rohani adalah perpisahan Roh
Tuhan dari roh manusia. Apabila kehidupan kita berpisah dari kehidupan Tuhan,
atau hidup tanpa Allah itu berarti kita telah mati secara rohani. Inilah yang
terjadi kepada Adam dan Hawa ketika mereka berdosa kepada Tuhan. Roh mereka
berpisah dari Roh Tuhan. Mereka telah mati secara rohani. Hal pertama yang
disadari oleh Adam dan Hawa ketika mereka berdosa adalah mereka telanjang.
Kejadian 3:7 mengatakan, "... dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang,
lalu mereka menyemat dauh pohon ara dan membuat cawat."
2. Rasa Malu dan Bersalah
Setelah jatuh dalam dosa, Tuhan datang dan mencari Adam dan Hawa,
namun mereka tidak ingin bertemu dengan Tuhan. Mereka diliputi rasa bersalah,
malu dan takut. Mereka menyembunyikan diri di celah- celah pepohonan di taman
itu. Namun tak ada seorangpun yang dapat menyembunyikan diri dari Tuhan. Tuhan
yang kudus dan benar tidak dapat membiarkan dosa mereka. Ia tidak dapat
berpura-pura seolah- olah tidak ada sesuatu yang terjadi. Tuhan memanggil Adam
dan Hawa datang kepada-Nya. Kejadian 3:8-9
3. Hawa Harus Melahirkan Keturunan Dengan Kesakitan.
Kej. 3:16 mengatakan: "Firman Tuhan kepada perempuan itu:
"Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak, dengan
kesakitan engkau akan melahirkan anakmu...."
4. Mencari Nafkah Dengan Susah Payah.
Sebagai akibat bumi dikutuk Tuhan, maka Adam harus mencari nafkah
dengan susah payah. Kej. 3:17-19 mengatakan:"... maka terkutuklah tanah
karena engkau, dengan bersusah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur
hidupmu ...."
5.
Diusir dari Taman Eden
Selain berbagai hukuman tersebut di atas, mereka
juga diusir oleh Tuhan dari taman Eden. Kej. 3:23 mengatakan: "Lalu Tuhan
Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia
diambil."
G.
Pengaruh Dosa.
1. Dalam
Hubungannya dengn Allah.
ü Kita tidak layak untuk menghadap
kepada Allah.
ü Kita tidak sanggup melakukan
kehendak Allah.
ü Kita tidak benar di hadapan
Allah.
ü Kita tidak peka lagi
terhadap firman Allah.
2. Dalam
Hubungannya dengan sesamanya.
ü Dosa membawa konflik dan
menghasilkan perpecahan besar di antara bangsa-bangsa.
ü Dosa menyebabkan eksploitasi
terhadap sesama.
ü Dosa menyebabkan putusnya
hubungan dengan sesama.
3.
Dalam Hubungannya dengan dirinya.
ü Konflik batin (Rom.7:23)
ü Penipuan diri sendiri (1Kor.4:3).
ü Perasaan malu (Kej.3:7-8).
4.
Dalam Hubungannya dengan alam semesta.
ü kehilangan keharmonisan dengan alam.
ü eksploitasi alam.
5.
Dalam Hubungannya dengan waktu.
ü manusia kehilangan kekekalan (Kej.2:17; 3:19).
ü perjuangan materialism dan hedonism. Manusia terus
berpegang pada dunia yang nyata bagi pancaindera sebagai usaha untuk mempunyai
pegangan dalam dunia yang terus bergolak. Usaha ini juga nyata dari keinginan
manusia untuk menciptakan tanda-tanda peringatan, bentuk-bentuk kenangan yang
dapat memperpanjang kenangan kepada orang setelah dia tiada. Misalnya: membuat prasasti; menulis buku; mendirikan
bangunan; membuat kekeuasaan politis.
ü manusia hidup dalam kegelisahan. Kematian tidak ada
bandingnya untuk menyadarkan manusia akan keadaannya yang tak berarti dan
kelemahannya, dan menunjukkan kebodohan manusia yang angkuh. Jika seorang
mencoba menghadapi kematian dengan hati teduh, ia tidak berhasil sepenuhnya
mengatasi kegelisahan ini. Takut akan kematian menguasai manusia sampai
akhirnya ia juga pergi.
H.
Dosa, Orang
Percaya dan Kelahiran Baru.
1.
Luput dari Hukuman kekal. Orang percaya tidak
menderita hukuman kekal karena darah Kristus telah menebus mereka dari hukuman
(Yoh.3:16; 1Kor.6:20).
2.
Lahir baru sebagai pola hidup orang percaya.
a.
Kelahiran baru bukanlah menyingkirkan, membuang atau menyulap
natur lama manusia sehingga natur lama menjadi hilang atau tidak ada dan
menggantikan dengan natur yang baru sehingga manusia tidak dapat berbuat dosa
lagi.
b.
Kelahiran baru bukanlah perbaikan/reparasi natur jiwa lama manusia
(pikiran, emosi, kehendak) sedikit demi sedikit menuju kepada kesempurnaan.
c.
Kelahiran baru terjadi seketika dan sekaligus (tidak bertahap/
sedikit demi sedikit dan hanya satu kali/tidak berulang kali).
d.
Natur jiwa lama manusia masih ada ketika seseorang dilahirkan
baru. Prinsip kehidupan baru yang Allah tanamkan itulah yang akan mempengaruhi
pikiran, emosi dan kehendak manusia.
e.
Terjadinya kelahiran baru merupakan karya rahasia Allah semata
yang tersembunyi dari manusia, sesuatu yang kita tidak ketahui (Bdk. Yoh. 3:8).
Kita hanya dapat melihat akibatnya saja.
3.
Karya Tuhan dalam Kelahiran Baru.
a.
Tuhan Menempatkan Kita Dalam Keluarga Kristus
Semua orang yang belum dilahirkan baru, mereka
berada di dalam Adam, mewarisi dosa Adam dan berada di bawah penghukuman.
