1. Rasul Yohanes
Yohanes, saudara Yakobus dan anak dari
Zebedeus, tadinya adalah seorang pelayan di Galilea (Mrk.1:19-20). Ia pasti
memiliki usaha yang cukup menguntungkan sehingga ia mempekerjakan
pelayan-pelayan dalam usaha nelayannya (Mrk.1:20). Ibunya Salome adalah saudara
perempuan Maria, ibu Yesus. Hal itu berarti ia adalah saudara sepupu Yesus
(Yoh. 19:25, mat. 27:56, Mrk. 15:40,47). Ibunya adalah salah seorang yang
mengikut Yesus dan memberi dukungan kepada Yesus. (Luk. 8:3, Mat. 27:55-56;
Mrk. 15:40-41). Yohanes tidak diragukan sebagai salah satu dari dua murid yang
mengikuti Yesus pada awal pelayanan-Nya (Yoh.1:35-37).
Kira-kira setahun
setelah itu, Yohanes disebut sebagai salah satu dari keduabelas rasul
(Mat.10:2). Yohanes bersama Petrus dan Yakobus adalah salah satu dari dekat
Yesus yang menyaksikan transfigurasi (Mat.17:1-8), kebangkitan anak perempuan
Yairus (Mrk.5:37-43), dan pada waktu Yesus bergumul di Getsemani
(Mat.26:37-38). Pada Perjamuan Terakhir, Yohanes, yang dikenal sebagai murid
“yang dikasihi Yesus” memiliki posisi khusus di samping Yesus (Yoh. 13:23).
Yesus juga menyerahkan Maria pada pemeliharaan Yohanes di kayu salib (Yoh.
19:26-27).
Yohanes menyaksikan kebangkitan Yesus paling sedikit dua kali
sebelum kenaikan, di ruang atas (Yoh.20:19-20) dan di Galilea (Yoh.21:2), dan
paling sedikit tiga kali setelah kenaikan, yaitu sebagai Tuhan dari gereja
(Why.1:12-18), hakim orang berdosa (Why. 5:4-7), dan Raja segala raja (Why.
19:11-16). Di kitab KPR ia muncul dalam posisi utama bersama Petrus. Yohanes
dikenal sebagai salah satu sokoguru gereja. Menurut Irenaeus, Yohanes suatu
waktu pindah ke Efesus dan tinggal sampai usia lanjut, hidup sampai
pemerintahan Tjajan (98-117 AD).
2. Teologi Yohanes
Sumber untuk studi teologi Yohanes,
adalah Injil Yohanes, ketiga surat Yohanes, dan kitab Wahyu. Meskipun ada
pendekatan lain sebagai alternatif untuk mempelajari teologi Yohanes, namun
studi ini akan digabungkan dengan pengajaran Yesus yang dicatat di Injil
Yohanes demikian pula tulisan Yohanes sendiri secara khusus. Diasumsikan bahwa
pengajaran Tuhan yang dicatat oleh Yohanes dapat dipertimbangkan sebagai
teologi Yohanes karena Yohanes mencatat pernyataan Yesus, dengan anggapan semua
itu bagian dari suatu penekanan yang penting dari Yohanes.
Teologi Yohanes berpusat pada Pribadi
Kristus dan wahyu Allah yang diberikan melaui kedatangan Yesus Kristus. Pribadi
yang bersama Allah sejak kekekalan sekarang menjadi manusia, dan Yohanes
memberitakan kemuliaan-Nya. Wahyu tentang terang inilah yang dijabarkan Yohanes
dalam Injilnya, surat-suratnya dan kitab Wahyu. Yohanes memberikan sebuah
ringkasan dari teologinya di pendahuluan injilnya (Yoh. 1:1-18), dimana
didalamnya ia menjabarkan wahyu tentang hidup dan terang melaui Sang Putra dan
juga menjabarkan dosa yang menggelapi dunia dan menolak terang itu.
Introduksi
Teologi Yohanes
1. Penulis Injil Yohanes
a. Penulis
1) Bukti Eksternal: Irenaeus,
Tertullianus, Origen menunjuk rasul Yohanes sebagai penulis.
2) Bukti Internal:
Tradisi mendukung rasul
Yohanmes sebagai penulis, karena penulis adalah seorang Yahudi, saksi mata
Tuhan Yesus, dan ia menyebut dirinya sendiri murid “yang dikasihi Yesus”.
b. Penulisan:
1) Sangat mungkin bahwa
peristiwa tahun 70 A.D. sudah lewat bahkan agak lama, oleh sebab itu tidak
disinggung lagi dalam sejarah Yahudi dalam tulisannya.
2) Manuscript P-52, sebuah pragmen
yang berisi Injil Yohanes diberi penanggalan 125 A.D.;tetapi ini buku autographa
tetapi apografa.
3) Kemungkinan Injil ini ditulis
pada akhir abad 1 dan tentunya sebelum pembuangan ke pulau Patmos, berarti
antar tahun 90-95 A.D.
c. Alamat Pengirim dan yang
Dituju:
Ia
menulis kepada orang-orang Kristen secara umum di Asia
kecil dari Efesus
d. Tujuan Injil Yohanes:
Untuk menginjili memulai
menunjukan bahwa Kristus adalah Anak Allah, dan bahwa melalui iamn didalam Dia
kita memperoleh hidup kekal (20:31;3:36).
e. Thema Injil Yohanes
“Krisus
adalah Anak Allah dan Firman Allah yang Menjadi Manusia”.
f. Karakteristik Injil
Yohanes:
- Yohanes banyak mencatat tanda-tanda mujizat (2:11)
- Ia mencatat banyak pasangan kata P.L. ‘AKU ADALAH AKU’ (eyeh asyer eyeh) dalam bentuk Yunani ‘ego eimi’; Terang dunia; pintu; gembala yang baik; kebangkitan dan hidup; jalan dan kebenaran dan hidup;pokok anggur yang benar.
- Banyak berisikan detail-detail thological khususnya tentang pribadi dan karia inkarnasi allah dalam Kristus.
2. Penulis I Yohanes
a. Penulis
- Bukti Eksternal: Policarpus, Papias, Origen menyatakan Yohanes adalah penulisnya.
- Bukti Internal: Ada banyak istilah theology maupun kata-kata yang sama dengan Injil Yohanes (1:1 band. Yoh. 1). Penulis saksi mata Kristus (1:1)
b. Waktu Penulisan :
Surat ini dan ulisan-tulisan
Yohanes yang lain berkisar antara tahun 85-98 A.D.; yaitu pada akhir
pelayanannya menjadi gembala di Efesus
c. Alamat Pengirim dan yang
Dituju:
Dikirim
dari Efesus dan ditujukan kepada jemaat Asia kecil.
d. Tujuan Penulis:
Menasehati orang percaya
agar hidup atau berjalan sesuai dengan Injil Keselamatan dan menentang ajaran
sesat yaiu, ‘gnostik’.
e. Thema I Yohanes: “Nyata di
dalam Kristus”.
f. Karakteristik I Yohanes:
Memberikan gambaran ajaran sesat abad
1.
Johannine Comma (5:7-8) adalah otentik karena
argumentasi grammatical & theological-nya sesuai dengan Injil Yohanes.
3. Penulis II Yohanes
a. Penulis
- Bukti Eksternal: Yohanes diakui sebagai penulis oleh Irenaeus, Origen, dan Cyprianus.
- Bukti Internal: “Seorang penatua” (1:1), bukan rasul lain, berarti Yohanes.
b. Waktu Penulisan : Diperkirakan
antara tahun 85-98 A.D.
c. Alamat Pengirim dan yang Dituju
Dari
Efesus kepada ‘Ibu Terpilih’ – kemungkinan jemaat lokal.
d. Tujuan II Yohanes:
Memberikan
petunjuk theologis untuk menilai ajaran sesat yang mulai berkembang.
e. Thema II Yohanes: “Berjalan
dalam kebenaran.”
f.
Karakteristik II Yohanes:
- Menekankan kasih persaudaraan
- Kepercayaan dalam inkarnasi Kristus adalah dasar untuk Kekristenan fundamental.
4. Penulis III Yohanes:
a. Penulis
- Bukti Eksternal:Irenaeus, Dionysius, Cypryanus menunjukan kepada Yohanes.
- Bukti Internal:Sama dengan I & II Yohanes
b. Waktu Penulisan: Kurang lebih sama dengan
1&2 Yohanes
c. Alamat Pengirim dan yang
Dituju: Ditulis
dari Efesus dan ditujukan kepada Gayus
d. Tujuan III Yohanes: Menghadapi
Diotrefes (1:9) yang mau menguasai jemaat.
e. Karakteristik III Yohanes: Pembuat
kejahatan dalam jemaat-jemaat lokal ‘tidak pernah melihat Allah’ (1:1).
‘Aku telah menulis’ (1:9) bisa jadi surat II Yohanes atau
surat lain yang
hilang.
5. Penulis Kitab Wahyu:
a. Penulisan
- Bukti Eksternal:Old Latin Version, kanon Muratorian, Tertullianus, Origen mengakui Yohanes sebagai penulis.
- Bukti Internal:Penulis adalah Yohanes (1:1,4,9;21:2;22:8).
b. Waktu penulisan:
Kitab terakhir dalam kanon Alkitab,
ditulis kira-kira tahun 95-98 (Why.22:18,19).
c. Alamat Pengirim dan yang
Dituju:
Yohanes menulis dari pulau Patmos
kepada tujuh jemaat di Asia Kecil.
d. Tujuan Penulisan:
Menunjukkan hal-hal yang akan terjadi berhubungan dengan Israel, jemaat
dan dunia.
e. Thema Wahyu:
“Penyingkapan Masa Lalu, Sekarang dan
Yang Akan Datang” (1:19).
f. Karakteristik Wahyu:
- Terlihat sekali hal yang dilihat Yohanes itu sulit dilukiskan dengan bahasa manusia.
- Sering memakai bilangan tujuh.
- Outline kitab ini ada pada 1:19, yaitu yang terjadi sekarang (meta tauta) dengan 4:1 ‘sesudah sekarang’ (meta tauta).
- Pendekatan-pendekatan yang berbeda terhadap interpretasi adalah pandangan preterist, idealist, historicist, dan futurist.
1. Wahyu
Yohanes menjabarkan wahyu dengan dua cara: wahyu melalui
Kitab Suci dan melalui Putra Allah:
a. Kitab. Suci
Yesus mengingatkan orang Yahudi yang
tidak percaya bahwa Kitab Suci memberikan kesaksian tentang diri-Nya (Yoh.
5:39). Yesus meneguhkan bahwa Kitab Suci adalah kebenaran yang proporsional,
yang menyatakan terang Allah melalui diri-Nya. Tenses yang menunjukkan pada
waktu sekarang, menunjukkan bahwa wahyu Kitab Suci sedang berlangsung.
Yesus
kemudian mengingatkan pendengar-Nya bahwa Musa menulis tentang Dia dan mereka
harus percaya kepada tulisan Musa yang berbicara tentang Kristus. (Yoh.
5:45-47). Lebih lanjut Kristus menyatakan bahwa “Kitab Suci tidak dapat
dibatalkan”. Dalam perdebatan-Nya Yesus menumpukan kasusnya pada integritas dan
otoritas dari wahyu yang tertulis yaitu Kitab Suci.
b. Anak Allah
Pada pendahuluan Injilnya, Yohanes
menyatakan bahwa wahyu Allah dimanifestasikan melalui anak-Nya. Pribadi yang
bersama Bapa sejak kekekalan (Yoh.1:1), sekarang tinggal dengan manusia, dan
Yohanes bersukacita karena melihat kemulian-Nya. Yohanes pasti menunjuk pada
transfigurasi dari Kristus (Mat. 17:1-8) demikian pula mujijat-mujijat Kristus
(Yoh.2:11). Wahyu Yesus juga merupakan wahyu anugrah (Yoh.1:16-17).
2. Dunia
Yohanes
menggunakan kata dunia banyak sekali; di Injil Sinoptik hanya digunakan lima
belas kali, sedang Yohanes menggunakannya sebanyak 78 kali di Injilnya dan 27
kali di tulisannya yang lain. Yohanes menggunakan kata dunia untuk menjelaskan
dunia yang berada dalam dosa, kegelapan dan di bawah kuasa setan.
a. Dunia dalam kegelapan
Yohanes menggambarkan dunia yang
berada dalam kegelapan dan melawan Kristus; dunia tidak ramah pada Kristus dan
semua yang dipercayai-Nya. Hal itu disebabkan karena dunia telah menjadi buta.
Dunia tidak mengenal Mesias pada waktu Ia datang ke dalam Dunia. Yohanes
menjabarkan dua kelompok manusia; mereka yang datang pada terang dan mereka
yang memmbenci terang itu (Yoh.1:12; 3:19-21). Orang-orang dunia membenci
terang, karena terang itu mengekspos mereka; Yesus mengatakan bahwa inilah
alasan kenapa dunia membenci-Nya. System dunia, yaiotu keinginan daging,
keinginan mata dan keangkuhan hidup, telah memimpin manusia kepada dosa.
b. Dunia di bawah Setan
Yesus menjelaskan kenapa orang yang
tidak percaya melakukan dosa; hal itu karena mereka adalah keturunan dari si
jahat (Yoh.8:44). Karena mereka adalah anak-anak dari bapak mereka yaitu si
jahat, jadi wajarlah apabila mereka melakukan keinginan bapaknya. Karena si
jahat adalah pembohong dari awalnya, maka wajarlah apabila keturunan rohani
dari si jahat menolak Kristus yang adalah kebenaran.
3. Inkarnasi
a. Terang.
Terang
adalah istilah popular Yohanes. Dalam kaitan dengan inkarnasi, Yohanes menunjuk
pada Yesus sebagai terang yang telah datang ke dunia gelap karena dosa. Karena
Yesus telah datang sebagai terang, maka adalah imperatif bahwa manusia hrus
percaya kepada-Nya (Yoh.12:35-36). Yesus, sebagai terang dunia, dapat
memberikan terang fisik (Yoh.9:7) dan terang spiritual (Yoh.8:12).
b. Hidup
Hidup juga merupakan istilah popular di Yohanes; ia
menggunakannya 36 kali di Injil, 13 kali di 1 Yohanes, dan 15 kali di kitab
Wahyu. Mujijat inkarnasi ialah bahwa Yesus hidup, diman iIa juga memiliki
sumber kehidupan sama seperti Bapa, yaitu Ia memiliki hidup dalam diriNya
sendiri, oleh sebab itu segala sesuatu bergantung pada Yesus untuk hidup dan
eksistensinya.
c. Anak Allah
Yohanes menjabarkan inkarnasi Kristus dengan menunjuk
Yesus sebagai “Putra Allah” atau “Putra”. Yesus menggunakan istilah-istilah itu
untuk diriNya sendiri dan relasinya dengan Bapa. Dan Yohanes sangat tegas dalam
menekankan kesetaraan Yesus dengan Allah.
d. Anak Manusia
Yesus pada umumnya menggunakan sebutan “Anak Manusia”
untuk menunjukkan misi-Nya. Asal mula istilah itu berasal dari Daniel 7:13 dan
menunjuk pada keberadaan surgawi yang menerima kerajaan dunia ini. Istilah
“Anak Manusia” menunjuk pada konsep Kristus akan diriNya sebagai yang berasl
mula dari Surga dan sebagai pemilik kemuliaan surga. Pada saat yang sama hal
itu menunjukkan kepada kita tentang kerendahan-Nya dan penderitaan-Nya bagi
manusia. Keduanya adalah sama.
e. Pendamaian.
Dalam nubuat. Kata bahasa Inggris atonement (pendamaian)
berasal dari dua kata “at” dan “onement”, yang berarti rekonsiliasi. Meskipun
kata pendamaian bukan merupakan kata di PB, hal itu menunjuk pada apa yang
telah diselesaikan oleh Kristus diatas kayu salib melalui penderitaan dan
kematiaan-Nya. Pada waktu Yohanes pembabtis menyerukan “Lihatlah Anak Domba Allah,
yang menghapus dosa dunia”.
Yohanes berbicara tentang penggenapan dari
persembahan korban di PL. diawali dengan provisi Allah, akan seekor domba yang
menggantikan Ishak di gunung Muria (Kej 22:8), kemudian provisi domba paskah di
Keluaran 12 sampai nubuat Yesaaya 53:7, dimana nabi Yesaya mengindikasikan
Mesias akan mati, seperti anak domba yang akan disembelih. Persembahan korban
di PL menunjuk pada kematian Mesias untuk pendamaian. Tidak diragukan lagi,
penggenapan dari tema itulah yang dijabarkan oleh Yohanes pembaptis di Yohanes
1:29.
Yesus menekankan kebenaran yang sama dari Yohanes 6:52-59. ia berbicara
tentang diri-Nya yang datang dari surgadan memberikan hidupNya bagi dunia
(Yohanes 6:33,51). Penebusan yang bersifat substitusi dapat dilihat dari preposisi
“atas” (Yunani “huper”). Dalam bagian ini9, Yesus mengajarkan tentang
kematian-Nya sebagai wakil (6:51), yang memberikan hidup kekal (6:53-55,58),
dan persekutuan dengan Kristus (6:56,57) dan hasilnya di kebangkitan (6:54).
Dalam sejarah. Karya Kristus, sesuai dengan tujuan-Nya
datang kedunia, digenapkan dalam Yohanes 19:30. Setelah enam jam diatas kayu
salib Yesus berseru, “Sudah selesai” (Yunani: tetelesthai). Yesus tidak
mengatakan, “saya telah selesai”, tetapi “telah selesai”. Ia telah menyelesaikan
pekerjaan yang diberikan Bapa kepadan-Nya; karya keselamatan telah
diselesaikan. Tensa bentuk lampau dari kata kerja tetelestai dapat
diterjemahkan, “hal akan tetap selesai”, artinya pekerjaan itu untuk selamanya
selesai dan akibat dari selesainya pekerjaan itu terus berlaku.
Di 1 Yohanes 2:1-2, Yohanes menjelaskan provisi yang
dibuat oleh Kristus untuk dosa. Kristus adalah “pembela” (Yunani; parakletos)
bagi mereka yang berdosa. Dalam konteks ini pembela berarti pengancara dalam
kasus hukum. Orang percaya memiliki Kristus sebagai pengacara pembela mereka
dalam pengadilan ilahi. Lebih lanjut Yohanes berkata Kristus adalah “korban
pendamaian” (Yunani: hilasmos) bagidosa-dosa dunia. Kata itu hanya
digunakan di Roma 3:25, dan 1Yohanes 4:10. korban pendamaian artinya Kristus
menjadi korban pendamaian bagi dosa dengan cara membayar harga dengan demikian
mengalihkan murka Allah. Korban pendamaian berpusat pada Allah, yang menyatakan
bahwa dosa telah melanggar kekudusan Allah, dan melalui kematian Kristus Allah
Bapa di puaskan dan sekarang Ia bebas untuk menyatakan kemurahan dan
pengampunan-Nya kepada orang berdosa yang percaya. Yohanes mengindikasikan
korban pendamaian adalah “untuk segala dosa kita, dan bukan hanya untuk dosa
kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia” (1Yoh 2:2). Kematian Kristus
adalah kematian substitusi yang memberikan provisi bagi orang percaya, namun
Yohanes menekankan juga kecukupannya yaitu “bagi seluruh dunia”. Meskipun
seluruh dunia tidak diselamatkan, karena Kristus adalah Allah maka kematian-Nya
adalah cukup untuk seluruh dunia, namun demikian hanya efektif bagi mereka yang
percaya.
Kebangkitan. Yohanes menjabarkan kisah kebangkitan di Yohanes 20
untuk memperlihatkan penebusan Kristus telah sampai pada puncaknya di
kebangkitan. Penebusan Kristus tidak berakhir pada kematian-Nya tetapi pada
kebangkitan-Nya; Kebangkitan itu harus terjadi untuk meneguhkan Anak Allah
(Roma1:4).
Yohanes sangat jelas menjabarkan bagaimana Petrus berlari menuju
kuburan, Yohanes tiba lebih dahulu, melihat ke dalam kubur, dan tidak melihat
apapun . petrus masuk dan berteori tentang apa yang terjadi, kemudian Yohanes
memperhatikan dan mengerti. Mereka melihat kain kafan yang tergeletak di
kuburan dan tetap berbentuk tubuh, seakan-akan masih ada tubuh di dalamnya.
Kain untuk muka masih tergulung melingkar (20:7), tetapi tubuhnya telah tidak
ada.
Yohanes “melihat dan percaya” karena ia mengerti hanya satu hal yang
mungkin telah terjadi, tubuh itu telah melewati kain kafan yang membalutnya.
Yesus telah bangkit. Yohanes memberikan penjabaran yang lebih jelas, lebih
rinci mendeskripsikannya, dibandingkan dengan Injil sinoptik tentang bagaimana
menjelaskan secara tepat apa yang telah terjadi pada waktu kebangkitan. Yohanes
kemudian menjelaskan bagaimana Kristus melewati pintu yang tertutup dalam tubuh
fisiknya dan muncul di tengah para rasul dalam tubuh kebangkitan-Nya (Yoh
20:19,26). Yohanes memverifikasi realitas dan tubuh kebangkitan Kristus,
memperlihatkan bahwa Kristus dalam karya terakhir-Nya telah mengalahkan maut
dan karena itu memberikan pengharapan dan hidup kepada yang percaya (Yohanes
11:25-26).
4.
Roh Kudus
Percakapan di Ruang atas (Yoh 14-16), Yohanes mencatat
pengajaran Yesus berkaitan dengan Roh Kudus. Ketiga fasal itu memberikan
informasi yang paling rinci tentang pribadi dan karya Roh Kudus.
Pribadi-Nya. Kepribaian dari Roh Kudus dilihat dalam kata ganti yang
digunakan untuk menjabarkan tentang Dia. Meskipun kata Roh (yunani: pneuma)
adalah netral Yesus mengatakan “Ia (maskulin) akan mengajarkan kamu segala
sesuatu” (Yoh 14:26). “Ia” (Yunani: ekeinos) adalah kata ganti maskulin.
Meskipun ada orang berpikir tentang kata ganti netral (inggris: it) supaya
cocok dengan kata benda netral (Roh), namun pemikiran yang demikian adalah
salah, karena itu berarti kita menunjuk Roh Kudus sebagai “it”,
sedangkan Ia adalah pribadi, seperti halnya dengan Bapa dan Anak. Referensi
Yesus pada Roh Kudus sebagai “Ia (maskulin)” mengkomfirmasikan personalitas
dari Roh Kudus (lihat Yoh 15:56;16:13,14).
Karya-Nya. Ia menyakinkan (Yoh 16:8-11). Karya meyakinkan
(yunani: elegxei) adalah pekerjaan seseorang pengacara penuntut yang mana Ia
berusaha untuk meyakinkan seseorang akan seseuatu. Roh Kudus bertindak sebagai
pengacara ilahi, menyakinkan dunia akan dosa, yaitu penolakan untuk percaya
kepada Yesus; Ia juga meyakinkan dunia akan kebenaran Kristus, karena
kebangkitan-Nya dan kenaikan-Nya; dan Ia meyakinkan dunia akan penghakiman
karena setan telah dihukum diatas kayu salib.
Ia melahirbarukan (Yoh 3:6). Dalam menjelaskan kelahiran
baru pada Nikodemus, Yesus mengindikasikanya sebagai kelahiran baru oleh Roh.
Ia mengajar kepada murid-murid-Nya (Yoh 14:26). Pada
waktu murid-muridNya tidak dapat secara rohani mengasimilasikan semua
pengajaran Yesus, Yesus berjanji Roh Kudus akan mengingatkan mereka akan
pengajaran Yesus. Pernyataan ini merupakan jaminan akan catatan akurat dari
tulisan PB, karena Roh Kudus akan memberikan keakuratan untuk mengingat
kembali, dan sesuai dengan itu mereka akan menulis Injil.
Ia tinggal (Yoh 14:16-17). Yesus menunjuk pada pekerjaan
baru dari Roh Kudus setelah Pentakosta, dimana kehadiran Roh Kudus ditengah
orang percaya tidak lagi bersifat sementara seperti di PL, tetapi Ia akan
tinggal secara permanen. Yesus menekankan bahwa setelah Pentakosta Roh Kudus akan
tinggal “di dalam mereka” (Yoh 14:17) dan Ia tinggal untuk “selama-lamanya”
(Yoh 14:16).
5.
Hal-hal terakhir.
Pengangkatan. Meskipun Yohanes tidak memberikan
pernyataan seeksplisit Paulus tentang pengangkatan, tanpa diragukan Yohanes
juga menunjuk pada pengangkatan dalam Yohanes 14:1-3. pengangkatan berkaitan
dengan gereja, dan Yesus berbicara pada kedua belas muridNya yang akan memulai
jemaat mula-mula di Kisah Para rasul 2. oleh karena para murid sedang berduka
akan kepergian Yesus di Yohanes 14, Ia menguatkan mereka dengan mengingatkan
mereka (sebagai gereja yang masih kecil) bahwa Ia pergi untuk menyediakan
tempat tinggal bagi mereka di Rumah Bapan-Nya. Ia berjanji untuk kembali dan
membawa mereka kepadan-Nya (Yoh 14:3). Hal itu harus dimengerti sebagai
parallel dengan pernyataan Paulus di 1Tesalonika 4:13-18.
Kesengsaraan.
Yohanes memberikan
liputan yang luas tentang masa kesengsaraan, serta merinci apa yang akan
terjadi di Wahyu 6-19. ketujuh meterai ini akan dibukakan di dunia pada
awal
kesengsaraan (Wahyu 6:1-8:1). Yang akan membawa kemenangan bagi binatang
buas
itu (6:1-2), perang (6:3-4), kelaparan (6:5-6), kematian (6:7-8), mati
syahid
(6:9-11), dan ledakan di langit dan di bumi (6:12-17). Meterai-meterai
itu
kelihatannya akan berlanjut sampai akhir masa kesengsaraan. Meterai
ketujuh
mengawali sangkakala ketujuh (8:2-11:19). Pada waktu bunyi sangkakala
itu, maka
persediaan makanan dan oksigen di bumi akan hilang (8:2-6), sepertiga
dari
kehidupan di laut akan mati (8:7), sumber air akan terkena polusi
(8:10-11),
benda-benda di langit akan menjadi gelap (8:12-13), manusia akan sangat
menderita dan ketakutan (9:1-12), dan sepertiga dari manusia akan
terbunuh
(9:13-21). Sangkakala yang ketujuh akan mengawali cawan penghakiman
(11:15-19;15:1-16:21), mengakibatkan luka-luka yang menyakitkan
(16:1-2),
kematian dari kehidupan di laut (16:3), sungai menjadi darah (16:4-7).
Manusia
mati karena kepanasan (16:8-9), kegelapan (16:10-11), dilepaskanya
tentara dari
timur yang kuat untuk mengakhiri peperangan (16:12-16), dan gempa bumi
yang
dahsyat, menghancurkan kota-kota dan bangsa-bangsa (16:17-21). Baik
agama Babel (17:1-8), maupun ekonomi Babel (18:1-24) akan dihancurkan.
Masa
kesengsaraan berpuncak pada kembalinya Kristus, dimana Ia akan
menaklukkan
semua bangsa di dunia (19:11-21).
Anti Kristus. Yohanes menggunakan
istilah anti kristus untuk menjabarkan mereka yang pada zamanya
menderikan doktrin yang salah tentang Kristus (1Yoh 2:18,22;4:3;2Yoh.7). nature
dari bidat ini adalah menyangkali kemanusiaan Kristus Yesus (2Yoh.7); Kristus
hanya tampil seperti hantu; Ia tidak benar-benar mengambil rupa manusia.
Yohanes mendeklarasikan bahwa mereka, penyangkal Yesus yang datang dalam daging
adalah anti kristus. Jadi Yohanes menggunakan istilah itu untuk menunjuk pada mereka
yang menyangkali doktrin yang benar tentang.
Yohanes menyebut pribadi yang
menyangkali Kristus sebagai binatang buas (Why 11:7;13:1,12,14,15). Yohanes
menjabarkan binatang buas ini sebagai “binatang pertama” (berlawanan dengan
nabi palsu yang mendukung binatang buas pertama ini tetapi dikenal sebagai
binatang kedua {“binatang yang lain” 13:11}). Binatang pertama adalah penguasa
politik (13:1-10) yang muncul dalam bentuk akhir sebagai penguasa kafir dan
kuasanya berasal dari setan (13:2), ia menerima sembah dan menghujat Allah
selama tiga setengah tahun (13:4-6), ia menganyiaya orang percaya (13:7), dan
menguasai dunia (13:8). Binatang pertama di dukung oleh binatang kedua yang
adalah nabi palsu dan memaksa manusia untuk menyembah binatang pertama (13:11-12);
ia menipu manusia melalui kemampuanya untuk mempertunjukkan tanda-tanda
(13:14); ia membatasi perdagangan hanya bagi mereka yang telah menerima
tandanya (13:16-17).
Pada kedatangan Yesus Kristus yang
kedua, baik binatang pertama dan binatang kedua akan dilemparkan kedalam lautan
api (19:20)
Kedatangan Kristus yang Kedua. Pada akhir dari masa
kesengsaraan, Yohanes menggambarkan kembalinya Kristus dengan kemenangan
bersama pengantin perempuan-Nya, yaitu gereja (Why 19:6-8). Pernikahan Kristus
dengan gereja terjadi di surga pada waktu periode kesengsaraan. Kristus kembali
dengan pengantin perempuan-Nya untuk memulai pesta pernikahan, yaitu di
kerajaan millennial yang terjadi diatas bumi (19:9-10). Yohanes menggambarkan
kembalinya Kristus sebagai seorang Raja yang menang – Ia memiliki banyak
mahkota diatas kepala-Nya (19:12) – Ia menyatakan perang adengan setan,
binatang dan tentara yang tidak percaya kepada-Nya (19:11,19). Senjata-Nya
adalah otoritas Firman-Nya (19:13) dengan mana Ia mengalahkan dan menaklukkan
bangsa-bangsa (19:15). Ia menghancurkan penguasa bangsa-bangsa dan melemparkan
binatang, nabi palsu (binatang kedua), dan setan ke laut api selama millennial
(19:19-20:3). Dengan kemenangan atas musuh-Nya, Kristus mendirikan kerajaan
millennial di atas bumi.
Kerajaan millennial dan kekekalan. Yohanes menjabarkan
kebangkitan dari masa kesengsaraan dan orang-orang kudus PL pada akhir masa
kesengsaraan (Why 20:4-5); mereka adalah bagian dari “kebangkitan pertama”.
Istilah kebangkitan tidak menjabarkan kebangkitan secara umum dari orang
percaya, tetapi suatu kebangkitan kepada kehidupan (20:6). Paling tidak ada
beberapa tahap dalam kebangkitan yang pertama yaitu zaman orang-orang kudus
dibangkitkan sebelum masa akesengsaraan (1Tes 4:13-18), dimana orang-orang
kudus di PL dan dimasa kesengsaraan (Why 20:4). Orang tidak percaya
dibangkitkan pada akhir masa millennium, dimana mereka akan dilemparkan kedalam
lautan api (Why 20:11-15).
Di wahyu 21:1-22-22:21 Yohanes menjabarkan
tentang kekekalan. Yerusalem baru yang Yohanes lihat akan datang dari surga
(Why 21:1-8) adalah gereja yang tetap tinggal, yaitu pengantin perempuan
(21:9), tidak diragukan lagi mereka adalah orang-orang yang telah ditebus di
segala zaman dalam kekekalan. Yerusamelm baru kemungkinan besar berhubungan
dengan millennium dan hidup kekal.
Tempat itu adalah tempat tinggal, dimana
Kristus telah pergi untuk menyediakan tempat (yoh 14:2). “kedua periode itu
kekal, bukan sementara, kondisinya adalah seperti itu, baik dikota dan bagi penghuninya.
Oleh karena itu, Yerusalem baru adalah millennial dan kekal, baik dari segi
waktu dan posisi, dan hal itu kondisinya adalah selalu kekal. Yohanes
menjelaskan bagaimana Yerusalem baru itu akan memberikan persekutuan dengan
Allah (22:4), istirahat (14:13), kepenuhan berkat (22:2), sukacita (21:4),
pelayanan (22:3) dan ibadah (7:9-12;19:1). >>yb<<
Tidak ada komentar:
Posting Komentar