HOMILETIKA



KHOTBAH SEBAGAI ILMU

I.  Definisi

Kata "homiletik" sebenarnya tidak terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dalam bahasa Inggris, istilah homiletics baru muncul pada abad ke 17, dan sejak itu kata ini dipakai untuk menunjuk ilmu berkhotbah. Di kalangan orang Kristen, arti sempit kata ini menunjuk suatu mata pelajaran teologi praktis di seminari yang mengajar mahasiswa/i membuat dan menyampaikan khotbah. Arti lebih luas kata ini menunjuk studi berkhotbah. Jadi homiletik berkaitan dengan penyelidikan, pembahasan, pengembangan ilmu dan praktik berkhotbah.

Homiletik berhubungan dengan teologi (atau ilmu) dan seni. Dikatakan berhubungan dengan ilmu, karena dalam sebuah khotbah terdapat unsur teologi, atau yang lebih tepat penafsiran Alkitab. Dikatakan berhubungan dengan seni, karena unsur penting dalam khotbah, yaitu penafsiran Alkitab juga berkaitan dengan seni.Selain itu penyusunan dan penyampian khotbah juga berhubungan dengan retorika. Retorika adalah seni berpidato, seni ini perlu dikuasai setiap pengkhotbah. Walaupun homiletik berhubungan dengan retorika, tetapi homiletik bukanlah cabang retorika, melainkan cabang teologi. Dengan mempelajari homiletik, diharapkan seorang pengkhotbah dapat menulis naskah khotbah yang rapi berdasarkan Alkitab, lalu menyampaikannya dengan meyakinkan, berwibawa, jelas, dan menarik.

II.  Batasan Pengertian

Khotbah adalah salah satu cara yang dipakai untuk mengkomunikasikan pesan. Dalam tradisi Kristen, pesan ini didasarkan pada apa yang tertulis di dalam Alkitab atau yang biasa disebut kabar baik. Dalam bahasa Yunani, kabar baik ini disebut eungalion. Alkitab sebagai sumber pemberitaan Firman Tuhan melalui proses. Sehingga khotbah yang disampaikan bukan pemikiran subjektif si pengkhotbah. Pesan dari teks Alkitab itu yang menjadi inti khotbah.

Pesan yang diberitakan itu di dalam bahasa Yunani disebut Kerygma. Kerygma merupakan pesan dari teks Alkitab yang telah ditafsirkan sebelumnya. Cara mengkomunikasikan khotbah juga berbeda dengan cara komunikasi yang lain. Khotbah di Bukit merupakan salah satu contoh khotbah yang dilakukan oleh Yesus. Khotbah di Bukit juga menjadi salah satu rujukan di dalam etika Perjanjian Baru. Yesus di dalam pemberitaan-Nya tersebut berisi tentang Kerajaan Allah yang akan datang. Khotbah itu pun berisi panggilan atau seruan Yesus kepada setiap orang untuk bertobat.

Selain Yesus, tokoh yang terkenal dengan khotbahnya di dalam Perjanjian Baru adalah Paulus. Pemberitaan berita kesukaan dari Paulus terpusat pada kematian dan kebangkitan Kristus menurut Kitab Suci. di dalam berkhotbah ada cara-cara tertentu di dalam ilmu berkhotbah. Ilmu Khotbah juga dikenal dengan istilah homiletika. Homiletika merupakan alat yang harus dikuasai oleh seorang pengkhotbah. Di dalam penyusunan khotbah juga diperlukan proses hermeneutik. Proses Hermeneutik ini membantu pengkhotbah dalam menafsir teks sehingga kontekstual.

III. Khotbah di dalam sejarah Kekristenan

Khotbah dalam kekritenan pertama kali muncul dari praktek Yahudi. Kemudian, praktik tersebut berkembang di dalam liturgi Kristen. Khotbah di dalam gereja zaman Perjanjian Baru bersifat Injili, yaitu pidato dari perkembangan komunitas dan sebuah perluasan perkembangan misionaris. Khotbah bertujuan untuk menyampaikan pesan dalam Alkitab, seperti inti di dalam kehidupan, kematian, kebangkitan, dan pengharapan akan kedatangan Yesus Kristus. Pada masa mehidupan gereja awal, pengkhotbah itu adalah guru, pemimpin spiritual, dan apologetis. Gereja-gereja awal juga tidak membedakan khotbah dengan pengajaran. Dengan kata lain pengajaran adalah khotbah.



Artikel Homiletika Lainnya: 

Pribadi Seorang Pengkhotbah

Tidak ada komentar:

DOKTRIN KRISTUS (KRISTOLOGI)

PANDANGAN KONTEMPORER TENTANG KRIST US A.       Ebionisme: “Yesus manusia biasa, diangkat menjadi Mesias karena kesalehan.” Go...