Ketika seseorang dilahirkan kembali, Tuhan mengeluarkannya dari kedudukannya
sebagai keluarga Adam dan diangkat menjadi anak-Nya Yoh. 1:12, 13, masuk dalam
keluarga Allah dimana Kristus sebagai Kepala.
b.
Tuhan Memberikan Roh yang Baru Kepada Kita.
Ia juga mengaruniakan kepada kita Roh-Nya untuk
tinggal di dalam roh kita yang baru itu. Ini disebut kelahiran kembali. Satu
hal yang perlu dijelaskan di sini adalah bahwa sifat lama kita tidak
dimusnahkan atau disingkirkan ketika kita dilahirkan baru, melainkan Ia
memberikan Roh-Nya kepada kita untuk dapat menang atasnya. Sifat lama kita
tidak akan disingkirkan sampai Yesus datang untuk membawa kita bersama-Nya di
Surga. Namun dengan berdiamnya Roh Kudus di dalam kita maka kita dapat
mengatasi atau mengalahkan sifat manusia lama kita yang berdosa ini.
c.
Tuhan Mengaruniakan Kehidupan Yang Kekal Kepada Kita
Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat
masuk dalam Kerajaan Allah." (Yoh. 3:5). Ayat ini memberikan jaminan bagi
seseorang yang telah dilahirkan baru untuk dapat masuk dalam kerajaan Allah,
artinya ialah hidup kekal bersama Allah dalam kerajaan Sorga
I.
Eskatologi Dosa.
1.
Dalam kaitannya dengan masalah internasional
pada Tribulasi. Dosa akan menjadi penyebab peperangan pada masa kesukaran besar
(Mat.24:6,7)
2.
Dalam kaitannya dengan masalah pribadi dosa
akan membuat orang saling mengkhianati dan membenci (Mat.24:10,12).
3.
Dalam kaitannya dengan masalah rohani. Banyak
pemimpin rohani palsu akan menipu banyak orang dengan tanda-tanda mujizat
(Mat.24), dan Antikristus akan membawa agama palsu mencapai puncaknya ketika ia
duduk di Bait Allah.
PENGAJARAN
TENTANG MALAIKAT
a. Asal
mula Malaikat.
Malaikat adalah makhluk
ciptaan yang memiliki permulaan. Seluruh Alkitab beranggapan bahwa malaikat itu
ada, yaitu baik malaikat yang baik maupun malaikat yang jahat.
1. Ayub
38:4-7;
2. Mazmur
148:2-5;
3. Yohanes
1:3;
4. Kolose
1:16;
5. Efesus
6:12;
Saat penciptaan
malaikat tidak disebutkan dengan jelas dalam Alkitab, namun sangatlah mungkin
bahwa malaikat diciptakan sebelum langit dan bumi diciptakan. Yang jelas
malaikat sudah ada pada waktu Kejadian 3:1 yaitu ketika Iblis, makhluk
malaikat, menampakkan diri.
b. Beberapa
Pengertian.
Berasal dari kata Ibrani malak “utusan”; ditujukan pada utusan
manusia (1Raj. 19:2) atau utusan ilahi (Kej. 28:12). Arti dasar dari kata itu
adalah “ia yang diutus.” Sebagai utusan ilahi, malaikat adalah “keberadaan
surgawi yang ditugaskan oleh Allah untuk melaksanakan perintah-perintah
tertentu” (Gerhard von Raad). Kata malak ditemukan
103 kali dalam PL. Kata Yunani angelos muncul
175 kali dalam PB; namun yang ditujukan kepada manusia hanya 6 kali. kata angelos sama dengan kata Ibrani malak; kata itu juga berarti
“utusan…yang berbicara dan bertindak atas nama orang yang mengutus dia.”
1. Malaikat
disebut Putra Allah (Ayb. 1:6; 38:7)
pada tahap sebelum mereka jatuh, mereka adalah putra Allah yang diciptakan-Nya.
2. Malaikat
disebut Yang Kudus (Maz. 89:5,7)
dalam arti bahwa mereka “dikhususkan atau dipisahkan” oleh Allah dan untuk
Allah sebagai pelayan dari kekudusan-Nya.
3. Malaikat
disebut Tentara, yang dapat
dimengerti sebagai tentara surgawi (Maz. 89:6,8; 1Sam. 17:45). Farsa-frasa itu
digunakan untuk menjabarkan para malaikat-malaikat sebagai “tentara surgawi”
(1Sam. 1:11), dan sebagai jutaan keberatan surgawi yang mengelilingi Allah
disebut “tentara” dalam frasa “Tentara surgawi Tuhan” (Yes. 31:4).
c. Eksistensi
dan sifat Malaikat.
1. Pada
mulanya semua malaikat diciptakan kudus. Allah menyatakan bahwa ciptaan-Nya
baik (Kej. 1:31). Dan memang, Allah tidak dapat menciptakan dosa. Bahkan
setelah dosa masuk ke dalam dunia, malaikat-malaikat Allah yang baik, yang
tidak memberontak kepada Allah, disebut kudus (Mrk. 8:38). Ini adalah
malaikat-malaikat pilihan (1Tim. 5:21) yang sangat berbeda dengan malaikat jahat
yang mengikuti Setan dalam pemberontakannya melawan Allah (Mat. 25:41).
Di
samping diciptakan kudus, semua malaikat dikelilingi oleh kekudusan. Penciptaan
mereka penuh kekudusan. Suasana tempat mereka tinggal dan melayani, sebelum
Setan jatuh ke dalam dosa, adalah tanpa cacat dan noda dosa.
2. Bersifat
makhluk. Pada Malaikat, bukan Pencipta. Namun, mereka adalah suatu golongan
makhluk yang terpisah dan berbeda, misalnya terpisah dan berbeda dari manusia
(1Kor. 6:3; Ibr. 1:14). Sebagai makhluk, kekuasaan, pengetahuan, dan kegiatan
mereka terbatas (1Ptr. 1:11-12; Why. 7:1). Seperti semua makhluk yang
bertanggung jawab, pada malaikat pun akan tunduk kepada pengadilan (1Kor. 6:3;
Mat. 25:41). Pemazmur berseru agar semua alam semesta memuji Allah atas ciptaan-Nya.
Bersama dengan semua makhluk surgawi yang lain, malaikat ciptaan Allah dengan
firman-Nya
ü Maz.
148:2-5;
ü Ayub
38:6-7;
ü Kolose
1:16
3. Malaikat
adalah keberadaan yang bersifat roh.
Meskipun malaikat dapat menyatakan diri mereka pada manusia dalam wujud tubuh
manusia (Kej. 18:3) mereka tetap disebut “roh” (Ibr. 1:14), hal itu menunjukkan
bahwa mereka tidak memiliki tubuh seperti manusia. Jadi mereka tidak berfungsi
seperti manusia dalam kaitan dengan perkawinan.
ü Mrk.
12:25;
ü malaikat
juga tidak mati (Luk. 20:36).
ü malaikat
disebut “angin” atau ”roh” (Maz. 104:4; bdk. Ibr. 1:7);
ü Roh
yang melayani; Ibr. 1:14;
ü Lukas
1:26;
ü Yohanes
10:12;
ü Ibrani
13:2;
Malaikat-malaikat,
roh-roh jahat (yang dianggap bahwa mereka adalah malaikat-malaikat yang jatuh),
dan Setan termasuk suatu golongan makhluk yang dapat dinamakan makhluk-makhluk
halus. Para malaikat disebut roh-roh yang melayani (Ibr. 1:14). Roh-roh jahat
disebut roh-roh yang najis dan jahat (Luk. 8:2; 11:24), dan Setan adalah roh
yang sekarang bekerja di antara orang-orang durhaka (Ef. 2:2). Sebagai makhluk
halus mereka bersifat roh tidak bertubuh.
4. Malaikat
merupakan suatu kelompok bukan suatu bangsa.
Dalam
Alkitab malaikat disebut sebagai bala tentara, dan bukan sebagai bangsa (Maz.
148:2). Malaikat tidak pernah menikah atau dinikahkan, juga tidak pernah mati.
Mereka disebut sebagai “anak-anak Allah” dalam PL (Ayub 1:6; 2:1; 38:7; bdk.
Kej. 6:2,40), namun tidak pernah Alkitab menyebutkan tentang adanya anak-anak
malaikat. Kata “malaikat” dalam Alkitab dipakai dalam bentuk maskulin.
Pemakaian bentuk maskulin tidak berarti bahwa malaikat berjenis kelamin
laki-laki. Karena malaikat ini merupakan suatu kelompok dan bukan suatu bangsa,
maka mereka berbuat dosa secara perorangan. Mungkin karena hal ini Tuhan tidak
menyediakan keselamatan untuk malaikat-malaikat yang jatuh.
ü Lukas
24:4;
ü Markus
16:5;
ü Ibrani
2:16;
5. Pengetahuan
malaikat lebih tinggi dari manusia, namun malaikat tidak mahatahu.
ü 2Samuel
14:20;
ü Matius
24:36;
ü Lukas
4:34;
ü 1Timotius
5:21;
ü 1Petrus
1:11-12;
6. Malaikat
lebih kuat dari pada manusia, namun tidak mahakuasa.
ü Pahlawan
perkasa; Maz. 103:20;
ü Memiliki
kuasa; Mat. 28:2; Kis. 5:19; 12:7;
ü 2Tesalonika
1:7;
ü Lebih
perkasa dari manusia; 2Ptr. 2:11;
ü Kekuatan
terbatas; Why. 12:7;
ü Meminta
kekuatan Mikhael; Dan. 10:13; Yudas 9; Ayub 1:12; 2:6;
7. Malaikat
lebih luhur dari manusia, namun tidak mahahadir. Malaikat tidak berada di dua
tempat sekaligus. Mereka mengembara di atas muka bumi.
ü Zakharia
1:11;
ü 1Petrus
5:8;
ü Daniel
9:21-23; 10:10-14;
ü 2Korintus
11:15;
ü Ibrani
1:14;
8. Malaikat
memiliki urutan lebih tinggi dari manusia.
Umat
manusia, termasuk Tuhan kita yang telah berinkarnasi, adalah “lebih rendah dari
para malaikat” (Ibr. 2:7). Para malaikat tidak tunduk pada keterbatasan
manusia, khususnya karena mereka tidak dapat mati (Luk. 20:36). Namun malaikat
memiliki keterbatasan-keterbatasan dibandingkan dengan manusia, secara khusus
dalam hubungan di masa depan. Para malaikat tidak diciptakan berdasarkan gambar
Allah, karena itu, mereka tidak memiliki akhir kemuliaan yang dimiliki manusia
yang telah ditebus oleh Kristus. Pada masa akhir, manusia yang telah ditebus
akan ditinggikan di atas malaikatNya (1Kor. 6:3).
9. Malaikat
bersifat kekal tidak bertambah banyak. Tuhan tidak menurunkan malaikat-malaikat bayi (Mat. 22:30), dan tidak akan mati (Luk.
20:36). Namun malaikat-malaikat yang jahat akan dihukum di tempat yang terpisah
dari Allah (Mat. 25:41; Luk. 8:31).
d. Pengelompokan
Malaikat.
Sekalipun Alkitab
tidak memberi tahu jumlah yang pasti, kita diberi tahu jumlah mereka yang
banyak sekali. Malaikat-malaikat merupakan jumlah yang sangat besar, yang tidak
dapat dihitung. Berapa banyaknya tidak dinyatakan secara pasti meskipun
sementara orang mengusulkan bahwa jumlah malaikat di semesta alam ini sama dengan
jumlah segenap manusia di sepanjang sejarah (mungkin dinyatakan secara tidak
langsung dalam Matius 18:10). Jumlah malaikat tetap, tidak bertambah dan tidak
berkurang.
1. Daniel
7:10;
2. Matius
26:53;
3. Ibrani
12:22; beribu-ribu
4. Wahyu
5:11;
Tentang organisasi malaikat,
Alkitab tidak berbicara tentang “majelis” dan “dewan” malaikat (Maz. 89:6,8),
tentang organisasi mereka untuk peperangan
d1. Dalam peperangan; Why.
12:7;
d2. Klasifikasi
pemerintahan; Ef. 3:10;
d3. Efesus 6:12;
Tidak disangsikan bahwa Allah
telah mengorganisasikan malaikat-malaikat pilihan dan Setan telah
mengorganisasikan malaikat-malaikat yang jahat.
Penggolongan
Malaikat:
1. Penghulu
Malaikat.
Dalam
hal ini hanya Mikhael yang ditunju sebagai penghulu malaikat atau malaikat yang
berkedudukan tinggi (Yud. 9; 1Tes. 4:16).
2. Penguasa-penguasa
pemerintahan dan Pemimpin terkemuka.
·
Efesus 6:12 menunjuk pada
“tingkatan dari para malaikat yang jatuh”; pemerintah
adalah “mereka yang berada di tingkatan pertama atau tinggi”; penguasa adalah “mereka yang diberi
otoritas”; penghulu dunia yang gelap “mengekpresikan
kuasa atau otoritas yang mereka terapkan atas dunia ini”; roh-roh jahat di udara menjabarkan roh-roh jahat, “mengekpresikan
karakter dan natur mereka.
·
Daniel 10:13 menunjuk kepada
“pangeran dari kerajaan Persia” yang melawan Mikhael. Ini bukan raja Persia,
melainkan malaikat yang jatuh di bawah kuasa setan; ia adalah iblis “dari
tingkat yang tinggi, ditugaskan oleh iblis, setan, kepada Persia sebagai
wilayah khusus untuk aktivitasnya” (lihat Why. 12:7).
3. Kerub.
Ini adalah golongan malaikat lainnya. Kerub jelas memiliki derajat yang tinggi
karena Setan adalah juga kerub (Yeh. 28:14,16). Kerub berfungsi sebagai
pelindung kekudusan Allah, yang telah melindungi jalan yang menuju ke pohon
kehidupan di taman eden (Kej. 3:24). Penggunaan kerub-kerub sebagai hiasan
dalam Kemah Suci menunjukkan fungsi mereka membawa kereta beroda yang dilihat
oleh Yehezkiel (Yeh. 1:4-5; 10:15-20). Empat makhluk hidup dalam Wahyu 4:6
disebut sama dengan kerub, meskipun ada sebagian orang merasa bahwa
makhluk-makhluk ini melambangkan sifat-sifat khas Allah. Gambaran kerub juga
menjadi bagian dari Bait Suci Kerajaan Seribu Tahun (Yeh. 41:18-20).
4. Serafim.
Kata Serafim berarti “yang dibakar”, digambarkan mengelilingi takhta Allah
dalam Yesaya 6:2. Setiap serafim dijelaskan memiliki empat saya. Tiga rakaian
seruan mereka “suci, suci, suci” (Yes. 6:3), berarti “mengakui Allah sebagai
sangat sempurna dalam kekudusan-Nya. Karena itu, mereka memuji dan menyerukan
kesempurnaan kekudusan Allah. Serafim juga mengekpresikan bahwa manusia harus
disucikan dari dosa moral sebelum ia dapat berdiri di hadapan Allah dan
melayani Dia.
Malaikat-malaikat khusus:
1. Gabriel
(Dan. 9:21; Luk. 1:26). Namanya berarti “manusia Allah” atau “Allah adalah kuat”.
Gabriel sepertinya utusan khusus Allah dari program kerajaan-Nya di mana dalam
setiap pemunculannya sebanyak empat kali dalam catatan Alkitab.
·
Daniel 9:21-27; Gabriel
menjelaskan peristiwa dari tujuhpuluh minggu untuk Israel.
·
Lukas 1:26-27; Gabriel mengatakan
kepada Maria bahwa seorang yang akan dilahirkan melalui dia akan menjadi besar
dan memerintah di atas takhta Daud.
·
Daniel 8:15-16; Gabriel
menjelaskan tentang penerus kerajaan-kerajaan Media Persia dan Yunani, demikian
pula akhir dari kematian Alexander Agung.
·
Lukas 1:11-20; Gabriel
mewartakan kelahiran Yohanes Pembaptis kepada Zakharia.
2. Malaikat-malaikat
yang diberi tanggung jawab khusus.
Malaikat-malaikat
tertentu disebutkan dalam hubungannya dengan tugas khusus yang mereka lakukan.
·
Wahyu 14:18; malaikat yang
berkuasa atas api.
·
Wahyu 16:5; malaikat yang
berkuasa atas air.
·
Wahyu 9:11; malaikat jurang
maut.
·
Wahyu 20:1-2; malaikat yang
mengikat setan.
3. Malaikat-malaikat
yang berhubungan dengan hukuman-hukuman yang akan datang.
·
Wahyu 8-9;
·
Wahyu 16;
4. Malaikat-malaikat
Ketujuh jemaat dalam Wahyu 2-3.
Setiap
surat ditujukan kepada setiap “malaikat” dari ketujuh jemaat, dan
malaikat-malaikat itu terlihat di tangan kanan Kristus yang telah bangkit
(Why.1:16-20). Tidak dapat dipastikan apakah mereka itu sungguh malaikat atau
orang yang menjadi pemimpin jemaat-jemaat itu.
Meskipun
kata “malaikat” jelas berarti pesuruh,kata
itu dapat menunjukkan kepada suatu makhluk yang melebihi manusia, yaitu
menunjuk kepada malaikat pelindung untuk setiap jemaat. Kata itu mungkin
menunjuk kepada orang yang berfungsi sebagai pesuruh, yaitu menunjuk kepada
orang yang menjadi pemimpin (pendeta) setiap jemaat.
5. Malaikat
Yahweh.
Malaikat
Yahweh adalah Christophany, yaitu
perwujudan Kristus sebelum Ia menjelma menjadi manusia. Malaikat berbicara
sebagai Allah, menyamakan diriNya dengan Allah, dan menggunakan hak istimewa
Allah. Pengejawantahan itu berakhir sesudah Kristus menjelma menjadi manusia.
Hal ini menguatkan kesimpulan bahwa Malaikat itu adalah Kristus sebelum
menjelma menjadi manusia.
·
Kej. 16:7-112;
·
Kej. 21:17-18;
·
Kel. 3:2;
·
Hak. 2:1-4;
·
Hak. 13:3-22;
·
2Sam. 24:16;
·
Zak. 1:12;
·
Zak. 12:8;
Pemikiran
praktis:
Para malaikat diorganisasi;
roh-roh jahat diorganisasi; namun orang-orang Kristen, baik secara perseorangan
maupun dalam kelompok-kelompok, sering merasa bahwa mereka tidak perlu
diorganisasi. Ini benar terutama dalam hal melawan kejahatan. Kadang-kadang
orang percaya merasa bahwa mereka dapat berusaha sendiri-sendiri dan
mengharapkan kemenangan tanpa terlebih dahulu membuat persiapan yang tertib dan
terorganisir.
e. Pelayanan
Malaikat.
1. Pelayanan
kepada Allah
Kerub mempunyai pelayanan kepada Allah dalam
mempertahankan kekudusan Allah.
Serafim memiliki pelayanan Allah dalam mengelilingi
takhta Allah di mana mereka melayani kekudusan Allah.
2. Pelayanan
kepada Kristus
a. Pada
Kelahiran Kristus.
ü Nubuat. Malaikat
memprediksi kelahiran-Nya (Luk. 1:26-38). Gabriel datang pada Maria menjelaskan
bahwa anak yang dikandungnya akan disebut “Putra dari Yang Mahatinggi”, yang
akan memerintah di takhta Daud, ayah-Nya, dan akan memiliki kerajaan kekal.
ü Berita. Malaikat
memberitakan kelahiran Kristus kepada para gembala dan kemudian disertai
puji-pujian oleh sejumlah besar malaikat (Luk.2:8-15).
b. Selama
pelayanan Kristus
ü Peringatan. Malaikat
melindungi Kristus pada masa kecil. Yusuf dan Maria diperingatkan oleh malaikat
supaya melarikan diri ke Mesir untuk menghindari kemarahan Herodes
(Mat.2:13-15). Dan seorang malaikat juga memberi petunjuk kapan saat yang aman
untuk kembali ke tanah Israel (Mat.2:20).
ü Pelayanan. Setelah
Yesus dicobai, malaikat melayani Dia (Mat.4:11). Pelayanan itu kemungkinan
besar termasuk di dalamnya dorongan setelah empat puluh hari pencobaan yang
melelahkan, sebagaimana yang dilakukan malaikat pada Elia (1Raj. 19:5-7).
Malaikat juga melayani Yesus ketika Dia mengalami ketegangan di Taman Getsemani
(Luk, 22:43). Malaikat menguatkan Dia pada saat Ia bergumul dalam doa tentang
penyalibanNya.
ü Pembelaan. Yesus
meyakinkan semua orang bahwa satu legiun malaikat siap datang untuk membela Dia
apabila mereka dipanggil (Mat.26:53).
c. Sesudah
kebangkitan Kristus.
ü Seorang
malaikat menggulingkan batu dari kubur (Mat. 28:1-2).
ü Para
malaikat memberitakan kebangkitan Kristus (Mat. 28:5-7; Mrk. 16:6-7; Luk.
24:4-7). Para malaikat mengundang para wanita untuk masuk ke kuburan yang
kosong untuk melihat kain pembalut yang kosong, sehingga mereka bisa yakin akan
kebangkitan-Nya dan mewartakannya kepada dunia.
ü Para
malaikat hadir pada kenaikan-Nya (Kis.1:10). Sebagaimana para malaikat
mengelilingi takhta Bapa, demikian pula para malaikat menghadiri kenaikan yang
penuh kemenangan dari Putra Allah ke dalam kemuliaan dan mengingatkan
orang-orang yang memandang ke atas akan kembalinya Yesus dengan penuh
kemenangan pula di masa yang akan datang.
d. Pada
KKKK
ü Pengangkatan. Akan terdengar suara penghulu malaikat pada
saat pengangkatan gereja (1Tes. 4:16).
ü Malaikat-malaikat
akan menyertai Kristus pada kedatangan-Nya yang kedua kali (Mat. 25:31; 2Tes.
1:7).
ü Malaikat-malaikat
akan memisahkan gandum dari ilalang saat kedatangan Kristus kedua (Mat.
13:39-40).
3. Melayani
orang percaya.
Para malaikat disebut “roh-roh yang melayani” dalam
Ibrani 1:14. Kata melayani (leitourgika) tidak
meliputi ide perbudakan saja, tetapi suatu fungsi jabatan. Mereka telah
ditugaskan dan diutus dengan tanggungjawab untuk menolong prang percaya.
·
Perlindungan dalam hal
fisik. Malaikat memproteksi Daud pada waktu ia dipaksa untuk lari ke Filistin
(Maz. 34:8). Para malaikat mengagalkan rencana dari musuh-musuh umat Allah
(Maz. 35:4-5). Para malaikat melindungi orang-orang yang berlindung pada Allah
dari kecelakaan fisik (Maz. 91:11-13).
Malaikat membebaskan para rasul dari penjara (Kis. 5:19; 12:7-11).
Malaikat juga akan melindungi 144.000 orang pada masa Tribulasi (Why. 7:1-14).
·
Pemeliharaan secara fisik.
Malaikat membawa makanan bagi Elia pada waktu lemah dari perjalanan yang jauh
(1Raj. 19:5-7).
·
Dorongan. Selama badai di
laut, malaikat mendorong Paulus, mengingatkan dia, bahwa ia akan tiba dengan
selamat di Roma untuk bersaksi bagi Kristus (Kis. 27:23-25).
·
Petunjuk kepada keselamatan.
Malaikat menolong dalam memenangkan orang bagi Kristus (Kis. 8:26; 10:3).
·
Jawaban doa. Malaikat
membawa jawaban-jawaban atas doa orang percaya (Kis. 12:5-10).
·
Kehadiran pada saat
kematian. Malaikat memelihara orang-orang benar pada saat kematiannya (Luk.
16:22).
4. Relasi
dengan orang yang tidak percaya.
·
Malaikat memberitahukan
hukuman-hukuman yang akan datang (Kej. 19:13; Why. 14:6-7; 19:17-18).
·
Malikat memberikan hukuman
kepada orang-orang berdosa (Kis. 12:23; Why. 16:1).
·
Malaikat akan memisahkan
orang-orang fasik dan orang-orang benar
(Mat. 13:39-40).
·
Para malaikat akan meniup
terompet penghakiman selama Tribulasi (Why. 8:2-12; 9:1,13; 11:15)
·
Para malaikat akan
mencurahkan cawan penghakiman atas bumi (Why. 16:2-17)
5. Pelayanan-pelayanan
khusus.
·
Malaikat membawa
jawaban-jawaban doa (Kis. 12:5-10)
·
Malaikat menolong
memenangkan orang-orang bagi Kristus (Kis. 8:26; 10:3).
·
Malaikat memperhatikan
keadaan, pekerjaan dan penderitaan orang Kristen (1Kor. 4:9; 11:10; Ef. 3:10;
1Ptr. 1:12).
·
Malaikat memberikan dorongan
dan membesarkan hati orang Kristen pada waktu menghadapi bahaya (Kis.
27:23-24).
·
Malaikat memelihara
orang-orang benar pada saat kematian (Luk. 16:22).
f. Kejatuhan
Malaikat.
1. Fakta
kejatuhan malaikat.
Hal
yang tidak bisa dipungkiri ialah adanya kejahatan di bumi ini.
Malaikat-malaikat yang jahat telah melakukan kejahatan di bumi ini.
2. Waktu
kejatuhan malaikat
Tidak
ada data dalam Alkitab kapan malaikat jatuh, karena Iblis telah masuk ke dalam
taman Eden dalam Kejadian 3 dan menggoda Hawa untuk berbuat dosa.
3. Penyebab
kejatuhan malaikat.
Penyebabnya
ialah kesombongan dan tinggi hati, seperti dalam Yehezkiel 28:16. Tingkatan yang luar biasa dalam posisi
malaikat memimpin dia pada kesombongan. Yesaya 14:12-14 menjabarkan dosanya
yang menuju kejatuhannya. Lima “Aku hendak” dalam Yehezkiel 28:17 menekankan
dosanya. Ia menginginkan untuk memasuki hadirat Allah dan mendirikan takhtanya
di atas takhta Allah di atas malaikat yang lain. Ia ingin menjadi seperti “Yang
Maha Tinggi”. Berikut penjabaran Yehezkiel 28;
·
Aku
hendak naik ke langit. Karena kedudukannya sebagai
penjaga kekudusan Allah, ia memang punya hak untuk masuk ke langit. Tetapi
ucapannya ini menyatakan keinginannya untuk menguasai dan tetap tinggal di langit
dalam keadaan yang setara dengan Allah.
·
Aku
hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah. Ungkapan
ini berarti bahwa setan ingin memerintah atau menguasai semua malaikat. Kata
“bintang-bintang” menunjukkan pada istilah malaikat di langit.
·
Aku
hendak duduk di atas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Ini
menerangkan bagaimana setan berambisi untuk menguasai alam semesta sebagaimana
yang biasa dilakukan oleh kumpulan dewa-dewa orang Babel.
·
Aku
hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan. Awan-awan
seringkali dihubungkan dengan kehadiran Allah. Setan menginginkan kemuliaan
yang dimiliki Allah (Lihat, Kel. 16:10; Why. 19:1)
·
Aku
hendak menyamai Yang Maha Tinggi. Dalam hal ini setan
ingin menjadi seperti atau menyamai Tuhan. Nama Elyon untuk Allah menekankan pada kekuatan dan kedaulatan Allah
(Kej. 14:18). Setan ingin berkuasa seperti Allah. Setan ingin menjalankan
otoritas dan kekuasaan di dalam dunia ini yang sebenarnya hanya menjadi milik
Allah. Dosanya merupakan penentangan langsung terhadap kuasa dan otoritas
Allah.
4. Dampak
kejatuhan malaikat.
·
Perubahan besar terjadi dalam hati Lucifer pada saat ia berdosa. Sebelumnya
Lucifer mengasihi dan mentaati Tuhan dan menjadikan Tuhan sebagai Raja di dalam
hatinya. Namun Lucifer telah berubah. Ia sekarang hanya mengasihi dirinya
sendiri. Ia tidak ingin Tuhan bertakhta dalam hatinya. Sebaliknya, ia
meletakkan "dirinya sendiri" menduduki takhta hatinya. Dosa
kesombongan yang mulai di dalam hati Lucifer telah mengantarnya kepada sikap
mengasihi diri sendiri. Sikap mengasihi diri sendiri ini telah mengantarnya
kepada mementingkan keinginan diri sendiri yang akhirnya telah membawanya
kepada pemberontakan terhadap Penciptanya.
·
Dicampakkan oleh Tuhan. Lucifer merasa tidak puas lagi sebagai
malaikat yang tertinggi berada di bawah kekuasaan Tuhan. Ia menginginkan
kedudukan yang lebih tinggi, yakni ia ingin menjadi Tuhan! Namun Tuhan
mengetahui apa yang ada dalam hati Lucifer itu sehingga ia dicampakkan dari
kedudukannya yang tinggi itu. Namanya kemudian diganti dari Lucifer (putra
Fajar) menjadi "Setan" yang berarti "musuh". Demikianlah
awalnya Setan memulai perlawanannya kepada Tuhan dan menyebarkan segala jenis
dosa dan kejahatan di dunia ini.
·
Akan diremukkan (Kej. 3:15). Allah memberitahu setan bahwa ia akan
memiliki kemenangan kecil (“engkau akan meremukkan tumitnya”). Tetapi Kristus
akan memiliki kemenangan besar melalui salib.
PENGAJARAN
TENTANG SETAN
B. Keberadaan
Setan
·
Setan bukan personifikasi
dari kejahatan.
·
Kenyataan tentang Setan
tidak dapat disangkal, sebagaimana dinyatakan oleh Kitab Suci.
·
Tujuh Kitab PL mengajarkan
mengenai kenyataan adanya Setan (Kej., 1Taw., Ayub, Maz., Yes., Yeh., Zak.).
·
Pengajaran Kristus
menegaskan kenyataan dan kegiatan Setan. Yesus berbicara tentang Setan sebanyak
25 kali dari 29 kali pembicaraan tentang Setan dalam Injil.
·
Penulis-penulis PB menyadari realitas dan
kegiatan Setan.
C. Kedudukan
Setan sebelum jatuh (Yeh. 28:12-15).
1. Setan memiliki kesempurnaan
yang tak ada bandingnya (ay. 13). Dia berdiri tegak di
titik puncak ciptaan Allah, penuh hikmat dan keindahan sempurna.
2. Setan memiliki tempat
tinggal yang tak ada bandingnya (ay. 13). Ini
menunjuk kepada Taman Eden surgawi, atau pada Eden di bumi.
3. Setan memiliki pakaian yang
tak ada bandingnya (ay. 13). Gambaran yang mempesona tentang pakaian atau jubahnya
menunjukkan sesuatu mengenai kemuliaan yang diberikan kepadanya.
4. Setan memiliki fungsi yang
tak ada bandingnya (ay. 14). Dia termasuk
makhluk malaikat yang disebut kerubim, yang menjaga kekudusan Allah (Kej.3:24).
D. Sifat
dan Watak Setan.
1. Setan
adalah ciptaan
·
Yeh. 28:15; Setan diciptakan
·
Setan tidak mahakuasa,
mahahadir, mahatahu.
·
Setan memiliki keterbatasan,
sebagai ciptaan.
·
Bertanggungjawab terhadap
Penciptanya.
2. Setan
adalah makhluk Roh.
Setan
termasuk golongan malaikat-malaikat yang disebut kerubim (Yeh. 28:14). Ia
adalah malaikat ciptaan yang tertinggi (ay. 12). Inilah alasan mengapa Mikhael,
penghulu malaikat, tidak berbantah-bantah dengan Setan mengenai mayat Musa
(Yud. 9). Setan disebut sebagai penghulu dari semua malaikat yang jahat. Bahkan
di dalam keadaannya sekarang, sebagai malaikat yang telah jatuh, dia tetap
memiliki kuasa yang besar (meski berada di bawah ijin Allah). Sehingga dia
disebut sebagai ilah dari dunia ini dan penguasa dari kuasa-kuasa di udara
(2Kor. 4:4; Ef. 2:2).
E. Identitas
Pribadi Setan.
·
Ciri kepribadiannya
1. Cerdik
(2Kor. 11:3).
2. Memiliki
emosi (Why. 12:17; Luk. 22:31).
3. Mempunyai
kehendak (Yes. 14:12-14; 2Tim. 2:26).
·
Bukti menunjukkan
kepribadiannya.
1. Kejadian
3:1-7;
2. Ayub
1;
3. Matius
4:1-12;
4. Markus
5:9;
5. Lukas
8:30;
·
Tanggung jawab moral setan.
Matius
25:41;
Jika
Setan hanya sekedar personifikasi sebagaimana yang telah dipikirkan banyak
orang untuk mengungkapkan idea tau pandangan mereka mengenai kejahatan, maka
personifikasi seperti ini jelas tidak bisa dimintai pertanggungjawaban moral
atas perbuatan-perbuatannya, karena dalam kenyataannya, tidak ada makhluk yang
bisa diminta pertanggungjawaban. Tetapi setan dituntut pertanggungjawabannya
oleh Tuhan, dan ini memperingatkan kita bahwa menyangkal kenyataan adanya setan
menuntut juga penyangkalan terhadap kebenaran kata-kata Kristus.
Ayub
1:7;
Setan
adalah pribadi yang memiliki tanggungjawab moral, bertanggungjawab kepada
Allah. Ia tidak memiliki kebebasan yang tidak terbatas tetapi takluk dan
dibatasi oleh Allah.
·
Nama-nama Setan
1. Satan (Ibrani),
terdapat 52 kali, diterjemahkan Setan, yang berarti musuh atau lawan (Zak. 3:1;
Mat. 4:10; Why. 12:9; 20:2).
2. Diabolos (Yunani);
Iblis dalam bahasa Indonesia. Dipakai 35 kali dalam Alkitab, yang berarti
pemfitnah (Mat. 4:1; Ef. 4:27; Why. 20:2).
3. Si jahat (Yoh.
17:15; 1Yoh. 5:18-19)). Istilah ini
menekankan realitas tindakan jahatnya yang memenuhi seluruh dunia dengan
kekuasaannya. Namun demikian pada dasarnya orang percaya tidak dapat dirasuk
oleh Setan.
4. Seekor Ular (Kej.
3:1; 2Kor. 11:3; Why. 12:9). Pelukisan watak ini dalam PB dan PL, menunjukkan
tipu muslihat dan kelicikkannya.
5. Seekor Naga merah (Why.
12:3,7,9). Ini menegaskan realitas sifatnya yang buas dan kejam, terutama
sekali di dalam konflik. Ia kejam dan buas dalam serangannya terhadap orang
percaya.
6. Pemfitnah
(Why. 12:10). Setan selalu memfitnah
orang-orang percaya atas dosa-dosa yang dilakukan mereka.
7. Penguasa dunia ini
(Yoh. 12:31).
8. Ilah zaman ini
(2Kor. 4:4).
9. Penguasa kerajaan angkasa (Ef.
2:2). Atau disebut “Roh yang bekerja di antara orang durhaka” (ay.2).
10. Penyesat dunia (Why.
12:9).
11. Belial (2Kor.
6:15). Kata ini berarti kesia-siaan atau
kejahatan dan secara tepat sekali menjelaskan katakter Setan.
12. Beelzebul
(Luk. 11:15). Ini menunjukkan Setan sebagai kepala dari roh-roh jahat. Pada
waktu musuh-musuh Yesus menuduh bahwa Dia dikuasai oleh Beelzebul, mereka
menjadikan diri mereka bersalah karena melakukan penghujatan yang paling parah.
Berbagai
nama dan sebutan untuk Setan tidak hanya menegaskan kenyataan akan
keberadaannya, tetapi juga menyatakan kerakternya yang memiliki banyak muka
atau penampilan dan berbagai aspek dari pekerjaannya.
F. Pekerjaan
setan.
1. Merampas Injil
Matius 13:19 mengatakan: "Kepada setiap orang yang mendengar
firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan
merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu ...." Dari ayat ini kita
bisa menarik kesimpulan bahwa Iblis bekerja dengan cara mengambil Injil yang
sedang ditaburkan kepada seseorang.
2. Membutakan Pikiran Orang tentang Injil.
Iblis tidak pernah berhenti berusaha supaya orang tidak
diselamatkan dan tinggal tetap dalam kerajaan kegelapannya. Mungkin kita
bertanya mengapa walaupun seseorang telah dijelaskan sedemikian rupa tentang
firman Allah, ia masih tetap tidak percaya, bahkan menolaknya? Tahukah Anda
bahwa pekerjaan Iblis adalah membutakan pikiran manusia sehingga mereka tidak
mengerti Injil? II Korintus 4:4 menjelaskan hal ini: "........Orang yang
tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini (Setan),
sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Tuhan
Yesus....."
3. Memutarbalikkan Firman Tuhan
Setan adalah makhluk yang cerdik sekaligus licik. Ketika mencobai
Hawa, ia mengatakan; "Tentulah Allah berfirman: 'Semua pohon dalam taman
ini jangan kau makan buahnya, bukan?'" Kej. 3:1. Padahal Allah mengatakan
kepada Adam: "Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan
bebas, tetapi pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau
makan buahnya ...." Kej. 2:16-17. Dari peristiwa ini, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa Setan adalah sang pemutar balik firman Tuhan.
4. Memfitnah
atau Mendakwa (Why. 12:10).
Setan melakukan hal ini
dengan tidak henti-hentinya, siang dan malam. Dia mendakwa kita atas dosa-dosa
yang kita lakukan. Dan tentu saja dia punya kasus dari orang-orang percaya yang
tidak dapat dibantah.
Akan tetapi Tuhan kita, Pembela kita, membela
kita atas dasar satu-satunya bahwa semua dosa kita sudah dibayar melalui
kematianNya (1Yoh. 2:1-2).
5. Menggoda
Seperti halnya setan telah mencobai Yesus (Matius 4), dia juga
mencobai manusia. Tujuan dari godaan setan itu ialah supaya kita melakukan
kejahatan dan memberontak kepada Allah. kadangkala Allah memakai setan dalam
menguji kita untuk membuktikan apakah kita dapat menolak atau melawan
ujian-ujianNya. Ujian bisa mendatangkan tiga tujuan yang bermanfaat dalam
kehidupan kita:
b.
Untuk membuktikan kemurnian iman kita (1Petrus 1:6-7)
c.
Untuk mengajarkan sesuatu kepada kita (1Petrus 4:12-13; Ibr.5:8)
d.
Untuk meningkatkan kasih kita terhadap Allah (Yakobus 1:12)
G.
Penghakiman Setan.
1.
Setan dinyatakan tanpa kuasa melalui salib.
Kristus mengambil tempat manusia, dan melalui kematianNya, Ia mengalahkan
Setan, menyatakan bahwa ia tidak berdaya dalam kehidupan orang percaya.
2. Setan
akan dilemparkan keluar dari langit selama Tribulasi. Pelemparan keluar dari
surga (Why. 12:13) adalah suatu tindakan penghakiman dan kemungkinan besar
menunjuk pada gugusan bintang-bintang, juga dikenal sebagai langit kedua (bukan
hadirat Allah).
3. Setan
akan diikat dalam jurang yang dalam selama 1000 tahun dan dipenjarakan di dalam
jurang yang tak berdasar, tidak lagi dapat menipu siapa pun di atas bumi selama
masa Millenium (Why. 20:2,3).
4. Setan
akan dilemparkan ke lautan api. Di akhir Millenium, Setan dibebaskan, di mana
ia menipu banyak orang, memimpin pada suatu pemberontakan melawan Allah,
dikalahkan dan akhirnya dilemparkan ke dalam lautan api selama-lamanya (Why.
20:7-10).
H.
Cara Mengindari Tipudaya Setan
Kita telah melihat bahwa
Setan adalah pembohong besar. Kita juga telah melihat akibat dahsyat yang akan
menimpa mereka yang telah diperdayakan oleh Setan. Bagaimanakah kita dapat
terhindar dari segala tipu daya Setan itu? Kita dapat terhindar dengan mengenal
dan memahami kebenaran-kebenaran yang terdapat di dalam Firman Tuhan.
1. Yohanes 8:32 =
2. Galatia 1:8 =
3. Efesus 6:10-20 =
4. 1Petrus 5:6-11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar