PENDIDIKAN KARAKTER:
Model Pembinaan Karakter Anak Oleh Guru-guru Sekolah Minggu
Oleh: Marfy Simatauw, M.Pd.K
Abstrak
Tulisan jurnal ini bertujuan untuk menganalisis pola pembinaan karakter anak yang dilakukan oleh guru-guru sekolah minggu dalam mengajar kepada anak usia ini mempunyai kepribadian yang baik sejak dini dan berkulitas serta berakhlak mulia dalam meningkatkan iman kepada Tuhan. Pentingnya membuat jurnal ini, disebabkan karena permasalahan dalam pembiaan anak di sekolah minggu yang berhubungan dengan karakter anak yang tidak baik seperti; kurangnya sikap sopan santun, tidak mau diatur, mencuri, mengucapakan kata-kata yang kotor, dalam pergaulan dilingkungan masyarakat, hal inilah yang menjadi tantangan bagi guru-guru dalam pembinaan anak-anak di sekolah.
Pembinaan karakter anak yang diterapkan oleh guru sekolah minggu sangat berperan penting dalam mendidik anak-anak pada usia dini, karena anak pada usia ini jika dibina secara baik dan teratur dapat menghasilkan dampak perubahan yang sangat baik seperti; memiliki moral yang baik, bertatakrama, saling mengasihi dan takut akan Tuhan sesuai dengan firman Tuhan, II Timotius 3:16 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Kata Kunci: Pendidikan; Karakter; Sekolah Minggu; Anak
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan pada masa sekarang sangatlah berkembang pesat, hal ini disebabkan karena adanya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan makin meningkat.Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dapat memberi pemahaman yang sangat luas kepada guru-guru sekolah minggu untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Pembinaan karakter anakoleh guru-guru sekolah minggu dalam mendidik untuk hidup takut akan Tuhan sangatlah penting, karena dengan demikian pembinaanmerupakan suatu sarana yang menunjang dalam mendidik sikap, pengetahuan dan dapat mengembangkan bakat yang dimilikinya supaya memperoleh suatu perubahan dalam dirinya. Dengan ini menurut, Sam Doherty “ Syarat yang terpenting bagi seorang guru sekolah minggu bagaimana ia dapat membimbing anak-anak untuk mengalami pengalaman hidupnya bersama-sama dengan Tuhan supaya, kebenaran firman Tuhan yang diberikan dapat mempengaruhi hidupnya. Oleh sebab itu setiap guru hendak merasa bahwa dirinya pelajaran yang terbaik.”[1]Ini merupakan suatu ketentuan yang harus dimiliki oleh guru sekolah minggu akan, menyadari bahwa pentingnya pembinaan karakter yang diterapkan dalam mengajarkan anak-anak untuk takut akan Tuhan.
Dalam hal ini, pembinaan karakter anak oleh guru-guru sekolah minggu sangatlah berguna dalam mendidik dan membimbing anak-anak sekolah minggu agar dapat mengalami perubahan karakter dan tingkalaku dalam masyarakat maka, dari pada itu kesempatan ini harus diajarkan dengan perhatian arahan yang benar berdasarkan firman Tuhan. Karena keberhasilan dalam mendidik dapat dipengaruhi oleh kemampuan kerja sama guru-guru sekolah minggu dalam menerapkan firman Tuhan kepada anak didikannya, dan kemampuan guru-guru tersebut berkaitan dengan hubungan kerja sama diantara guru-guru dalam melibatkan orang tua anak supaya adanya relasi yang baik dalam menunjang dan memperbaiki sikap anak-anak agar mengalami perubahan dalam diri mereka.
Oleh sebab itu, dengan kondisi tersebut menunjukan bahwa fungsi dan pembinaan karakter anak oleh guru-guru sekolah minggu sangatlah berperan aktif dalam mendidik, dan ini merupakan kunci untuk tercapainya tujuan dan sasaran dalam pembinaan karakter anak sekolah minggu tetapi, dalam kenyataan yang ada dalam kehidupan sehari-hari anak-anak ini hidup dalam pergaulan bebas seperti, merokok, berjudi dan mengucapkan kata-kata kotor kepada teman sebaya dalam pergaulan, dari pada itu perlu adanya pembinaan karakter anak sejak dini oleh guru-guru sekolah minggu sangatlah bermanfaat karena, inilah kesempatan yang tepat harus diajarkan, dan dibina dalam firman Tuhan agar mereka mempunyai pengharapan dan jaminan keselamatan di dalam Tuhan.
Kerjasama guru-guru sekolah minggu dalam menerapkan pembinaan karakter bukanlah hanya mengarah pada penguasaan pengetahuan tetapi, pada perubahan karakter dan cara berbicara yang baik dalam bersopan santun ditengah lingkungan masyarakat. Dalam mempersiapkan generasai sekarang ini perlu adanya proses yang panjang dalam mendidik dan mengajarkan kepribadian yang baik dalam hidup bermasyarakat supaya melalui pembinaan karakter ini mereka dapat berperan aktif dalam mengembangkan kemampuan yang mereka miliki dan mampu mengunakan iman ditengah tantangan pergaulan hidup ini.
Maka dari pada itu, dalam pembinaan anak-anak harus disertai dengan takut akan Tuhan supaya tidak telepas dari firman Tuhan dimana guru dituntut dapat menjadi teladan dalam bertingkalaku dan menjadi pelaku firman Tuhan, serta mampu mengarahkan anak-anak untuk hidup takut akan Tuhan supaya tidak terlepas dari firman Tuhan yaitu:“Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan mendidik orang dalam kebenaran”.( II Timotius 3:16). Jelas bahwa pembinaan karakterperlu diterapkan kepada anak dalam mengajarkan bagaimana hidup sebagai saksi Tuhan ditengah lingkungan masyarakat yang majemukGuru .
B. Dasar Pembinaan
Dasar dalam pembinaan anak untuk dapat memiliki karakter yang baik adalah membimbing mereka dengan penuh kasih berdasarkan firman Tuhan, maka;Amsal 14:13 “Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.” Amsal 12:1 “Siapa mencintai didikan, mencintai pengetahuan; tetapi siapa yang membenci teguran, adalah dungu.”. Sesuai dengan Amsal 19:20 menjelaskan “Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak dimasa depan.”
Sangat jelas didikan perlu diberikan kepada anak-anak supaya dengan dasar pemahaman didikan yang diterapkan menjadiakn mereka bijak dimasa depan.Dengan ini, dasar pembinaan yang diterapkan oleh guru-guru sekolah minggu adalah Alkitab. Alkitab adalah landasan utama bagi guru-guru dalam mendidik, mengajar, membimbing dan mengarahkan anak dalam hidup takut akan Tuhan.
II Timotius 3:16 “ Segala Tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran”. Maka dari sejak dahulu dalam perjanjian lama dan sampai pada perjanjian baru bahwa, didikan itu sangat perlu.
Menurut Soetinah Soewondo menjelaskan, “Yang dimaksud dengan dasar Pembinaan adalah suatu landasan atau pegangan yang dijadikan landasan dalam menyelenggarakan pendidikan.”[2]Dasar mendidik perlu diketahui belajar itu adalah peristiwa yang terjadi secara sadar artinya ketika seseorang yang terlibat dalam peristiwa ini pada akhirnya menyadari bahwa ia telah mempelajari segala sesuatu dan ini merupakan proses dasar dalam pendidikan.
Perubahan dalam pembinaan anak-anak ditentukan sampai sejauh mana kerjasama guru-guru sekolah minggu, dalam mengajarkan dan menerapakn firman Tuhan kepada anak-anaknya sebab, Perubahan itu dapat terjadi dalam kehidupan anak-anak asalkan saja mereka mau menyerahkan hidup sungguh-sungguh takut akan Tuhan Ini merupakan dasar pembinaan yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhandan jika kita melakukan dan menerapkannya kepada anak-anak agar mereka mempunyai jaminan keselamatan di dalam Tuhan.Jadi yang perlu diketahui dalam mendidik anak-anak harus didasari dengan penuh kasih dan kesabaran dalam pembinaan.
C. Model Pembinaan Dalam Perjanjian Lama
Dalam Perjanjian lama dapat diketahui, bahwa pembinaan sudah ada dimana Henokh adalah seorang guru yang mengajarkan pelajaran yang sangat penting kepada umat manusia bagaimana cara-cara hidup sebagai orang yang percaya kepada Allahdan takut akan Tuhan.(Kejadian 5:21-24) (Ibrani 11:5) Menurut Abraham Park mejelaskan; “Henokh adalah seorang guru yang mengajarkan yang sangat penting kepada manusia, selain itu arti dari nama Henokh artinya “Dedikasi” (dipersembahkan) namanya juga berarti orang yang menerima kepercayaan untuk suatu tugas, Permulaan guru (mengajar) dari sudut pandang sejarah penebusan berdasarkan tugas yang ditanggungkan oleh Henokh.”[3].
Dapat dikatakan bahwa Henokh adalah guru yang melakukan pembinaan kepada orang yang belum percaya pada saat itu untuk dapat membimbing mereka dan mengajarkan mereka akan hidup takut akan Tuhan. Abraham juga mengatakan bahwa;
”Dibalik nama yang diberikan kepada Henokh memiliki tugas yang ditanggungkan olehnya, kita dapat mengerti makna dibalik nama tersebut sebagai berikut:
a) Henokh adalah seorang yang menerima kepercayaan Allah dengan hidup berjalan bersama-Nya dan menyenagkan-Nya (Ibrani 11:5).
b) Henokh adalah guru bagi semua umat manusia yang pertama kali mengajarkan tentang kebenaran bahwa orang hidup berjalan bersama Allah dalam iman akan memperoleh hidup kekal (Kejadian 5:21-24). Pelajaran yang sangat penting yang diajarkan oleh Henokh kepada umat manusia adalah fakta bahwa ada “transfigurasi (diubah)” dan naik ke Surga tanpa mengalami kematian”.[4]
Jelas dapat dikatakan Henokh adalah sebagai guru yang penting dan perlu diteladani dalam membimbing dan mengarahkan orang-orang yang belum percaya kepada Allah, dan juga menjadi guru yang terpandang baik dalam mengajarannya, yang benar-benar hidup kudus dan hidup sesuai dengan pengajarannya sehingga ia berkenan dihadapan Allah dan terangkat kesurga.
Dalam perjanjian lama terbukti, pembinaan sudah ada ketika Tuhan memberikan perintah kepada Musa menjadi guru bagi orang Israel untuk mendidik mereka hidup dalam Tuhan.Musa diperintahkan Tuhan untuk menjadi guru supaya dapat mendidik dan mengajarkan mereka tentang perbuatan-perbuatan Tuhan yang besar dan ketetapan-ketetapan yang diberikan Tuhan untuk dilakukan. Hal ini dapat dilihat perintah Allah kepada Musa untuk diajarkan kepada seluruh orang Israel turun-temurun dalam Ulangan 6:6-7 Menjelaskan,“Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmudan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Dalam perjanjian lama, pembinaandimulai dari Abraham,ketika Allah memilihnya untuk menjadi guru bagi seluruh keluarganya,supaya dapat mengajarkan ketetapan-ketetapan dan peraturan Tuhan kepada anak cucunya. Abraham diperintahkan Tuhan untuk dapat mendidik anaknya dalam menerapkan kehidupan yang takut akan Tuhan kepada keturunannya.
D. Model Pembinaan Dalam Perjanjian Baru
Kitab perjanjian Baru, pertama dapat kita lihat Tuhan Yesus Kristus bertindak sebagai guru Agung dalam mendidik dalam keempat Injil: Matius, Markus, Lukas dan Yohanes.Hal ini membuktikan Tuhan Yesus Kristus dalam mendidik ketika dimana saja Ia berada seperti: Diatas bukit, dalam perahu, di Sumur, di rumah, depan pembesar-pembesar agama dan pemerintah. Tuhan Yesus juga dipanggil oleh murid-muridnya yaitu “Rabi” Markus 9:5” Kata Petrus kepada Yesus: Rabi, betapa bahagianya kami berada ditempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia.”Rabi dalam kamus Alkitab artinya: “Guru. Berasal dari bahasa Ibrani”[5] merupakan gelar kehormatan yang menyatakan disegani dan dikagumi oleh orang-orang akan pengajaran yang Ia berikan kepada mereka seperti seorang yang mahir dalam segala soal ilmu Ketuhanan. Dalam mendidik Tuhan Yesus Kristus melakukan dengan berbagai macam cara seperti: Khotba, cerita, pertanyaan dan perumpamaan yang dilakukan oleh Dia dengan berbagai metode mendidik yang dilakukan oleh-Nya. Tuhan Yesus menagajar dengan cara yang berbeda, sebagai orang yang berkuasa dan tidak seperti orang ahli taurat.(Matius 7:29). Bahkan seluruh kehidupan Tuhan Yesus adalah dipergunakan untuk mengajar tentang jalan keselamatan bagi orang-orang yang belum percaya kepada Dia.
Sebagian besar waktu-Nya dihabiskan bersama –sama dengan murid-Nya. Yesus selalu berada diantara mereka, maka Yesus kristus sangat mengenal dan memahami dengan baik akan karakter murid-Nya. Yesus Kristus mengajar orang banyak tidak hanya mereka mendengar, tetapi mereka dapat memahami dengan sangat jelas tentang pengajaran yang sedang diajarkan dan cara pengajaran-Nya berbeda dengan para ahli Taurat. Sebab Yesus Kristus mengajar dengan dengan penuh kuasa Allah sehingga orang yang mendengar sangat terkesan dan kagum akan pengajaran-Nya.
Banyak metode yang dipakai-Nya, dan segala metode itu masih penting dan perlu dipelajari oleh guru-guru sekolah minggu masa kini.Adakalanya Tuhan Yesus mengajar, Shering Ia memakai perumpamaan. juga pula Ia mengemukakan pertanyaan-pertanyaan yang kemudian menjadi bahan pengajaran-Nya. Kadang-kadang suatu percakapan biasa berkembang menjadi pengajaran yang indah.Tetapi bukan dengan perkataan-Nya saja Tuhan Yesus Kristus mengajar. Tapi juga dengan mempraktekkan apa yang dimaksudkan-Nya, seperti tatkala Ia memeluk anak-anak dan memberkati mereka, dan ini membuktikan bahwa Yesus bertindak sebagai seorang guru yang mendidik. Dengan cara yang berbeda Yesus mendidik murid-Nya, ketika Ia membasuh kaki mereka untuk mengajar mereka supaya rendah hati.Bahkan seluruh kehidupan Tuhan Yesus sendiri merupakan pengajaran sampai saat yang terakhir, karena justru dalam kesengsaraan dan kematian-Nya Ia mengajar kita tentang keselamatan hanya ada dalam Yesus Kristus.
E. Tugas guru
Perlu diberikan dan diterapkan kepada anak-anak pada usia dini agar melalui kebenaran yang sebenarnya dalam pendidikan agama Kristen akan pengetahuan, dan pola-pola pengajaran yang efektif dimaksudkan untuk anak-anak dapat meneriama Tuhan Yesus dan percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan juruselamat mereka. dan juga mendapat pengalaman hidupnya melalui hubungan yang baik dengan Tuhan.
Pembinaan pendidikan agama Krsiten adalah memperkenalkan kepada semua anak tentang Tuhan Yesus Kristus adalah anak Allah yang sempurna dan satu-satunya jalan keselamatan bagi semua umat manusia, firman Tuhan menjelaskan “kata Yesus kepadanya: Akulah jalan kebenaran dan hidup tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).Menurut Robert R. Boehike: ”Pembinaan pendidikan agama Kristen adalah pendidikan yang bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka terlibat dalam penelaahan Alkitab secara cerdas sebagaimana dengan bimbingan Roh Kudus. Pendidikan agama Kristen juga bertujuan mendidik semua putra-putri gereja agar mereka mengambil bagian dalam kebaktian dan memahami keesaan gereja, dan supaya mereka diperlengkapi untuk memilih cara-cara mengajar mewartakan serta pengabdian diri kepada Allah Bapa dan Yesus Kristus dalam pekerjaan sehari-hari serta bertanggung jawab dibawah kedaulatan Allah demi kemuliaan-Nya sebagai lambang ucapan syukur mereka yang dipilih dalam Yesus Kristus”[6].
Pembinaan pendidikan Agama Kristen dimaksudkan untuk meningkatkan potensi spiritual dan membentuk anak agar menjadi manusia yang beriman dan taat kepada Tuhan dan berahklak mulia, etika, budi pekerti dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.Peningkatan potensi spiritual mencakup pengenalan, pemahaman dan penanaman nilai-nilai keagamaan serta pengenalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kemasyarakatan.MenurutPaulus L. Kristianto menjelaskan:
“Pendidikan Agama Kristen adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus, yang membimbing setiap pribadi pada semua tingkat pada pertumbuhan, melalui pengajaran masa kini kearah pengenalan dan pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan,dan memperlengkapi mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus sang guru Agung dan perintah yang mendewasakan para murid.”[7]
Dasar hakikat dari pembinaan pendidikan Agama Kristen ialah untuk mengajak, membantu, menghantar anak untuk mengenal kasih Allah yang nyata dalam Yesus Kristus, sehingga dengan pimpinan Roh Kudus ia datang ke dalam persekutuan yang hidup dengan Tuhan.Dilihat dari kenyataan yang ada maka, dapat disimpulkan melalui istilah Pendidikan Agama Kristen sebenarnya berasal dari bahasa InggrisChristian Education. Sengaja diterjemahkan demikian, bukan harafiah ”Pendidikan Kristen,” karena pengertiannya yang agak berbeda. Istilah Pendidikan Kristen dalam Bahasa Indonesia menunjukan pada pengajaran yang berpusat pada Alkitab tetapi diberikan dalam nuansa Kristen juga dapat berarti sekolah-sekolah yang dijalankan oleh Gereja atau organisasi/yayasan Kristen.Istilah Pendidikan Agama Kristen (PAK) dibedakan dengan istilah Pendidikan Kristen karena, Pendidikan Agama Kristen merupakan pendidikan yang berporos pada pribadi Tuhan Yesus Kristus dan Alkitab sebagai dasar pengajarannya. Hakikat pembinaan adalah suatu sistem pengarahan yang terencana dan sistematis dengan maksud agar proses mendidik seseorang atau kelompok orang dapat berlangsung sehingga terjadi perubahan, yakni meningkatkan kompetensi bakat anak tersebut. Karena itu, guru sebagai ujung tombak dalam pembinaan seharusnya berusaha menciptakan sistem lingkungan atau kondisi yang kondusif agar dapat mengarahakan dan mendidik anakdi sekolah minggu berlangsung.
F. Fungsi Guru Dalam Pembinaan
Pentingnya fungsi guru sekolah minggu,dalam mengajar dan mengarahkan anak-anak untuk dapat menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat mereka, dalam mengajar harus mempunyai tujuan dan recana yang jelas yang akan dicapai dalam mengajar supaya adanya kerjasama, guru sekolah minggu dalam mendidik. Andar Isamail, menjelaskan, “Mengajar bagi seorang guru adalah juga berarti merancang sebuah rencana mengajar yang memungkinkan naradidik secara bertahap tertarik pada pokok bahasan lalu mendorong dirinya untuk memahami dan merealisasikan arti yang ia kemukakan kedalam hidup sehari-hari”[8]. Penetapan pelajaran ini juga penting dalam mengelola situasi pada saat kita menyampaikan pelajaran kepada anak-anak sekolah minggu, agar melalui kegiatan yang kita lakukan dapat mengarahkan anak-anak untuk mereka dapat memahami dengan baik apa yang kita ajarakan.Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam bukunya Belajar dan Pembelajaran menjelaskan; “Fungsi guru yang penting adalah sebagai berikut: A. Menyusun program pembelajaran. B. Memberi informasi tentang benar. C. Memberi fasilitas belajar yang baik. D. Membimbing anak untuk dapat informasi yang benar. E. Penilaian memperoleh informasi.”[9]
Guru dalam mengajar anak sekolah minggu sebaiknya melakukan persiapan yang cukup baik sebelum mengajar firman Tuhan kepada anak agar, melalui persiapan mengajar dan juga mengandalkan Tuhan melalui hubungan doa dengan Tuhan supaya guru terus menaruh pengharapan dan kekuatan hanya pada Tuhan dalam mengajar karena sebagai seorang guru menyadari akan keterbatasan yang ada padanya. Menurut Jon Macarthur menjelaskan “Guru sekolah minggu, harus memahami bahwa keberhasilan mendidik tergantung pada kemampuan dan kerjasama yang baik diantara guru-guru dan kemampuan dalam menyampaikan bahan pelajaran kepada anak”[10]. Jadi dapat dikatakan pentingnya fungsi guru dalam proses belajar mengajar anak-anak sekolah minggu, hal ini dikarenakan untuk mencapai keberhasilan dalam proses mendidik.
Guru mempunyai fungsi yang penting dalam mengarahkan anak untuk dapat mengalami perubahan kearah lebih yang baik maka dari pada itu dalam mendidik anak-anak, guru harus melihat apa yang menjadi kebutuhan anak-anak sekolah minggu secara khusus dalam memberi arahan-arahan dan bimbingan – bimbingan firman Tuhan yang sesuai dengan keadaan anak-anak atau memilih metode pengajaran yang cocok dengan keadaan mereka. Maka, Hayman Ronald, T. Berpendapat; “Metode dipilih oleh guru dan bukan oleh naradidik, hal ini disebabkan oleh karena gurulah yang hendak melakukan pembimbingan kepada naradidik, ia hendak mempertimbangkan dan memilih metode yang paling sesuai dengan apa yang hendak disampaikan.”[11]
Jelas sekali prinsip-prinsip inilah yang harus diperhatikan secara khusus oleh guru-guru sekolah minggu dalam pembinaan anak-anak pada masa ini, karena yang paling penting adalah guru-guru dapat melihat apa yang menjadi kebutuhan yang paling mendesak dari anak-anak, dengan melihat kebutuhan yang mereka perlu maka guru perlu mengajarkan mereka untuk dapat menjadi anak-anak yang mengalami perubahan baik melaui pikiran (pengetahuan), Karakter dan menumbuhkan bakat yang ada pada anak-anak.
Secara khusus guru sekolah minggu harus menyadari akan dirinya sendiri bagaimana guru dapat menjadi contoh dalam mendidik, mengajar, membimbing dan mengarakan anak-anak. Karena disini gurulah yang menjadi panutan utama dalam mendidik, maka itu guru juga harus memahami sampai sejauh mana kemampuan yang dimiliki oleh guru dan menagani anak-anak.Menurut Robert M. Gagne dalam bukunya menjelaskan; “ada tiga hal Funsi guru dalam proses pembinaan belajar mengajar antara lain:
1. Sebagai rancangan pengajaran (Designer of instruction)
2. Sebagai pengelola pengajaran (Manager of instruction)
3. Sebagai penilai prestasi belajar peserta didik (evaluator of student learning)
Tiga fungsi guru sekolah minggu tersebut memiliki bobot yang amat penting, terutama untuk memotivasi dan memfasilitasi anak-anak sekolah minggu dan ditunjang oleh perkembangan teknologi, komunikasi dan informasi masa kini, perserta didik dapat belajar dari berbagai macam media pembelajaran seperti internet, televisi dan hal ini menuntut guru belajar lebih keras untuk mempertajam Visi dan meningkatkan kemampuan dalam mengajar.”[12]
Kemampuan dalam mengajar sangat ditentukan oleh persiapan dan sikap guru dalam mengelolah suasanan pembelajaran di dalam kelas hal ini disebabkan karena adanya perkembangan teknologi dan informatika yang sangat pesat maka, guru sekolah minggu harus berkerja keras dalam persiapan dalam mengetahui perkembangan pengetahuan pada masa ini karena, guru sekolah minggu harus mampu menguasai pelajaran firman Tuhan dan metode-metode yang efektif dalam pengajaran yang diajarkan maka guru adalah seorang yang profesional. Penguasan materi pelajaran yang mendalam, dan persiapan pembelajaran yang cukup dibutuhkan untuk meningkatakan mutu pembelajaran yang hidup dan bermakna akan menghasilkan pendidikan yang berkualitas disinilah guru membutuhkan pembelajaran yang efektif untuk menghasilkan kegiatan belajar mengajar yang berkulitas.
Dengan demikian guru dalam mendidik anak-anak sekolah minggu harus memiliki perencanan yang jelas, dalam mendidik agar mewujudkan tujuan pembinaan karakter dapat terlaksanan dalam mendidik, maka Ellen, G White, “menjelaskan fungsi guru sekolah minggu dalam mendidik semuanya tergantung pada kemampuan guru dalam mengajar maka guru harus memiliki sebagai berikut:
1. Sasaran yang jelas dalam mencapai tujuan
2. Persiapan, latihan yang sesuai dengan firman Tuhan yang diajarkan
3. Menguasai suasana kelas sekolah minggu ketika mengajarkan firman Tuhan.”[13]
Supaya ada terjalin hubungan yang baik diantara guru-guru dan murid-murid. Dalam pembinaan karakter oleh guru-guru sekolah minggu untuk menolong anak-anak agar dapat mengajar dan memahami setiap sikap, moral dan pikiran yang tidak baik dalam pergaulan dan juga belajar memahami setiap kesulitan yang akan dihadapai dalam lingkungan masyarakat untuk menacari jalan keluar dan dapat dipastikan dapat mengubah cara pandang anak-anak yang lebih baik lagi.
G. Model Pembinaan Pendekatan Langsung
Pembinaan karakter sanggat penting untuk diterapkan pada anak usia dini supaya dapat menghasilkan sikap dan tatakrama serta nilai-nilai norma yang baik dalam pergaulan, karena itu guru sekolah minggu dituntut lebih kreaktif dalam mengajar tetapi, dalam mengatasi masalah yang ada dengan karakter anak yang tidak baik yang suka mengucapkan kata-kata kotor, berontak, kurangnya sikap sopan santun dalam berbicara dan bersikap dalam pergaulan anak usia ini.Model pembinaan kepada anak sekolah minggu, melalui pendekatan lansung guru harus kreaktif dan efektif mengembangkan kemampuan dalam mengajar supaya dapat menghasilkan karakter yang bijaksana, hal tersebut sesuai dengan pendapat Juliastri mengatakan bahwa,“Kata bijaksana adalah bertindak sesuai dengan pikiran, akal sehat sehingga menghasilkan perilaku yang tepat, sesuai dan pas.Biasanya sebelum bertindak disertai dengan pemikiran yang cukup matang sehingga tindakan yang dihasilkan tidak menyimpang dari pemikiran”.[14]
Karakter yang bijaksanaini yang perlu diterapkan guru-guru kepada anak usia ini agar mereka cenderung bertindak tepat dan baikbermoral, adil mengunakan akal budinya dan juga arif dalam segala sesuatu dalam mengambil keputusan.
H. Membagun persahabatan dengan Anak
Langkah-langkah pembinaan karakteryang adalah , membangun persahabatan, menerapkan firman Tuhan, konseling dan kelompok doa guru-guru.Model pembinaan ini sangat penting untuk dilakukan dalam pembinaan kepada anak dimaksudkan supaya guru memahami secara jelas karakter mereka dan kehidupanya setiap hari.Mary Go Setiawani menjelaskan bahwa, “Membimbing adalah suatu proses memberikan pertolongan. Jadi segala proses pertolongan tentu bersangkut paut dengan pergaulan antara sesama. Baik buruknya hubungan antarapembimbing dan yang dibimbing merupakan unsur yang amat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya bimbingan yang diberikan.”[15]
Jelas dapat dikatakan hubungan antara guru dan anak sekolah minggu harus memiliki hubungan yang baik dalam membangun persahabatan untuk dapat memahami setiap karakter anak melalui pengenalan dan tindakan anaknya supaya guru mampu menentukan pembinaan yang cocok untuk anak usia ini. John M. Nainggolan mengatakan “Hal utama bagi guru pendidikan agama Kristen ialah mengajarkan firman Allah agar siswa memiliki pedoman dalam kehidupannya dan pada akhirnya mereka akan mengalami perubahan.”[16] Menerapkan firman Tuhan kepada anak-anak di sekolah minggu sangatlah berguna untuk dapat mengarahkan mereka memiliki karakter yang baik, bertatakrama, bertanggung jawab dan hubungan yang baik dengan Tuhan dan menjalin pergaulan yang baik pula dengan sesama sehingga dapat menjadi teladan kepada lingkungan sekitar.
I. Konseling
Langkah pembinaan karakter anak melalui konselingsanggat penting sekali untuk dilakukan dalam pembinaan anak-anak sekolah minggu karena dengan cara ini dapat membantu guru-guru dalam memahami setiap kendala yang dihadapi oleh anak untuk memberikan jalan keluar mengenai tingkah laku anak. Maka Shertzer dan Stone menjelaskan “Konseling adalah interaksi yang terjadi antara dua orang individu masing-masing disebut konselor dan klien, terjadi suasana dalam profesional, dilakukan dan dijaga sebagai alat memudahkan perubahan dalam tingkah laku klien”[17].Dengankonseling yang dilakukan dapat memberikan informasi kepada guru agar dapat memahami anak didiknya, membantu guru untuk mengatasi pembinaan karakter anak.
Mary Go Setaiwani menjelaskan, “Berdoa dan membimbing, masalah tingkah laku yang agak serius, berdoalah memohan pertolongan Tuhan dan mengadakan bimbingan secara pribadi.”[18] Penjelaskan diatas dapat dikatakan pentingnya doa oleh guru-guru sekolah minggu sebab, doa merupakan dasar yang harus dilakukan dalam pembinaan karakter anak karena melalui doa, pembinaan karakter anak dapat berjalan dengan baik.
J. Mendidik dengan penuh kesabaran dan berlandaskan kasih
Mendidik dengan penuh kesabaran merupakan mendidik dalam menguasai diri sendiri dalam bersikap dan mampu bertindak untuk menahan emosi yang berlebihan dalam mengatasi hambatan yang terjadi dalam pembinaan. Upaya pembinaan yang dilakukan guru kepada anak sekolah minggu harus memiliki kesabaran sesuai dengan pendapat Winda Ayuningtyas “Sikap sabar harus diterapkan dalam segala bidang kehidupan, tidak hanya dalam menghadapi masalah petaka saja, tetapi pada setiap aktivitas hidup manusia”[19].Jadi guru-guru sekolah minggu dalam pembinaan anak harus didasarkan dengan kesabaran baik dalam segala bidang kehidupan supaya teladan yang diterapkan guru dalam pembinaan benar-benar bermanfaat. Pembinaan dengan penuh kesabaran dan berlandaskan kasih sangat berguna sekali karena melalui upaya ini guru dapat membangun hubungan yang baik dengan anak sebab dengan cara yang demikian tujuan pembinaan karakter dapat tercapai dengan baik.
K. Kerjasama guru-guru
Kerjasama guru dalam pembinaan merupakan upaya dalam mengatasi pembinaan karakter anak oleh karena itu perlu, adanya kerjasama yang baik diantara guru-guru, kerjasama tersebut bersangkut paut dengan adanya kekompakan guru-guru dalam pembinaan. “Kerjasama merujuk pada praktik seseorang atau kelompok yang lebih besar yang bekerja dikhayalak dengan tujuan atau kemungkinan metode yang disetujui bersama-sama secara umum.”[20]Maka dalam mendidikharus mempunyai kerjasama yang baik diantara guru-guru danmemiliki tujuan yang jelas serta disetujui dalam mengambil keputusan bersama, dengan adanya hubungan kerjasama kelompok guru-guru dalam mangatasi setiap permasalahan sehingga dampak dari hasil pembinaan dapat memiliki sasaran yang jelas dan terarah dalam pembinaan karakter anak.
Kesimpulan
Pembinaan karakter anak yang diterapkan oleh guru sekolah minggu sangat berperan penting dalam mendidik anak-anak pada usia dini, karena dengan pembinaan yang baik dan benar untuk menentukan sikap dan kepribadian dimasa yang akan dan dalam hal ini, pembinaan karakter anak oleh guru-guru sekolah minggu sangatlah berguna dalam mendidik dan membimbing anak-anak sekolah minggu agar dapat mengalami perubahan karakter dan tingkalaku dalam masyarakat maka, dari pada itu kesempatan ini harus diajarkan dengan perhatian arahan yang benar berdasarkan firman Tuhan.
Karena keberhasilan dalam mendidik dapat dipengaruhi oleh kemampuan kerja sama guru-guru sekolah minggu dalam menerapkan firman Tuhan kepada anak didikannya, dan kemampuan guru-guru tersebut berkaitan dengan hubungan kerja sama diantara guru-guru dalam melibatkan orang tua anak supaya dengan pembinaan yang diterapakan,anak pada usia ini jika dibina secara baik dan teratur dapat menghasilkan dampak perubahan yang sangat baik seperti; memiliki moral yang baik, bertatakrama, saling mengasihi dan takut akan Tuhan sesuai dengan firman Tuhan, II Timotius 3:16 “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakukan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
[2] Ibid, Hal 43
[4] Ibid, Hal 127
[12] Robert M,Gagne, Instructional Desigin,( Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002)Hal 23
[13] Ellen, G. White,Mengelola Sekolah Minggu yang Efektif. (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2001) Hal 50
[14] http://m.kompasiana.com/post.
[15] Ibid, Hal 62
[16] Ibid, Hal 13
[17] http://carapedia.com
[18] Ibid, Hal 67
[19] http://m.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar